Kejagung Kembali Sita Mobil Mewah Dalam Kasus Suap PN Jakpus
14 April 2025, 18:20 WIB
SPBU Shell ramai diserbu pengendara motor dan mobil dalam beberapa waktu belakangan imbas isu Pertamax oplosan
Oleh Satrio Adhy
KatadataOTO – Isu Pertamax oplosan yang merebak beberapa waktu lalu ternyata membawa berkah. Terutama bagi SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum) milik swasta.
Seperti yang sedang dirasakan oleh Shell Indonesia. Mereka kebanjiran konsumen selama beberapa hari ini.
Menurut pantauan KatadataOTO para pengguna motor antre cukup panjang ketika membeli BBM di Shell di Salemba Raya, Kecamatan Senen, Jakarta Pusat pada Rabu (05/03).
Bahkan penumpukan konsumen sampai dua baris. Padahal hal tersebut cukup jarang terjadi di SPBU satu ini.
“Iya ramai sekarang, semenjak isu di sebelah (Pertamax oplosan). Jadi tiap hari banyak konsumen,” ungkap salah satu tenaga penjual kepada KatadataOTO, Rabu (05/03).
Menurut dia saat ini, baik pengguna kendaraan roda dua serta empat banyak yang berbondong-bondong membeli produk mereka.
Akan tetapi dia enggan menyebutkan berapa jumlah peningkatan yang terjadi setelah adanya isu Pertamax oplosan.
“Lumayan (peningkatannya), jadi kerja beneran. Kan Shell awalnya lebih santai sekarang cukup ramai,” tegas dia.
Wiraniaga tersebut pun menuturkan kalau ramainya konsumen tidak hanya terjadi di SPBU Shell itu saja. Namun juga ada di beberapa lokasi lain.
Di sisi lain seorang konsumen yang tidak mau disebutkan identitasnya, mengatakan kalau ada beberapa pertimbangan kenapa lebih memilih beli BBM di SPBU swasta itu.
“Harus pilih-pilih tempat, karena kita beli Pertamax agar tidak mengambil jatah orang tetapi Pertamaxnya oplosan,” kata dia.
Ia pun tidak menampik kalau sekarang Shell menjadi lebih ramai pembeli. Sehingga memaksa dia mengantre dengan konsumen lain.
“Semenjak ada isu itu (Pertamax) oplosan jadi ramai, tetapi tidak apa-apa karena sudah pilihan juga,” pungkas dia.
Sebagai informasi, sebelumnya Kejagung (Kejaksaan Agung) mengungkap ada dugaan kasus korupsi tata kelola minyak mentah.
Kasus tersebut melibatkan Riva Siahaan, Direktur Utama Pertamina Patra Niaga bersama beberapa orang lainnya. Kejagung mengungkapkan bahwa pengusutan kasus ini berawal dari keluhan masyarakat mengenai kualitas bahan bakar Pertamina.
Mereka lalu melakukan pengamatan dan ditemukan keluhan jeleknya kualitas BBM. Kemudian dikaitkan dengan sejumlah masalah lain.
Riva pun disebut melakukan pembelian BBM berjenis RON 92, namun hanya membeli dengan oktan lebih rendah.
Selanjutnya dioplos di storage atau depo untuk dijadikan RON 92. Padahal tindakan ini tidak diperbolehkan.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
14 April 2025, 18:20 WIB
13 April 2025, 22:53 WIB
10 April 2025, 15:01 WIB
09 April 2025, 19:00 WIB
03 April 2025, 19:00 WIB
Terkini
20 April 2025, 21:00 WIB
Model mobil hybrid perdana Chery yakni Tiggo 8 CSH mulai dirakit lokal, segera diluncurkan tahun ini
20 April 2025, 18:50 WIB
Kebakaran melanda tujuh dari 13 mobil milik Azam Azman Natawijaya, mantan anggota DPR di rumahnya di Surabaya
20 April 2025, 13:20 WIB
Harga Honda BR-V N7X Edition bekas tipe Prestige lansiran 2024 kini sudah lebih murah Rp 92 jutaan dari baru
20 April 2025, 12:00 WIB
Selain LCGC, Daihatsu sebut ada kriteria mobil tertentu yang jadi daya tarik tersendiri buat konsumen daerah
20 April 2025, 10:00 WIB
Aleix Espargaro mendapatkan tiket wildcard dari Honda untuk tampil pada MotoGP Spanyol 2025 di Sirkuit Jerez
20 April 2025, 08:00 WIB
Satu unit mobil listrik Hyundai Ioniq 5 tabrak pejalan kaki dan 21 unit sepeda motor, pengemudi diduga mabuk
20 April 2025, 06:00 WIB
Bakal ada perbaikan jalan di tol Jakarta Cikampek yang berlangsung mulai hari ini di tiga lokasi sekaligus
19 April 2025, 18:16 WIB
Daihatsu Sigra bekas lansiran 2022 menjadi pilihan menarik untuk masyarakat karena harganya terjangkau