Standarisasi Baterai Motor Listrik Sudah Ada, Khusus Swap
29 Januari 2024, 11:41 WIB
Kementerian Perindustrian dorong standarisasi baterai sepeda motor listrik agar memudahkan masyarakat
Oleh Adi Hidayat
KatadataOTO – Kementerian Perindustrian dorong standarisasi baterai sepeda motor listrik untuk memudahkan masyarakat beralih dari kendaraan konvensional. Pasalnya selama ini komponen penyimpanan daya dari masing-masing merek berbeda.
Situasi ini merugikan karena pengguna kendaraan tidak bisa dengan mudah melakukan swab baterai saat daya sudah lemah.
“Dengan ada standardisasi baterai listrik kami berharap ada banyak investor yang mau berinvestasi. Kemudian dari sisi konsumennya lebih mudah melakukan swap atau shifting,” Febri Hendri Antoni Arif, Juru Bicara Kementerian Perindustrian (30/11).
Dilansir dari Antara adanya standarisasi baterai sepeda motor listrik meringankan masyarakat merawat kendaraan. Pasalnya bila komponen seragam maka lebih mudah didapatkan di pasaran.
“Jadi kalau misalnya beli motor listrik A kemudian baterainya rusak mereka bisa pakai baterai dari kendaraan lain karena sudah terstandardisasi. Bila sudah seragam pasarnya dapat lebih luas,” tambahnya.
Febri juga menyebut standardisasi baterai mampu mendorong pelaku industri baterai di dalam negeri ikut berkembang.
"Kalau terstandardisasi nanti banyak yang mau produksi. Jadi baterainya standar tapi mereknya macam-macam," katanya.
Ia juga mengakui bahwa program subsidi pembelian motor listrik kemungkinan tidak akan mencapai target yang sudah ditetapkan sebelumnya yaitu 200.000 unit hingga akhir 2023.
Pasalnya berdasarkan Sistem Informasi Pemberian Bantuan Pembelian Kendaraan Listrik Roda Dua (SISAPIRa) di hari Kamis (30/11) pukul 20.00 WIB baru 4.148 unit tersalurkan, 4.552 unit terverifikasi dan 6.620 masih dalam tahap proses pendaftaran.
Sementara sisa kuota tahun ini masih sebanyak 184.680 unit.
“Kita lihat tampaknya memang tidak akan sampai target 200.000 unit,” katanya.
Menurut Febri ada beberapa alasan mengapa minat masyarakat beralih sangat minim. Diantaranya adalah terbatasnya lokasi pengisian ulang serta bengkel kendaraan listrik.
Oleh karena itu, Febri meminta industri untuk lebih intensif memasarkan produk kendaraan listrik yang mereka produksi. Ia menyebut pemerintah sebagai regulator telah memberikan insentif dan bantuan cukup besar.
"Diharapkan sosialisasi dilakukan produsen motor. Karena kami sudah beri subsidi Rp7 juta tinggal produsennya sampaikan keunggulannya sehingga masyarakat tertarik," imbuhnya.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
29 Januari 2024, 11:41 WIB
Terkini
16 Mei 2025, 21:00 WIB
Toyota Indonesia gelar pendampingan TEY di Sumatera Barat untuk mematangkan visi dan misi proposal proyek lingkungan
16 Mei 2025, 20:22 WIB
PT MMKSI resmi meluncurkan versi terbaru Mitsubishi Xpander dan Xpander Cross hari ini, simak daftar harganya
16 Mei 2025, 18:00 WIB
Toyota bZ4X Touring atau bZ Woodland punya dimensi sedikit lebih panjang dan tampilannya semakin sporti
16 Mei 2025, 17:37 WIB
Berbagai merek premium termasuk Porsche menghadapi tantangan berat di era elektrifikasi, hadapi produk Cina
16 Mei 2025, 16:00 WIB
Pabrik CATL di Indonesia diharapkan bisa beroperasi mulai Maret 2026 dengan konsumendari berbagai negara
16 Mei 2025, 15:00 WIB
Penjualan BYD lampaui Toyota di Singapura dengan selisih hingga ribuan unit pada periode Januari hingga April 2025
16 Mei 2025, 14:00 WIB
Ganjil genap Puncak kembali digelar dan masyarakat diminta untuk mengatur ulang jadwal perjalanannya
16 Mei 2025, 13:00 WIB
Trackday jadi sarana aman memacu adrenalin di sirkuit balap, instruktur Ducati berikan sejumlah tips