5 Mobil LCGC Terlaris di September 2025, Toyota Calya Memimpin
13 Oktober 2025, 12:00 WIB
Kecelakaan di Pekanbaru disebabkan karena sopir dalam keadaan mabuk setelah mengonsumsi alkohol dan narkoba
Oleh Satrio Adhy
KatadataOTO – Kecelakaan maut melibatkan Toyota Calya dan Honda Beat di Pekanbaru, Riau terjadi pada Rabu (1/1). Kepolisian menyebut sopir kendaraan roda empat itu dalam keadaan mabuk.
Antoni Romansyah (44) serta sang penumpang seorang wanita sebelumnya mengaku dari tempat hiburan malam. Mereka mengonsumsi alkohol juga narkoba.
“Mereka menggunakan sabu di Palembang, lalu singgah di tempat hiburan malam di Pekanbaru sebelum kecelakaan terjadi,” ungkap AKP Bagus Faria, Kepala Satuan Narkotika dan Obat-Obatan Terlarang Kepolisian Resor Kota Pekanbaru di Antara.
Lalu Antoni mengemudi mobil berkelir putih dengan kecepatan tinggi. Setibanya di Jalan Hangtuah, Kecamatan Tenayan Raya, Kota Pekanbaru kendaraan itu berpindah jalur.
Kemudian menabrak motor di arah berlawan. Membuat satu keluarga yang terdiri dari tiga orang meninggal dunia.
Atas perbuatannya, Antoni harus digelandang ke kantor polisi. Ia dimintai keterangan dan tanggung jawab akibat insiden tersebut.
Berangkat dari hal di atas, pengamat menyebut kalau perilaku mengemudi dalam keadaan mabuk sangat berisiko minimbulkan kecelakaan.
“Mengemudi yang lebih berbahaya dari ngantuk atau microsleep, yaitu mabuk juga (menggunakan) narkoba. Sopir berhalusinasi karena sistem saraf terganggu sehingga menyebabkan perubahaan perilaku kesadaran sampai kemampuan mengendalikan diri,” kata Sony Susmana, Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) kepada KatadataOTO, Kamis (2/1).
Sony menuturkan ada sejumlah hal bisa terjadi ketika menyetir mobil dalam keadaan mabuk. Pertama adalah keseimbangan terganggu, jadi arah kendaraan tidak terkontrol.
Seperti suka berbelok tidak menentu atau ke berbagai arah. Membuat pengendara lain di jalan dalam bahaya besar.
Lalu penglihatan kabur sehingga tak mampu membaca obyek-obyek yang ada disekitar. Berisiko tinggi menabrak pengguna jalan lain seperti kecelakaan di Pekanbaru.
Selanjutnya dalam bereaksi lambat, jadi kemampuan mengantisipasi bahaya berkurang.Terakhir perilaku pengendara tak terkendali, cenderung emosi tidak stabil.
Jika hal-hal di atas terjadi maka bukan tidak mungkin kecelakaan di Pekanbaru tak bisa terhindarkan. Bahkan sampai menghilangkan nyawa seseorang.
“Pengemudi seperti ini mudah terbaca, akan tetapi sulit diantisipasi jika datangnya berlawanan arah,” Sony menuturkan.
Pengendara roda empat maupun dua diminta agar tidak mengonsumsi alkohol serta narkoba ketika ingin membawa mobil atau motor di jalan raya.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
13 Oktober 2025, 12:00 WIB
01 Oktober 2025, 20:00 WIB
28 September 2025, 19:00 WIB
28 September 2025, 09:00 WIB
24 September 2025, 08:00 WIB
Terkini
14 Oktober 2025, 17:00 WIB
GWM memboyong sejumlah produk unggulan sebagai bentuk upaya mereka menggoda para konsumen di Indonesia
14 Oktober 2025, 16:00 WIB
Suzuki e-VanVan siap meramaikan Japan Mobility Show 2025, motor listrik retro yang mirip Honda Monkey 125
14 Oktober 2025, 15:00 WIB
Proses negosiasi antara Pertamina bersama BP AKR dan Vivo mengenai kuota tambahan impor BBM terus berjalan
14 Oktober 2025, 14:00 WIB
Suzuki Fronx modif yang mejeng di ajang IMX 2025 tampil menggoda para pengunjung pameran di akhir pekan
14 Oktober 2025, 13:00 WIB
Tidak sembarangan, penerapan BBM campuran etanol 10 persen atau E10 harus memperhatikan ekosistem pendukung
14 Oktober 2025, 12:00 WIB
Ada produk baru dengan harga kompetitif disinyalir jadi salah satu faktor penyebab lesunya penjualan LCGC
14 Oktober 2025, 11:00 WIB
Sri Sultan Hamengku Buwono X mengaku bahwa dirinya memang jarang menggunakan pengawalan kecuali saat acara resmi
14 Oktober 2025, 10:00 WIB
Toyota dan CATL disinyalir segera melokalisasi baterai lini elektrifikasi seperti bZ4X dan Veloz Hybrid