Sopir Rosalia Indah Ugal di Jalan Tol, Langsung Dicopot
12 Desember 2025, 19:00 WIB
Persaingan tidak sehat akibat perang harga membuat faktor keamanan sebuah bus sering dijadikan nomor dua
Oleh Satrio Adhy
KatadataOTO – Kecelakaan bus sudah sangat sering terjadi di Indonesia. Terkini menimpa rombongan dari RS Bina Sehat Jember pada Minggu (14/09).
Bus yang mereka tumpangi diduga mengalami rem blong ketika melaju dari arah Bromo menuju ke Jember.
Setibanya di Jalan Raya Sukapura, Desa Boto, Kecamatan Lumbang, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur bus melaju tak terkendali.
Sehingga bus RS Bina Sehat Jember itu menabrak pembatasan jalan serta motor yang melintas. Membuat delapan orang meninggal dunia dan puluhan luka-luka.
Insiden serupa sejatinya sudah kerap terulang. Berbagai faktor pun digadang-gadang menjadi biang kerok peristiwa maut itu.
Seperti persaingan tidak sehat antar perusahaan bus pariwisata turut mendorong kecelakaan terus terjadi.
“Adanya kompetisi harga yang tidak sehat, karena di Indonesia harga jasa transportasi diserahkan ke pasar,” ungkap Jusri Pulubuhu, Founder Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) kepada KatadataOTO, Senin (15/09).
Menurut Jusri mekanisme harga sewa bus pariwisata tidak tersentuh oleh pemerintah. Sehingga para perusahaan bebas menentukan banderol.
Dengan begitu masyarakat bakal memilih bus yang menawarkan biaya sewa paling murah. Memaksa para perusahaan menekan biaya operasional mereka.
Misal biaya perjalanan satu bus pariwisata seharusnya Rp 10 juta, namun ada perusahaan lain yang menawarkan hanya Rp 5 juta.
Otomatis masyarakat bakal memilih bus dengan banderol sangat murah, karena dinilai lebih ekonomis.
“Apa yang terjadi? Parameter atau kelengkapan yang harusnya jadi satu bagian di dalam jasa ini, terkhusus aspek safety harus dihilangkan. Akhirnya masyarakat mendapatkan sebuah bus berkualitas jelek,” tutur Jusri.
Menurut Jusri hal tersebut sudah sering ditemukan. Tentu ini sangat merugikan masyarakat secara langsung.
Oleh sebab itu Jusri meminta pemerintah mau turun langsung, mengatur harga sewa bus pariwisata. Dengan begitu tidak timbul lagi persaingan-persaingan kurang sehat.
“Harusnya ditentukan (pemerintah), sehingga masyarakat tidak bisa memilih yang termurah. Kasih harga flat untuk transportasi yang menyangkut nyawa,” tegas Jusri.
Lebih jauh Jusri mengatakan, dengan pemerintah turun tangan bisa memperkecil ruang gerak perusahaan buat membanting harga.
Tidak ada lagi bus-bus yang kurang terawat atau tak mengutamakan faktor keamanan dari kendaraan tersebut.
Jadi banyak armada-armada berkualitas yang sudah menjalani perawatan berkala. Risiko kecelakaan di jalan pun dapat diminimalisir.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
12 Desember 2025, 19:00 WIB
29 November 2025, 09:00 WIB
01 November 2025, 17:00 WIB
01 Oktober 2025, 20:00 WIB
28 September 2025, 19:00 WIB
Terkini
17 Desember 2025, 16:00 WIB
GWM meluncurkan Ora 5, SUV crossover yang akan tersedia dalam opsi EV, hybrid, PHEV dan mesin konvensional
17 Desember 2025, 15:00 WIB
Penjualan mobil pikap November 2025 berhasil mengalami pertumbuhaan hingga ratusan unit dibanding Oktober
17 Desember 2025, 14:00 WIB
Peristiwa dua matel yang tewas dalam kejadian di Kalibata beberapa waktu lalu turut menjadi sorotan OJK
17 Desember 2025, 12:00 WIB
QJMotor sampai memutus kerja sama dengan diler Superbiker Motor Solo buntut permasalahan dengan konsumen
17 Desember 2025, 11:00 WIB
Dedi Mulyadi, Gubernur Jawa Barat bakal beri kompensasi agar angkot di Puncak tidak beroperasi saat libur Nataru
17 Desember 2025, 10:00 WIB
Chery masih malu-malu membocorkan lebih jauh kapan waktu pelucuran brand Exeed untuk pasar Indoneisa
17 Desember 2025, 09:00 WIB
BYD masih terus memimpin sebagai merek mobil Cina terlaris di November 2025, berikut daftar lengkapnya
17 Desember 2025, 08:00 WIB
Mitsubishi Xforce memenuhi kebutuhan para pengendara yang ingin bisa menaklukkan berbagai medan jalan