Toyota dan Lexus Buat Platform Baru untuk Hybrid dan EV
26 Mei 2025, 22:00 WIB
Tarif impor AS berpotensi memperketat persaingan di industri otomotif Indonesia, namun Toyota tetap optimis
Oleh Serafina Ophelia
KatadataOTO – Tarif impor yang diterapkan oleh pemerintah Amerika Serikat dinilai tidak memiliki dampak langsung ke industri otomotif tanah air.
Namun sejumlah pihak menilai bahwa tarif impor di sektor otomotif berpeluang membuat persaingan di dalam negeri semakin ketat.
Presiden RI juga berencana untuk melonggarkan kuota impor, membuat manufaktur asing akan semakin mudah memasarkan produknya di Indonesia.
Saat ini pasar otomotif tanah air juga kedatangan cukup banyak merek baru, terkhusus dari China. Harga ditawarkan kompetitif kemudian banyak teknologi terkini disematkan pada kendaraan asal Tiongkok.
Hal-hal tersebut menjadi tantangan tersendiri buat berbagai pabrikan seperti Toyota. Namun PT TAM (Toyota Astra Motor) menyambut baik kedatangan merek-merek baru.
Menurut perwakilan Toyota, lanskap otomotif roda empat di Indonesia cukup dinamis dalam beberapa tahun terakhir dilihat dari berlimpahnya merek baru di RI.
“Di satu sisi ini merupakan hal positif, menjadi penanda bahwa pasar Indonesia masih berpotensi besar, serta menambah opsi bagi konsumen,” kata Jap Ernando Demily, Direktur Pemasaran PT TAM kepada KatadataOTO belum lama ini.
Tetapi untuk beradaptasi dengan pasar yang bakal mengalami perubahan imbas adanya tarif impor AS, ia mengungkapkan pentingnya aturan pendukung.
“Perlu diikuti oleh adaptasi regulasi fleksibel dalam mengatur market terkini, agar iklim bisnis dan investasi industri manufaktur yang merupakan salah satu industri terbesar bisa terus tumbuh positif,” tegas dia.
Menghadapi sengitnya persaingan produk kendaraan ramah lingkungan, pihak Toyota menegaskan masih akan fokus dengan strategi Multi-Pathway, terdiri dari 22 model berbeda.
Di masa mendatang Ernando menegaskan Toyota akan terus menambah lini kendaraan ramah lingkungan di segmen lebih luas.
“Ditunggu saja ya update dari kami ke depannya,” ucap dia.
Pengamat otomotif juga menilai perlu ada kebijakan yang mendukung dan melindungi industri dalam negeri, antisipasi banjirnya produk asing pasca penerapan tarif impor AS.
“Pemerintah bisa menerapkan tarif selektif. Misalnya menaikkan tarif untuk kendaraan (impor) utuh dari China,” kata Yannes Martinus Pasaribu, pengamat otomotif dan akademisi ITB (Institut Teknologi Bandung) saat dihubungi KatadataOTO beberapa waktu lalu.
Kemudian investor bisa diwajibkan membangun kemitraan bersama UKM (Usaha Kecil Menengah) dengan persentase TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri) terukur berbatas waktu.
Artikel Terpopuler
Artikel Terkait
26 Mei 2025, 22:00 WIB
26 Mei 2025, 09:00 WIB
22 Mei 2025, 23:27 WIB
22 Mei 2025, 21:00 WIB
22 Mei 2025, 19:00 WIB
Terkini
28 Mei 2025, 07:00 WIB
Kiprah Tesla sebagai pemain nomor satu di dunia terancam pendatang baru yakni mobil listrik asal Tiongkok
28 Mei 2025, 06:00 WIB
Berikut kami rangkum informasi lengkap termasuk lokasi dan jadwal SIM keliling Jakarta hari ini, Rabu (28/05)
28 Mei 2025, 06:00 WIB
Ada dua lokasi SIM keliling Bandung yang beroperasi hari ini sebelum libur nasional demi melayani masyarakat
28 Mei 2025, 06:00 WIB
Ganjil genap Jakarta 28 Mei 2025 akan menjadi yang terakhir di bulan ini karena besok mulai libur panjang
27 Mei 2025, 23:00 WIB
Pemerintah akan panggil produsen kendaraan karena banyaknya mobil bekas dengan odometer rendah di pasaran
27 Mei 2025, 22:00 WIB
kejelasan insentif motor listrik dari pemerintah diharapkan Maka Motors segera diputuskan dalam waktu dekat
27 Mei 2025, 21:10 WIB
Kementerian Lingkungan Hidup nilai EV efektif dalam mengurangi polusi udara khususnya di kawasan perkotaan
27 Mei 2025, 20:00 WIB
Alex Rins turut mengalami kendala seperti Fabio Quartararo pada gelaran MotoGP Inggris 2025 di Silverstone