Libur Panjang Buat Klaim Asuransi Kendaraan Meningkat
02 Januari 2025, 12:00 WIB
Kecelakaan di Pekanbaru disebabkan karena sopir dalam keadaan mabuk setelah mengonsumsi alkohol dan narkoba
Oleh Satrio Adhy
KatadataOTO – Kecelakaan maut melibatkan Toyota Calya dan Honda Beat di Pekanbaru, Riau terjadi pada Rabu (1/1). Kepolisian menyebut sopir kendaraan roda empat itu dalam keadaan mabuk.
Antoni Romansyah (44) serta sang penumpang seorang wanita sebelumnya mengaku dari tempat hiburan malam. Mereka mengonsumsi alkohol juga narkoba.
“Mereka menggunakan sabu di Palembang, lalu singgah di tempat hiburan malam di Pekanbaru sebelum kecelakaan terjadi,” ungkap AKP Bagus Faria, Kepala Satuan Narkotika dan Obat-Obatan Terlarang Kepolisian Resor Kota Pekanbaru di Antara.
Lalu Antoni mengemudi mobil berkelir putih dengan kecepatan tinggi. Setibanya di Jalan Hangtuah, Kecamatan Tenayan Raya, Kota Pekanbaru kendaraan itu berpindah jalur.
Kemudian menabrak motor di arah berlawan. Membuat satu keluarga yang terdiri dari tiga orang meninggal dunia.
Atas perbuatannya, Antoni harus digelandang ke kantor polisi. Ia dimintai keterangan dan tanggung jawab akibat insiden tersebut.
Berangkat dari hal di atas, pengamat menyebut kalau perilaku mengemudi dalam keadaan mabuk sangat berisiko minimbulkan kecelakaan.
“Mengemudi yang lebih berbahaya dari ngantuk atau microsleep, yaitu mabuk juga (menggunakan) narkoba. Sopir berhalusinasi karena sistem saraf terganggu sehingga menyebabkan perubahaan perilaku kesadaran sampai kemampuan mengendalikan diri,” kata Sony Susmana, Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) kepada KatadataOTO, Kamis (2/1).
Sony menuturkan ada sejumlah hal bisa terjadi ketika menyetir mobil dalam keadaan mabuk. Pertama adalah keseimbangan terganggu, jadi arah kendaraan tidak terkontrol.
Seperti suka berbelok tidak menentu atau ke berbagai arah. Membuat pengendara lain di jalan dalam bahaya besar.
Lalu penglihatan kabur sehingga tak mampu membaca obyek-obyek yang ada disekitar. Berisiko tinggi menabrak pengguna jalan lain seperti kecelakaan di Pekanbaru.
Selanjutnya dalam bereaksi lambat, jadi kemampuan mengantisipasi bahaya berkurang.Terakhir perilaku pengendara tak terkendali, cenderung emosi tidak stabil.
Jika hal-hal di atas terjadi maka bukan tidak mungkin kecelakaan di Pekanbaru tak bisa terhindarkan. Bahkan sampai menghilangkan nyawa seseorang.
“Pengemudi seperti ini mudah terbaca, akan tetapi sulit diantisipasi jika datangnya berlawanan arah,” Sony menuturkan.
Pengendara roda empat maupun dua diminta agar tidak mengonsumsi alkohol serta narkoba ketika ingin membawa mobil atau motor di jalan raya.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
02 Januari 2025, 12:00 WIB
02 Januari 2025, 11:38 WIB
27 Desember 2024, 07:00 WIB
26 Desember 2024, 15:00 WIB
23 Desember 2024, 19:34 WIB
Terkini
02 Januari 2025, 18:00 WIB
Sumber anonim internal mengungkapkan Toyota akan hidupkan kembali MPV lawas mereka, Previa sebagai EV
02 Januari 2025, 17:00 WIB
Chery Tiggo series terbaru sudah bisa dipesan dengan booking fee Rp 10 juta meski belum resmi diluncurkan
02 Januari 2025, 16:00 WIB
Prediksi mobil baru yang disinyalir masuk Indonesia di 2025, ada mobil listrik, hybrid dan konvensional
02 Januari 2025, 15:03 WIB
Mesin-mesin buatan pabrikan jepang yang banyak dikenal penggila balap
02 Januari 2025, 13:12 WIB
Tawarkan daya jelajah 450 km, Hyundai Creta EV akan meluncur lebih dulu di pasar India pertengahan Januari
02 Januari 2025, 12:00 WIB
Libur panjang biasanya diwarnai dengan banyak insiden kecelakaan sehingga menyebabkan klaim asuransi meningkat
02 Januari 2025, 11:38 WIB
Sopir Calya yang menyebabkan kecelakaan karena mabuk di Pekanbaru bisa dipenjara paling lama 24 tahun
02 Januari 2025, 10:03 WIB
Sejumlah tim sudah mengumumkan waktu peluncuran skuad mereka buat MotoGP 2025, pertama ada Aprilia Racing