Catat Tiga Jenis Kendaraan yang Mendapat Insentif Pajak BBM
02 Agustus 2025, 12:00 WIB
SPBU Shell ramai diserbu pengendara motor dan mobil dalam beberapa waktu belakangan imbas isu Pertamax oplosan
Oleh Satrio Adhy
KatadataOTO – Isu Pertamax oplosan yang merebak beberapa waktu lalu ternyata membawa berkah. Terutama bagi SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum) milik swasta.
Seperti yang sedang dirasakan oleh Shell Indonesia. Mereka kebanjiran konsumen selama beberapa hari ini.
Menurut pantauan KatadataOTO para pengguna motor antre cukup panjang ketika membeli BBM di Shell di Salemba Raya, Kecamatan Senen, Jakarta Pusat pada Rabu (05/03).
Bahkan penumpukan konsumen sampai dua baris. Padahal hal tersebut cukup jarang terjadi di SPBU satu ini.
“Iya ramai sekarang, semenjak isu di sebelah (Pertamax oplosan). Jadi tiap hari banyak konsumen,” ungkap salah satu tenaga penjual kepada KatadataOTO, Rabu (05/03).
Menurut dia saat ini, baik pengguna kendaraan roda dua serta empat banyak yang berbondong-bondong membeli produk mereka.
Akan tetapi dia enggan menyebutkan berapa jumlah peningkatan yang terjadi setelah adanya isu Pertamax oplosan.
“Lumayan (peningkatannya), jadi kerja beneran. Kan Shell awalnya lebih santai sekarang cukup ramai,” tegas dia.
Wiraniaga tersebut pun menuturkan kalau ramainya konsumen tidak hanya terjadi di SPBU Shell itu saja. Namun juga ada di beberapa lokasi lain.
Di sisi lain seorang konsumen yang tidak mau disebutkan identitasnya, mengatakan kalau ada beberapa pertimbangan kenapa lebih memilih beli BBM di SPBU swasta itu.
“Harus pilih-pilih tempat, karena kita beli Pertamax agar tidak mengambil jatah orang tetapi Pertamaxnya oplosan,” kata dia.
Ia pun tidak menampik kalau sekarang Shell menjadi lebih ramai pembeli. Sehingga memaksa dia mengantre dengan konsumen lain.
“Semenjak ada isu itu (Pertamax) oplosan jadi ramai, tetapi tidak apa-apa karena sudah pilihan juga,” pungkas dia.
Sebagai informasi, sebelumnya Kejagung (Kejaksaan Agung) mengungkap ada dugaan kasus korupsi tata kelola minyak mentah.
Kasus tersebut melibatkan Riva Siahaan, Direktur Utama Pertamina Patra Niaga bersama beberapa orang lainnya. Kejagung mengungkapkan bahwa pengusutan kasus ini berawal dari keluhan masyarakat mengenai kualitas bahan bakar Pertamina.
Mereka lalu melakukan pengamatan dan ditemukan keluhan jeleknya kualitas BBM. Kemudian dikaitkan dengan sejumlah masalah lain.
Riva pun disebut melakukan pembelian BBM berjenis RON 92, namun hanya membeli dengan oktan lebih rendah.
Selanjutnya dioplos di storage atau depo untuk dijadikan RON 92. Padahal tindakan ini tidak diperbolehkan.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
02 Agustus 2025, 12:00 WIB
01 Agustus 2025, 18:00 WIB
01 Agustus 2025, 09:00 WIB
09 Juli 2025, 14:00 WIB
01 Juli 2025, 12:00 WIB
Terkini
13 Agustus 2025, 10:00 WIB
Dinas Perhubungan akan lakukan rekayasa lalu lintas akibat pekerjaan revitalisasi Jembatan di jalan Otista
13 Agustus 2025, 09:00 WIB
Buat bantu perbaiki angka penjualan mobil di RI, tiga kebijakan ini bisa dipertimbangkan oleh pihak terkait
13 Agustus 2025, 08:00 WIB
Kondisi penjualan mobil baru di Indonesia yang sedang melemah dipercaya dapat segera pulih atau membaik
13 Agustus 2025, 07:00 WIB
Kepolisian lakukan rekayasa lalu lintas di sekitar Istana untuk mendukung gladi upacara kemerdekaan Indonesia
13 Agustus 2025, 06:00 WIB
Pembatasan ganjil genap Jakarta kembali diterapkan untuk atasi kemacetan lalu lintas yang kerap terjadi
13 Agustus 2025, 06:00 WIB
Ubertos menjadi salah satu lokasi SIM keliling Bandung yang beroperasi hari ini dan melayani para pengendara
13 Agustus 2025, 06:00 WIB
Perpanjangan SIM A dan C bisa dilakukan dengan mudah di fasilitas SIM keliling Jakarta, simak informasinya
12 Agustus 2025, 22:00 WIB
Mobil listrik Cina mulai diterima konsumen Indonesia, pengamat sorot sejumlah strategi yang diterapkan