Toyota Masih Tunggu Kelanjutan Aturan Insentif Mobil Hybrid
16 Januari 2025, 11:00 WIB
Target penjualan mobil 2025 850 ribu, Gaikindo sebut ada peluang turun ke 750 ribu atau naik ke 900 ribu unit
Oleh Serafina Ophelia
KatadataOTO – Penjualan mobil nasional sepanjang 2024 mengalami penurunan dibandingkan capaian 2023, tidak berhasil mencapai satu juta unit. Ada sejumlah faktor penyebab seperti pemilu dan naiknya suku bunga acuan.
Secara keseluruhan, penjualan ritel (diler ke konsumen) nasional di 2024 adalah 889.680 unit. Angka ini turun dari perolehan di periode yang sama di 2023 yaitu sebanyak 998.059 unit.
Pihak Gaikindo (Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia) mengungkapkan bahwa agenda politik yang cukup besar membuat sejumlah konsumen melakukan penundaan pembelian kendaraan.
Ditambah lagi sempat ada wacana pemberian insentif mobil hybrid jelang akhir 2024. Sehingga banyak calon pembeli menahan pembelian demi menunggu kepastian tersebut.
Memasuki 2025, industri otomotif juga masih akan menghadapi tantangan. Mulai dari penerapan PPN 12 persen, opsen PKB (Pajak Kendaraan Bermotor) serta opsen BBNKB (Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor).
Sehingga Gaikindo menetapkan target penjualan mobil 2025 sebanyak 850 ribu unit. Ini disertai potensi koreksi sampai 750 unit tetapi berpeluang naik ke 900 ribu unit.
Guna mengimbangi hal itu, pemerintah sebelumnya resmi memberikan insentif mobil hybrid sebesar tiga persen.
“Ini (insentif) akan berdampak pada pertambahan pendapatan negara baik pusat dan daerah, terdiri atas PPN, BBNKB, PKB, PPh badan, PPh perorangan,” kata Kukuh Kumara, Sekretaris Umum Gaikindo dikutip dari keterangan resmi, Kamis (16/1).
Dia menegaskan adanya pemberian insentif dari pemerintah dapat meningkatkan pertumbuhan industri kendaraan bermotor dan mendorong penjualan. Jadi menggairahkan berbagai industri komponen, perbankan sampai lembaga pembiayaan.
Sebelumnya pengamat mengatakan bahwa insentif dalam bentuk diskon PPnBM bisa mengembangkan pasar sampai 16 persen.
“Ini simulasi kita kalau mau memberikan insentif, bahkan sampai PPnBM-nya nol persen,” kata Riyanto, pengamat otomotif LPEM UI (Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Universitas Indonesia) belum lama ini.
Kemudian relaksasi opsen juga perlu dipertimbangkan. Sebab pungutan tambahan itu dapat membuat total pajak mobil naik 48,9 persen sementara harga mobil baru naik 6,2 persen.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
16 Januari 2025, 11:00 WIB
16 Januari 2025, 07:00 WIB
15 Januari 2025, 13:00 WIB
15 Januari 2025, 10:00 WIB
14 Januari 2025, 22:30 WIB
Terkini
16 Januari 2025, 17:00 WIB
Terdapat beberapa merek baru yang ambil bagian dalam pameran IIMS 2025, ambil contoh Geely serta Denza
16 Januari 2025, 15:00 WIB
Maka Motors minta pemerintah cepat mengumumkan kepastian insnetif agar masyarakat tidak tunda pembelian
16 Januari 2025, 14:00 WIB
Di masa mendatang, Aletra berniat melakukan produksi lokal baterai mobil listrik buat produk mereka di RI
16 Januari 2025, 13:00 WIB
VinFast VF 3 bakal meluncur di pasar Indonesia pada Februari 2025, berikut kami rangkum spesifikasinya
16 Januari 2025, 12:00 WIB
Kehadiran BYD Harmony Slipi diharapkan bisa menggoda mahasiswa-mahasiswa di sejumlah kampus dekat mereka
16 Januari 2025, 11:49 WIB
Tanpa dicharge dan ditinggal dalam keadaan terisi sekitar 80 persen, begini nasib baterai EV ketika ditinggal liburan sebulan.
16 Januari 2025, 11:00 WIB
Toyota sebut hingga saat ini masih tunggu rincian aturan insentif mobil hybrid agar bisa mendaftarkan modelnya
16 Januari 2025, 10:00 WIB
Setelah gagal meraih gelar juara dunia musim lalu, Francesco Bagnaia siap bangkit dalam gelaran MotoGP 2025