Alasan Wuling Cloud EV Hanya Satu Varian, Sudah Cocok Buat Harian
04 Mei 2024, 10:02 WIB
Mobil listrik harus bisa menjangkau first buyer atau pembeli pertama, Gaikindo contohkan program LCGC
Oleh Serafina Ophelia
TRENOTO – Memasuki era elektrifikasi masyarakat diimbau untuk menggunakan kendaraan listrik baik roda dua maupun roda empat. Hal ini dilakukan guna membantu menekan polusi udara terkhusus di Jakarta.
Hanya saja sekarang harga mobil listrik masih terbilang mahal. Terendah di Rp180 jutaan, namun jika konsumen ingin ukuran lebih besar perlu merogoh kocek mulai dari Rp700 jutaan sampai Rp1 miliar ke atas.
Tentu masih jauh lebih mahal dibanding harga kendaraan konvensional pada umumnya. Padahal agar bisa merata mobil listrik harus bisa menjangkau first buyer atau pembeli mobil pertama.
Kukuh Kumara, Sekretaris Umum Gaikindo menyebut bahwa dalam diskusi dengan pihak pemerintah kembali dibahas lagi program LCGC (Low Cost Green Car) yang sempat jadi pendongkrak penjualan kendaraan roda empat.
Untuk diketahui pemerintah pernah menetapkan beberapa kriteria mobil LCGC dengan banderol murah dan bisa menjangkau pembeli pertama. Syarat beragam mulai dari konsumsi bahan bakar sampai tingkat emisi CO2 maksimal.
“Kita ingin bangkitkan ekosistem industri kendaraan di Indonesia dan berikan produk terjangkau. Pemerintah tentukan kandungan lokal dan kapan harus dilokalkan, cukup detail banyak dikerjakan,” ucap Kukuh dalam Forum Diskusi Denpasar 12, Rabu (6/9).
Salah satu poin penting menurut Kukuh adalah menjangkau pembeli pertama keluarga muda pengguna kendaraan roda dua untuk beralih ke mobil listrik.
Ke depannya ia mengharapkan pola serupa untuk industri mobil listrik, mengikuti ketentuan pemerintah dan dirakit lokal demi menekan harga jual.
“Belajar dari banyak hal tadi kalau mobil listrik kita inginkan transisi juga bertahap,” tegas dia.
Kukuh mengatakan infrastruktur juga harus terus dikembangkan. Belajar dari peralihan Euro2 ke Euro4 yang menurut dia kurang persiapan di mana bahan bakarnya justru tidak tersedia.
“Kalau kendaraan sudah punya catalytic converter diisi bahan bakar bertimbal itu dalam waktu dua bulan jebol mobilnya. Padahal bahan bakar itu tidak tersedia di seluruh Indonesia,” ujar Kukuh.
Maka dalam adopsi penggunaan mobil listrik ketersediaan charging station perlu diperhatikan. SPKLU (Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum) harus mudah dijangkau masyarakat dan tidak terbatas di kota besar saja.
Artikel Terpopuler
Artikel Terkait
04 Mei 2024, 10:02 WIB
03 Mei 2024, 20:00 WIB
03 Mei 2024, 20:00 WIB
03 Mei 2024, 17:23 WIB
03 Mei 2024, 13:44 WIB
Terkini
04 Mei 2024, 12:00 WIB
Korlantas uji coba kirim surat tilang lewat WhatsApp agar memudahkan masyarakat mengetahui pelanggarannya
04 Mei 2024, 11:00 WIB
Penjualan motor Honda secara kredit di kuartal I 2024 alami kenaikan tipis dibanding perolehan tahun lalu
04 Mei 2024, 10:02 WIB
Dikatakan salah satu alasan Wuling Cloud EV dipasarkan dalam satu varian karena sesuai kebutuhan konsumen
04 Mei 2024, 09:58 WIB
Presiden Jokowi menyebut para menterinya masih membahas aturan mengenai subsidi mobil hybrid buat masyarakat
03 Mei 2024, 22:00 WIB
Gesits dan Hyundai Kefico melakukan kerja sama untuk membuat dua motor listrik baru di pasar Indonesia
03 Mei 2024, 21:00 WIB
Yamaha Freego kini punya kelir baru yaitu Black Magma dan Silver untuk menambah pilihan masyarakat Indonesia
03 Mei 2024, 20:00 WIB
Berlaku selama pameran berlangsung, berikut promo Neta di PEVS 2024 termasuk saldo PLN Mobile Rp 2,5 juta
03 Mei 2024, 20:00 WIB
Jokowi optimis jadi pemain utama pasar EV dunia karena memiliki potensi yang besar dibanding negara lain