Harga Mobil Hybrid September 2025, Fronx Rp 200 Jutaan
02 September 2025, 13:00 WIB
Tarif impor AS berpotensi memperketat persaingan di industri otomotif Indonesia, namun Toyota tetap optimis
Oleh Serafina Ophelia
KatadataOTO – Tarif impor yang diterapkan oleh pemerintah Amerika Serikat dinilai tidak memiliki dampak langsung ke industri otomotif tanah air.
Namun sejumlah pihak menilai bahwa tarif impor di sektor otomotif berpeluang membuat persaingan di dalam negeri semakin ketat.
Presiden RI juga berencana untuk melonggarkan kuota impor, membuat manufaktur asing akan semakin mudah memasarkan produknya di Indonesia.
Saat ini pasar otomotif tanah air juga kedatangan cukup banyak merek baru, terkhusus dari China. Harga ditawarkan kompetitif kemudian banyak teknologi terkini disematkan pada kendaraan asal Tiongkok.
Hal-hal tersebut menjadi tantangan tersendiri buat berbagai pabrikan seperti Toyota. Namun PT TAM (Toyota Astra Motor) menyambut baik kedatangan merek-merek baru.
Menurut perwakilan Toyota, lanskap otomotif roda empat di Indonesia cukup dinamis dalam beberapa tahun terakhir dilihat dari berlimpahnya merek baru di RI.
“Di satu sisi ini merupakan hal positif, menjadi penanda bahwa pasar Indonesia masih berpotensi besar, serta menambah opsi bagi konsumen,” kata Jap Ernando Demily, Direktur Pemasaran PT TAM kepada KatadataOTO belum lama ini.
Tetapi untuk beradaptasi dengan pasar yang bakal mengalami perubahan imbas adanya tarif impor AS, ia mengungkapkan pentingnya aturan pendukung.
“Perlu diikuti oleh adaptasi regulasi fleksibel dalam mengatur market terkini, agar iklim bisnis dan investasi industri manufaktur yang merupakan salah satu industri terbesar bisa terus tumbuh positif,” tegas dia.
Menghadapi sengitnya persaingan produk kendaraan ramah lingkungan, pihak Toyota menegaskan masih akan fokus dengan strategi Multi-Pathway, terdiri dari 22 model berbeda.
Di masa mendatang Ernando menegaskan Toyota akan terus menambah lini kendaraan ramah lingkungan di segmen lebih luas.
“Ditunggu saja ya update dari kami ke depannya,” ucap dia.
Pengamat otomotif juga menilai perlu ada kebijakan yang mendukung dan melindungi industri dalam negeri, antisipasi banjirnya produk asing pasca penerapan tarif impor AS.
“Pemerintah bisa menerapkan tarif selektif. Misalnya menaikkan tarif untuk kendaraan (impor) utuh dari China,” kata Yannes Martinus Pasaribu, pengamat otomotif dan akademisi ITB (Institut Teknologi Bandung) saat dihubungi KatadataOTO beberapa waktu lalu.
Kemudian investor bisa diwajibkan membangun kemitraan bersama UKM (Usaha Kecil Menengah) dengan persentase TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri) terukur berbatas waktu.
Artikel Terpopuler
Artikel Terkait
02 September 2025, 13:00 WIB
30 Agustus 2025, 17:00 WIB
28 Agustus 2025, 15:00 WIB
28 Agustus 2025, 12:00 WIB
28 Agustus 2025, 10:00 WIB
Terkini
05 September 2025, 19:00 WIB
Honda EV Fun Concept mulai di tes jalan, motor listrik ini sempat dipamerkan dalam ajang IIMS 2025 lalu
05 September 2025, 15:00 WIB
15 anggota komunitas CBR Jakarta - Tangerang jajal sirkuit Mandalika saat acara Honda Track Day pada 17 Agustus
05 September 2025, 13:00 WIB
PT SIS mengumumkan harga Suzuki XL7 Kuro, baru akan diluncurkan secara resmi pada 19 September mendatang
05 September 2025, 11:00 WIB
Proton resmikan pabrik mobil listrik pertama mereka yang sekarang berdiri di kawasan Perak, Malaysia
05 September 2025, 09:00 WIB
Seorang pedagang mobkas di MGK Kemayoran membeberkan mobil listrik bekas yang harganya masih menguntungkan
05 September 2025, 07:00 WIB
Kecelakaan dikarenakan truk mengalami rem blong kerap terulang di Indonesia, terutama sepanjang 2025
04 September 2025, 19:00 WIB
Francesco Bagnaia berpeluang untuk bangkit di MotoGP Catalunya 2025, sirkuit andalan Valentino Rossi
04 September 2025, 19:00 WIB
Francesco Bagnaia berpeluang untuk bangkit di MotoGP Catalunya 2025, sirkuit andalan Valentino Rossi