Pemerintah Dorong Komitmen Zero ODOL Terwujud di 2027
01 Oktober 2025, 20:00 WIB
Persaingan tidak sehat akibat perang harga membuat faktor keamanan sebuah bus sering dijadikan nomor dua
Oleh Satrio Adhy
KatadataOTO – Kecelakaan bus sudah sangat sering terjadi di Indonesia. Terkini menimpa rombongan dari RS Bina Sehat Jember pada Minggu (14/09).
Bus yang mereka tumpangi diduga mengalami rem blong ketika melaju dari arah Bromo menuju ke Jember.
Setibanya di Jalan Raya Sukapura, Desa Boto, Kecamatan Lumbang, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur bus melaju tak terkendali.
Sehingga bus RS Bina Sehat Jember itu menabrak pembatasan jalan serta motor yang melintas. Membuat delapan orang meninggal dunia dan puluhan luka-luka.
Insiden serupa sejatinya sudah kerap terulang. Berbagai faktor pun digadang-gadang menjadi biang kerok peristiwa maut itu.
Seperti persaingan tidak sehat antar perusahaan bus pariwisata turut mendorong kecelakaan terus terjadi.
“Adanya kompetisi harga yang tidak sehat, karena di Indonesia harga jasa transportasi diserahkan ke pasar,” ungkap Jusri Pulubuhu, Founder Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) kepada KatadataOTO, Senin (15/09).
Menurut Jusri mekanisme harga sewa bus pariwisata tidak tersentuh oleh pemerintah. Sehingga para perusahaan bebas menentukan banderol.
Dengan begitu masyarakat bakal memilih bus yang menawarkan biaya sewa paling murah. Memaksa para perusahaan menekan biaya operasional mereka.
Misal biaya perjalanan satu bus pariwisata seharusnya Rp 10 juta, namun ada perusahaan lain yang menawarkan hanya Rp 5 juta.
Otomatis masyarakat bakal memilih bus dengan banderol sangat murah, karena dinilai lebih ekonomis.
“Apa yang terjadi? Parameter atau kelengkapan yang harusnya jadi satu bagian di dalam jasa ini, terkhusus aspek safety harus dihilangkan. Akhirnya masyarakat mendapatkan sebuah bus berkualitas jelek,” tutur Jusri.
Menurut Jusri hal tersebut sudah sering ditemukan. Tentu ini sangat merugikan masyarakat secara langsung.
Oleh sebab itu Jusri meminta pemerintah mau turun langsung, mengatur harga sewa bus pariwisata. Dengan begitu tidak timbul lagi persaingan-persaingan kurang sehat.
“Harusnya ditentukan (pemerintah), sehingga masyarakat tidak bisa memilih yang termurah. Kasih harga flat untuk transportasi yang menyangkut nyawa,” tegas Jusri.
Lebih jauh Jusri mengatakan, dengan pemerintah turun tangan bisa memperkecil ruang gerak perusahaan buat membanting harga.
Tidak ada lagi bus-bus yang kurang terawat atau tak mengutamakan faktor keamanan dari kendaraan tersebut.
Jadi banyak armada-armada berkualitas yang sudah menjalani perawatan berkala. Risiko kecelakaan di jalan pun dapat diminimalisir.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
01 Oktober 2025, 20:00 WIB
28 September 2025, 19:00 WIB
28 September 2025, 09:00 WIB
24 September 2025, 08:00 WIB
21 September 2025, 17:00 WIB
Terkini
01 November 2025, 07:00 WIB
Xpeng X9 hadir dalam opsi EREV, diklaim sebagai MPV dengan jarak tempuh terjauh dan berpeluang masuk RI
01 November 2025, 06:00 WIB
GAC Aion harus merakit lokal unit sesuai dengan jumlah yang diimpor selama pemberian insentif di 2025
01 November 2025, 05:42 WIB
Di awal November sejumlah harga BBM Pertamina mengalami kenaikan lagi, seperti terlihat pada Dex dan Dexlite
31 Oktober 2025, 19:37 WIB
Changan Hunter sudah terdaftar di laman resmi PDKI sejak awal 2025, hal ini untuk melalukan studi di Tanah Air
31 Oktober 2025, 18:56 WIB
Yamaha turut meramaikan gelaran Japan Mobility Show 2025 membawa sejumlah produk termasuk purwarupa Motoroid
31 Oktober 2025, 16:00 WIB
Wahana memberi pelatihan kepada para komunitas menjelang penyelenggaraan Honda Bikers Day di pertengahan November
31 Oktober 2025, 15:00 WIB
Veda Ega Pratama resmi bergabung dengan Honda Team Asia dan siap berlaga di Moto3 2026 buat incar kemenangan
31 Oktober 2025, 14:00 WIB
Berikut jadwal dan lokasi ganjil genap puncak buat masyarakat yang ingin berlibur pada akhir pekan nanti