Toyota Corolla Altis Hybrid GR Sport Dikabarkan Hadir di GIIAS 2025
17 Juli 2025, 23:33 WIB
Tarif impor AS berpotensi memperketat persaingan di industri otomotif Indonesia, namun Toyota tetap optimis
Oleh Serafina Ophelia
KatadataOTO – Tarif impor yang diterapkan oleh pemerintah Amerika Serikat dinilai tidak memiliki dampak langsung ke industri otomotif tanah air.
Namun sejumlah pihak menilai bahwa tarif impor di sektor otomotif berpeluang membuat persaingan di dalam negeri semakin ketat.
Presiden RI juga berencana untuk melonggarkan kuota impor, membuat manufaktur asing akan semakin mudah memasarkan produknya di Indonesia.
Saat ini pasar otomotif tanah air juga kedatangan cukup banyak merek baru, terkhusus dari China. Harga ditawarkan kompetitif kemudian banyak teknologi terkini disematkan pada kendaraan asal Tiongkok.
Hal-hal tersebut menjadi tantangan tersendiri buat berbagai pabrikan seperti Toyota. Namun PT TAM (Toyota Astra Motor) menyambut baik kedatangan merek-merek baru.
Menurut perwakilan Toyota, lanskap otomotif roda empat di Indonesia cukup dinamis dalam beberapa tahun terakhir dilihat dari berlimpahnya merek baru di RI.
“Di satu sisi ini merupakan hal positif, menjadi penanda bahwa pasar Indonesia masih berpotensi besar, serta menambah opsi bagi konsumen,” kata Jap Ernando Demily, Direktur Pemasaran PT TAM kepada KatadataOTO belum lama ini.
Tetapi untuk beradaptasi dengan pasar yang bakal mengalami perubahan imbas adanya tarif impor AS, ia mengungkapkan pentingnya aturan pendukung.
“Perlu diikuti oleh adaptasi regulasi fleksibel dalam mengatur market terkini, agar iklim bisnis dan investasi industri manufaktur yang merupakan salah satu industri terbesar bisa terus tumbuh positif,” tegas dia.
Menghadapi sengitnya persaingan produk kendaraan ramah lingkungan, pihak Toyota menegaskan masih akan fokus dengan strategi Multi-Pathway, terdiri dari 22 model berbeda.
Di masa mendatang Ernando menegaskan Toyota akan terus menambah lini kendaraan ramah lingkungan di segmen lebih luas.
“Ditunggu saja ya update dari kami ke depannya,” ucap dia.
Pengamat otomotif juga menilai perlu ada kebijakan yang mendukung dan melindungi industri dalam negeri, antisipasi banjirnya produk asing pasca penerapan tarif impor AS.
“Pemerintah bisa menerapkan tarif selektif. Misalnya menaikkan tarif untuk kendaraan (impor) utuh dari China,” kata Yannes Martinus Pasaribu, pengamat otomotif dan akademisi ITB (Institut Teknologi Bandung) saat dihubungi KatadataOTO beberapa waktu lalu.
Kemudian investor bisa diwajibkan membangun kemitraan bersama UKM (Usaha Kecil Menengah) dengan persentase TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri) terukur berbatas waktu.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
17 Juli 2025, 23:33 WIB
16 Juli 2025, 20:00 WIB
14 Juli 2025, 17:01 WIB
13 Juli 2025, 16:33 WIB
11 Juli 2025, 14:12 WIB
Terkini
19 Juli 2025, 18:30 WIB
Martin dapat menjadi batu sandungan bagi Marc Marquez yang ingin meraih poin sempurna di MotoGP Ceko 2025
19 Juli 2025, 13:00 WIB
Mitsubishi Destinator menjadi model teranyar yang bakal mengisi celah kosong di antara Pajero Sport dan XForce
19 Juli 2025, 11:00 WIB
Polda Metro Jaya akan tingkatkan patroli di sejumlah lokasi strategis untuk mencegah balap liar di Ibu Kota
19 Juli 2025, 09:00 WIB
Oli Pertamina Fastron Platinum Racing 10W-60 diklaim memiliki sejumlah keunggulan yang cocok buat mobil balap
19 Juli 2025, 07:15 WIB
Bupati Kudus berencana jadikan Polyron G3 dan G3+ sebagai kendaraan dinas karena hemat dan buatan lokal
18 Juli 2025, 20:00 WIB
Nakamichi luncurkan 2 dashcam baru dengan kualitas gambar 4K dan tahan terhadap guncangan berat sekalipun
18 Juli 2025, 20:00 WIB
Marc Marquez mengatakan kalau konflik dengan Valentino Rossi yang sudah berlangsung lama bisa saja berakhir
18 Juli 2025, 19:00 WIB
Data Gaikindo menunjukkan bahwa di semester I 2025 penjualan mobil segmen menengah ke atas alami kenaikan