Kalista Sebut Pentingnya Insentif untuk Dorong Adopsi EV Niaga
04 Desember 2025, 19:00 WIB
Maka Motors mendukung rencana Presiden Prabowo untuk melonggarkan aturan TKDN dan diganti dengan insentif
Oleh Satrio Adhy
KatadataOTO – Presiden Prabowo Subianto berencana ingin melonggarkan aturan TKDN (Tingkat Kandungan Dalam Negeri). Hal tersebut dilakukan sebagai respon kebijakan tarif impor Amerika Serikat.
Wacana itu lantas menuai banyak respon. Seperti datang dari Maka Motors salah satu produsen EV (Electric Vehicle) di Tanah Air.
Mereka mengaku setuju jika Presiden Prabowo ingin melonggarkan aturan TKDN produk-produk di masa mendatang.
“Kami juga mendukung rencana pemerintah untuk mengganti aturan TKDN dengan skema insentif,” ungkap Raditya Wibowo, CEO and Founder Maka Motors kepada KatadataOTO, Jumat (11/04).
Menurut dia, jika rencana tersebut dilakukan bakal membawa sejumlah keuntungan. Seperti mendorong daya beli masyarakat.
Sehingga kendaraan roda dua setrum semakin diminati. Jadi kian banyak pengguna motor listrik di dalam negeri.
“Kemudian mendukung pertumbuhan ekonomi nasional serta mengurangi biaya operasional pengguna,” lanjut Raditya.
Selain itu pemberian insentif buat pembelian motor listrik disebut juga mampu mengurangi beban subsidi BBM (Bahan Bakar Minyak) pemerintah.
Akan tetapi Maka Motors meminta kejelasan mengenai pemberian insentif setelah dilonggarkannya aturan TKDN oleh pemerintah.
“Kami berharap kepastiannya (insentif) bisa diberikan tahun ini,” tegas Raditya.
Sebagai informasi, sebelumnya Presiden Prabowo Subianto menginstruksikan para menteri untuk membuat aturan TKDN lebih fleksibel.
“Kita harus realistis, TKDN dipaksakan akhirnya kita kalah kompetitif. Saya sangat setuju TKDN fleksibel saja,” ucap Prabowo dalam kesempatan terpisah.
Orang nomor satu di Indonesia itu menilai kalau peraturan TKDN yang sekarang berlaku terkesan terlalu dipaksakan.
Jadi investor tidak melirik Indonesia. Kemudian cenderung tertarik menanamkan uang mereka di negara lain.
Oleh sebab itu Prabowo Subianto meminta implementasi TKDN ini agar bisa diubah mekanismenya. Misal dengan kemungkinan pemberian insentif.
“Tolong ya para pembantu saya, para menteri saya sudah lah realistis. TKDN dibikin yang realistis saja,” tutur dia.
Sementara terkait kekhawatiran pengembangan produk di dalam negeri, menurut ia hal itu masih bisa dilakukan dengan cara lain.
Seperti contoh dengan pengembangan SDM (Sumber Daya Manusia), terkhusus pada sisi pendidikan termasuk ilmu pengetahuan maupun teknologi.
Di sisi lain Prabowo juga berniat melakukan deregulasi atau penghapusan kebijakan yang dirasa tidak lagi efektif pada pengembangan ekonomi serta kesejahteraan rakjat.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
04 Desember 2025, 19:00 WIB
04 Desember 2025, 14:00 WIB
04 Desember 2025, 13:00 WIB
03 Desember 2025, 14:00 WIB
27 November 2025, 22:00 WIB
Terkini
04 Desember 2025, 22:10 WIB
Mengulangkesuksesan program Kijang pada 30 tahun lalu, Toyota Veloz Hybrid Lintas Nusa kembali digelar
04 Desember 2025, 21:00 WIB
Jaecoo Indonesia akan memasarkan sejumlah model dari seri Omoda yang sebelumnya ditawarkan oleh Chery
04 Desember 2025, 20:00 WIB
Pertamina Lubricants berharap beban para korban bencana alam di Sumatera Utara serta Barat bisa lebih ringan
04 Desember 2025, 19:00 WIB
Kendaraan listrik dinilai potensial di segmen niaga, Kalista sorot perlu ada insentif dari pemerintah
04 Desember 2025, 18:00 WIB
Marc Marquez sudah tidak mau hidup bersama dendam, ia hanya ingin menghormati para rival termasuk Rossi
04 Desember 2025, 17:00 WIB
Nama BYD King dan King L terdaftar di Indonesia, sedan berteknologi PHEV yang dijual dengan harga kompetitif
04 Desember 2025, 16:00 WIB
Keberadaan pabrik BYD dinilai bakal membawa dampak positif, sebab dapat menyerap banyak tenaga kerja di Subang
04 Desember 2025, 15:01 WIB
Pemerintah akhirnya resmi keluarkan aturan pembatasan angkutan barang saat libur Natal dan tahun baru 2026