Gaikindo Pasrah Jika Otomotif Tidak Kebagian Insentif Pemerintah
02 Desember 2025, 09:00 WIB
Kemenperin menilai pemberian insentif untuk industri otomotif di 2026 sangat penting untuk menggairahkan pasar
Oleh Satrio Adhy
KatadataOTO – Kondisi pasar mobil baru di Indonesia sepanjang 2025 cukup berdarah-darah. Berbagai hambatan membuat kinerjanya tidak maksimal.
Hal ini mendorong Kementerian Perindustrian (Kemenperin), mengusulkan pemberian insentif buat periode 2026.
Dorongan berupa bantuan dinilai sangat penting. Sebab pelemahan pasar yang terjadi secara simultan dapat berdampak ke berbagai sektor.
Semisal penurunan utilitas pabrik, investasi anjlok sampai berpotensi mengancam keberlanjutan lapangan kerja di industri otomotif maupun sektor komponen.
“Tidak adanya intervensi kebijakan akan membuat tekanan ini semakin dalam,” ungkap Febri Hendri Antoni, Juru Bicara Kemenperin di laman resmi Kemenperin, Selasa (02/12).
Oleh sebab itu, menurut dia Kemenperin berupaya menempuh berbagai cara untuk menggairahkan pasar mobil baru.
Seperti dengan memberikan dukungan berupa insentif pada 2026. Sehingga masyarakat maupun para pelaku industri dapat terbantu.
“Efeknya (pelemahan pasar mobil baru) dapat memengaruhi industri secara keseluruhan,” tegas Febri.
Di sisi lain pendapat serupa turut diucapkan pihak lain. Semisal dari komunitas otomotif yang menilai insentif dibutuhkan.
Bahkan stimulus harus melihat kebutuhan tiap segmen secara spesifik, bukan diberlakukan secara menyeluruh.
Dukungan fiskal dari pemerintah wajib menyasar kendaraan untuk kelas menengah ke bawah. Tidak hanya berfokus pada satu jenis mobil saja.
“Ini sebetulnya juga berlaku untuk mobil listrik. Maksudnya insentif itu diperlukan untuk mobil kalangan menengah ke bawah biar tepat sasaran, kalau yang di segmen atas itu tidak wajib malah," kata Sonny Eka Putra, Founder Xpander Mitsubishi Owners Club.
Sonny mencontohkan, mayoritas mobil hybrid memiliki harga lebih tinggi rasanya wajar jika tidak diberi insentif.
Sementara itu Ryan Cayo, Ketua Dewan Pengawas Calya Sigra Club menilai insentif otomotif tidak semata-hata harus diskon bagi produsen.
Akan tetapi bisa dalam bentuk lain, sebagai stimulus untuk menjaga pergerakan ekosistem otomotif dari hulu ke hilir.
“Ketika pemerintah menyampaikan sinyal berbeda, hal itu membuat pelaku usaha hingga konsumen lebih berhati-hati dan ini bisa makin memperlambat pemulihan pasar," ujar Cahyo.
Kebijakan insentif yang timpang dan tidak pasti justru berimbas ke psikologi pasar. Konsumen memilih menunda keputusan membeli mobil.
Termasuk di pasar mobil bekas, karena menunggu apakah akan ada insentif baru atau perubahan regulasi.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
02 Desember 2025, 09:00 WIB
01 Desember 2025, 14:00 WIB
01 Desember 2025, 12:00 WIB
01 Desember 2025, 09:00 WIB
30 November 2025, 15:00 WIB
Terkini
02 Desember 2025, 09:00 WIB
Gaikindo menunggu keputusan terbaik dari pemerintah mengenai pemberian insentif untuk periode 2026 mendatang
02 Desember 2025, 08:00 WIB
Kepolisian mengalihkan sejumlah ruas jalan di Ibu Kota untuk kelanaran aksi Reuni 212 yanag diselenggarakan hari ini
02 Desember 2025, 07:00 WIB
Penjualan mobil merek Toyota di Nusa Tenggara Barat dikatakan menguasai market share sebesar 33,2 persen
02 Desember 2025, 06:00 WIB
SIM keliling Jakarta beroperasi seperti biasanya hari ini, siapkan dokumen persyaratan yang dibutuhkan
02 Desember 2025, 06:00 WIB
Ganjil genap Jakarta akan tetap dijalankan meski ada kegiatan reuni akbar 212 yang berpotensi sebabkan kepadatan
02 Desember 2025, 06:00 WIB
Masyarakat dapat memanfaatkan kehadiran SIM keliling Bandung hari ini untuk mengurus dokumen berkendara
01 Desember 2025, 21:00 WIB
Sejumlah mobil dan motor baru berhasil menyabet penghargaan sebagai kendaraan terfavorit selama GJAW 2025
01 Desember 2025, 20:00 WIB
Astra Auto Fest 2025 siap digelar dengan beragam daya tarik termasuk hadiah mobil buat pengunjung beruntung