Penjualan Mobil Murah Turun, Segmen Menengah Atas Justru Cuan
18 Juli 2025, 19:00 WIB
Target penjualan mobil 2025 850 ribu, Gaikindo sebut ada peluang turun ke 750 ribu atau naik ke 900 ribu unit
Oleh Serafina Ophelia
KatadataOTO – Penjualan mobil nasional sepanjang 2024 mengalami penurunan dibandingkan capaian 2023, tidak berhasil mencapai satu juta unit. Ada sejumlah faktor penyebab seperti pemilu dan naiknya suku bunga acuan.
Secara keseluruhan, penjualan ritel (diler ke konsumen) nasional di 2024 adalah 889.680 unit. Angka ini turun dari perolehan di periode yang sama di 2023 yaitu sebanyak 998.059 unit.
Pihak Gaikindo (Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia) mengungkapkan bahwa agenda politik yang cukup besar membuat sejumlah konsumen melakukan penundaan pembelian kendaraan.
Ditambah lagi sempat ada wacana pemberian insentif mobil hybrid jelang akhir 2024. Sehingga banyak calon pembeli menahan pembelian demi menunggu kepastian tersebut.
Memasuki 2025, industri otomotif juga masih akan menghadapi tantangan. Mulai dari penerapan PPN 12 persen, opsen PKB (Pajak Kendaraan Bermotor) serta opsen BBNKB (Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor).
Sehingga Gaikindo menetapkan target penjualan mobil 2025 sebanyak 850 ribu unit. Ini disertai potensi koreksi sampai 750 unit tetapi berpeluang naik ke 900 ribu unit.
Guna mengimbangi hal itu, pemerintah sebelumnya resmi memberikan insentif mobil hybrid sebesar tiga persen.
“Ini (insentif) akan berdampak pada pertambahan pendapatan negara baik pusat dan daerah, terdiri atas PPN, BBNKB, PKB, PPh badan, PPh perorangan,” kata Kukuh Kumara, Sekretaris Umum Gaikindo dikutip dari keterangan resmi, Kamis (16/1).
Dia menegaskan adanya pemberian insentif dari pemerintah dapat meningkatkan pertumbuhan industri kendaraan bermotor dan mendorong penjualan. Jadi menggairahkan berbagai industri komponen, perbankan sampai lembaga pembiayaan.
Sebelumnya pengamat mengatakan bahwa insentif dalam bentuk diskon PPnBM bisa mengembangkan pasar sampai 16 persen.
“Ini simulasi kita kalau mau memberikan insentif, bahkan sampai PPnBM-nya nol persen,” kata Riyanto, pengamat otomotif LPEM UI (Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Universitas Indonesia) belum lama ini.
Kemudian relaksasi opsen juga perlu dipertimbangkan. Sebab pungutan tambahan itu dapat membuat total pajak mobil naik 48,9 persen sementara harga mobil baru naik 6,2 persen.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
18 Juli 2025, 19:00 WIB
17 Juli 2025, 08:00 WIB
16 Juli 2025, 10:00 WIB
14 Juli 2025, 17:01 WIB
14 Juli 2025, 10:00 WIB
Terkini
20 Juli 2025, 22:30 WIB
Nama selebgram sekaligus aktris Erika Carlina jadi topik perbincangan, penggemar moge Harley-Davidson
20 Juli 2025, 19:58 WIB
Marc Marquez kembali catatkan hasil memuaskan, tempati urutan pertama MotoGP Ceko 2025 di Sirkuit Brno
20 Juli 2025, 17:00 WIB
Ipone memberanikan diri untuk mengubah tampilan kemasan dengan menyematkan grafic manga serta varian baru
20 Juli 2025, 15:39 WIB
BYD M6 bekas kini sudah tersedia di situs jual beli dengan harga yang lebih murah puluhan juta rupiah
20 Juli 2025, 13:17 WIB
HOG Indomobil Jakarta Chapter mempekenalkan anggota pengurus baru serta mau menggelar touring tahunan
20 Juli 2025, 11:09 WIB
Jetour X20e disinyalir hadir perdana di perhelatan otomotif GIIAS 2025, jadi rival baru Wuling Air ev
20 Juli 2025, 09:00 WIB
Wujud BYD Atto 1 mulai ditampikan menjelang peluncurannya di GIIAS 2025 buat menarik minat pelanggan
20 Juli 2025, 07:00 WIB
Daihatsu Rocky Hybrid dikabarkan bakal resmi dijual dalam pameran GIIAS 2025 dengan harga Rp 300 jutaan