Mazda Siap Boyong EZ-6 Kembaran Deepal LO7, Changan Buka Suara
16 November 2025, 17:00 WIB
Mobil listrik harus bisa menjangkau first buyer atau pembeli pertama, Gaikindo contohkan program LCGC
Oleh Serafina Ophelia
TRENOTO – Memasuki era elektrifikasi masyarakat diimbau untuk menggunakan kendaraan listrik baik roda dua maupun roda empat. Hal ini dilakukan guna membantu menekan polusi udara terkhusus di Jakarta.
Hanya saja sekarang harga mobil listrik masih terbilang mahal. Terendah di Rp180 jutaan, namun jika konsumen ingin ukuran lebih besar perlu merogoh kocek mulai dari Rp700 jutaan sampai Rp1 miliar ke atas.
Tentu masih jauh lebih mahal dibanding harga kendaraan konvensional pada umumnya. Padahal agar bisa merata mobil listrik harus bisa menjangkau first buyer atau pembeli mobil pertama.
Kukuh Kumara, Sekretaris Umum Gaikindo menyebut bahwa dalam diskusi dengan pihak pemerintah kembali dibahas lagi program LCGC (Low Cost Green Car) yang sempat jadi pendongkrak penjualan kendaraan roda empat.
Untuk diketahui pemerintah pernah menetapkan beberapa kriteria mobil LCGC dengan banderol murah dan bisa menjangkau pembeli pertama. Syarat beragam mulai dari konsumsi bahan bakar sampai tingkat emisi CO2 maksimal.
“Kita ingin bangkitkan ekosistem industri kendaraan di Indonesia dan berikan produk terjangkau. Pemerintah tentukan kandungan lokal dan kapan harus dilokalkan, cukup detail banyak dikerjakan,” ucap Kukuh dalam Forum Diskusi Denpasar 12, Rabu (6/9).
Salah satu poin penting menurut Kukuh adalah menjangkau pembeli pertama keluarga muda pengguna kendaraan roda dua untuk beralih ke mobil listrik.
Ke depannya ia mengharapkan pola serupa untuk industri mobil listrik, mengikuti ketentuan pemerintah dan dirakit lokal demi menekan harga jual.
“Belajar dari banyak hal tadi kalau mobil listrik kita inginkan transisi juga bertahap,” tegas dia.
Kukuh mengatakan infrastruktur juga harus terus dikembangkan. Belajar dari peralihan Euro2 ke Euro4 yang menurut dia kurang persiapan di mana bahan bakarnya justru tidak tersedia.
“Kalau kendaraan sudah punya catalytic converter diisi bahan bakar bertimbal itu dalam waktu dua bulan jebol mobilnya. Padahal bahan bakar itu tidak tersedia di seluruh Indonesia,” ujar Kukuh.
Maka dalam adopsi penggunaan mobil listrik ketersediaan charging station perlu diperhatikan. SPKLU (Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum) harus mudah dijangkau masyarakat dan tidak terbatas di kota besar saja.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
16 November 2025, 17:00 WIB
16 November 2025, 15:14 WIB
15 November 2025, 13:00 WIB
14 November 2025, 22:00 WIB
14 November 2025, 21:00 WIB
Terkini
16 November 2025, 21:24 WIB
Marco Bezzecchi tutup musim ini dengan capaian manis di MotoGP Valencia 2025 dengan finish pertama
16 November 2025, 17:00 WIB
Mazda EZ-6 dan Changan Deepal LO7 sama-sama berpeluang besar untuk dipasarkan ke konsumen di Tanah Air
16 November 2025, 15:14 WIB
Chery beri penjelasan soal Fengyun X3L yang alami kecelakaan saat sedang uji ketangguhan di Gunung Tianmen
16 November 2025, 13:00 WIB
Suzuki Ertiga bekas lansiran 2024 bisa jadi pilihan masyarakat buat berkendara saat libur Natal dan tahun baru
16 November 2025, 11:00 WIB
Puncak acara Honda Bikers Day 2025 memberikan pengalaman berbeda di Garut dengan puluhan ribu pemotor
16 November 2025, 09:00 WIB
Banyak kegiatan menarik disuguhkan buat para anggota komunitas selama Honda Culture Indonesia berlangsung
16 November 2025, 08:00 WIB
Honda ADV 160 membuktikan performanya dalam perjalanan melintasi pantai selatan Jawa Barat menuju HBD 2025
16 November 2025, 07:00 WIB
Pilihan Toyota Calya bekas lansiran 2024 makin menarik karena ada program TDP Rp 7 jutaan dan tenor panjang