Mazda Siap Boyong EZ-6 Kembaran Deepal LO7, Changan Buka Suara
16 November 2025, 17:00 WIB
Meski dihadang impor, mobil listrik China ternyata justru populer di kalangan usia milenial dan Gen Z Amerika
Oleh Serafina Ophelia
KatadataOTO – Pemerintah Amerika Serikat berlakukan tarif impor 100 persen untuk mobil listrik China. Beberapa biaya tambahan lain juga dibebankan buat produsen asal Tiongkok karena dianggap mengganggu investasi dan bisnis di AS.
Dalam sebuah pernyataan di laman resmi White House pada 14 Mei 2024, tarif impor mobil listrik mulanya adalah 25 persen. Naik jadi 100 persen karena tingginya ekspor BEV (Battery Electric Vehicle) China ke AS.
Kebijakan tersebut diharapkan bisa melindungi manufaktur Amerika Serikat dari praktik bisnis produsen China yang dianggap tidak adil.
Meski begitu nampaknya konsumen di AS justru menunjukkan ketertarikan terhadap mobil listrk China. Padahal peluang merek Tiongkok masuk negara tersebut semakin kecil sejak penerapan tarif 100 persen.
AutoPacific lakukan studi melibatkan 800 responden usia 18-80 tahun pada 22 Mei 2024. Ketika dirinci, 76 persen responden berumur di bawah 40 tahun mengaku bakal mempertimbangkan untuk beli kendaraan produksi China.
Ed Kim, Presiden dan Chief Analyst AutoPacific mengungkapkan bahwa milenial dan Gen Z merupakan kelompok usia yang paling mungkin tertarik dan membeli mobil dari China.
“Ada jumlah mengejutkan dari konsumen Amerika Serikat yang familiar dengan merek mobil China, padahal tidak dijual di sini,” ucap Ed Kim dalam keterangannya, dikutip Selasa (28/5).
Hanya saja memang masih ada kekhawatiran terkait keamanan dan privasi dari 73 persen responden berusia di bawah 40 tahun. Ini merupakan salah satu alasan pemerintah AS menaikkan tarif impor mobil listrik China.
Namun yang jadi perhatian yakni secara keseluruhan, konsumen Amerika Serikat cukup mengenal beragam merek asal Tiongkok imbas masifnya informasi di media sosial.
Fakta lain ditemukan adalah 60 persen dari total responden bersedia membeli mobil listrik China apabila dirakit lokal di AS. Karena dianggap dapat mendukung perekonomian dan pekerja lokal.
Pada akhirnya aturan baru pemerintah AS menuai kritik dari beragam berbagai pihak. Elon Musk, CEO Tesla menganggap keputusan tersebut justru dapat mengacaukan persaingan pasar dan berdampak buruk.
“Tesla berkompetisi dengan baik di pasar China tanpa tarif dan dukungan tambahan. Saya mendukung jika tidak ada tarif,” kata Musk.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
16 November 2025, 17:00 WIB
16 November 2025, 15:14 WIB
14 November 2025, 22:00 WIB
14 November 2025, 21:00 WIB
14 November 2025, 15:00 WIB
Terkini
17 November 2025, 08:00 WIB
Sebagian ruas jalan di Tol Cipularang dan Padaleunyi ditutup untuk dilakukan perbaikan selama sepekan
17 November 2025, 07:00 WIB
Kementerian Perhubungan gelar pembatasan lalu lintas di kawasan wisata saat libur Natal dan tahun baru
17 November 2025, 06:00 WIB
Agar tidak terkena tilang saat Operasi Zebra 2025, Anda bisa memanfaatkan kehadiran SIM keliling Bandung
17 November 2025, 06:00 WIB
Lima lokasi SIM keliling Jakarta kembali dibuka seperti biasa, bisa untuk perpanjangan SIM A maupun C
17 November 2025, 06:00 WIB
Ganjil genap Jakarta 17 November 2025 berbarengan dengan penyelenggaraan operasi Zebra sehingga pengawasan lebih ketat
16 November 2025, 21:24 WIB
Marco Bezzecchi tutup musim ini dengan capaian manis di MotoGP Valencia 2025 dengan finish pertama
16 November 2025, 17:00 WIB
Mazda EZ-6 dan Changan Deepal LO7 sama-sama berpeluang besar untuk dipasarkan ke konsumen di Tanah Air
16 November 2025, 15:14 WIB
Chery beri penjelasan soal Fengyun X3L yang alami kecelakaan saat sedang uji ketangguhan di Gunung Tianmen