Harga BBM Vivo Turun Hari Ini, Simak Daftar Lengkapnya
03 Maret 2025, 14:38 WIB
SPBU Shell ramai diserbu pengendara motor dan mobil dalam beberapa waktu belakangan imbas isu Pertamax oplosan
Oleh Satrio Adhy
KatadataOTO – Isu Pertamax oplosan yang merebak beberapa waktu lalu ternyata membawa berkah. Terutama bagi SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum) milik swasta.
Seperti yang sedang dirasakan oleh Shell Indonesia. Mereka kebanjiran konsumen selama beberapa hari ini.
Menurut pantauan KatadataOTO para pengguna motor antre cukup panjang ketika membeli BBM di Shell di Salemba Raya, Kecamatan Senen, Jakarta Pusat pada Rabu (05/03).
Bahkan penumpukan konsumen sampai dua baris. Padahal hal tersebut cukup jarang terjadi di SPBU satu ini.
“Iya ramai sekarang, semenjak isu di sebelah (Pertamax oplosan). Jadi tiap hari banyak konsumen,” ungkap salah satu tenaga penjual kepada KatadataOTO, Rabu (05/03).
Menurut dia saat ini, baik pengguna kendaraan roda dua serta empat banyak yang berbondong-bondong membeli produk mereka.
Akan tetapi dia enggan menyebutkan berapa jumlah peningkatan yang terjadi setelah adanya isu Pertamax oplosan.
“Lumayan (peningkatannya), jadi kerja beneran. Kan Shell awalnya lebih santai sekarang cukup ramai,” tegas dia.
Wiraniaga tersebut pun menuturkan kalau ramainya konsumen tidak hanya terjadi di SPBU Shell itu saja. Namun juga ada di beberapa lokasi lain.
Di sisi lain seorang konsumen yang tidak mau disebutkan identitasnya, mengatakan kalau ada beberapa pertimbangan kenapa lebih memilih beli BBM di SPBU swasta itu.
“Harus pilih-pilih tempat, karena kita beli Pertamax agar tidak mengambil jatah orang tetapi Pertamaxnya oplosan,” kata dia.
Ia pun tidak menampik kalau sekarang Shell menjadi lebih ramai pembeli. Sehingga memaksa dia mengantre dengan konsumen lain.
“Semenjak ada isu itu (Pertamax) oplosan jadi ramai, tetapi tidak apa-apa karena sudah pilihan juga,” pungkas dia.
Sebagai informasi, sebelumnya Kejagung (Kejaksaan Agung) mengungkap ada dugaan kasus korupsi tata kelola minyak mentah.
Kasus tersebut melibatkan Riva Siahaan, Direktur Utama Pertamina Patra Niaga bersama beberapa orang lainnya. Kejagung mengungkapkan bahwa pengusutan kasus ini berawal dari keluhan masyarakat mengenai kualitas bahan bakar Pertamina.
Mereka lalu melakukan pengamatan dan ditemukan keluhan jeleknya kualitas BBM. Kemudian dikaitkan dengan sejumlah masalah lain.
Riva pun disebut melakukan pembelian BBM berjenis RON 92, namun hanya membeli dengan oktan lebih rendah.
Selanjutnya dioplos di storage atau depo untuk dijadikan RON 92. Padahal tindakan ini tidak diperbolehkan.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
03 Maret 2025, 14:38 WIB
01 Maret 2025, 19:00 WIB
27 Februari 2025, 13:00 WIB
27 Februari 2025, 07:00 WIB
26 Februari 2025, 22:30 WIB
Terkini
06 Maret 2025, 13:00 WIB
Isuzu belum tertarik untuk memasarkan ELF EV di Tanah Air dalam waktu dekat karena ada beberapa pertimbangan
06 Maret 2025, 11:00 WIB
Mobil Lubricants menggelar promo berhadiah logam mulia seberat 50 gram menjelang musim mudik Lebaran 2025
06 Maret 2025, 10:06 WIB
Pelanggan baru TAF bisa menikmati paket satu bulan bebas tidak bayar cicilan di setiap bulan Ramadhan
06 Maret 2025, 09:00 WIB
Ekspor Chery Tiggo Cross dari China menyentuh satu juta unit, samai pencapaian Tiggo 2, Tiggo 7 dan Tiggo 8
06 Maret 2025, 08:00 WIB
Wuling gelar pameran di Mall Kasablanka dengan menghadirkan banyak promo untuk pelanggan yang lakukan pembelian
06 Maret 2025, 07:00 WIB
Kehadiran merek mobil China di Indonesia disebut bisa bantu tahan penjualan mobil di 2025 agar tidak anjlok
06 Maret 2025, 06:00 WIB
Pembatasan ganjil genap Jakarta masih menjadi andalan di bulan puasa karena terbukti efektif kurangi macet
06 Maret 2025, 06:00 WIB
Polda Metro Jaya siapkan lima lokasi SIM keliling Jakarta, ada di wilayah strategis yang mudah ditemukan