Kisaran Harga Honda HR-V Hybrid yang Diduga Meluncur Juni 2025
22 Mei 2025, 09:00 WIB
Di samping pemerataan infrastruktur dan layanan purna jual, harga EV masih jadi tantangan elektrifikasi di RI
Oleh Serafina Ophelia
KatadataOTO – Pemerintah Indonesia memiliki target mencapai NZE (Net Zero Emission) atau nol misi pada 2060 atau lebih cepat.
Ada beberapa langkah dilakukan buat mencapai hal tersebut. Salah satunya adalah melalui dukungan insentif kendaraan ramah lingkungan agar semakin diminati masyarakat.
Perlu diketahui pemerintah memberikan insentif untuk sejumlah model yang memenuhi persyaratan.
Paling terjangkau ada Wuling Air ev di angka Rp 184 jutaan. Hanya saja, mobil listrik di jangkauan harga itu sangat terbatas modelnya.
Misal untuk model dengan konfigurasi tiga baris 7-seater, masih ditawarkan Rp 300 jutaan ke atas. Seperti BYD M6, dilego mulai Rp 383 jutaan.
Meskipun perkembangan elektrifikasi di Indonesia mulai terlihat, tantangan yang masih harus dihadapi adalah harga mobil listrik.
“Memang mobil listrik tidak murah. Masih mahal hitungannya,” kata Bebin Djuana, pengamat otomotif saat dihubungi KatadataOTO beberapa waktu lalu.
Ia menyorot naiknya PPN (Pajak Pertambahan Nilai) yang ikut berperan membuat harga mobil listrik terdampak.
Padahal di tengah berbagai tantangan tahun ini, Bebin menilai intervensi pemerintah penting khususnya dalam menjaga penjualan mobil nasional tahun ini. Tidak terkecuali lini elektrifikasi.
“Ada pengecualian apa (kendaraan listrik dari PPN)? Tidak. Ini yang aneh,” ungkap dia.
Besaran insentif dari pemerintah untuk mobil listrik adalah 10 persen. Pada kebijakan tahun lalu, artinya konsumen hanya perlu menanggung PPN satu persen.
Namun dengan adanya kenaikan, maka pajak yang perlu dibayarkan oleh konsumen menjadi dua persen.
Sedangkan buat mobil hybrid insentifnya lebih kecil yakni tiga persen. Artinya total PPN ditanggung konsumen adalah sembilan persen.
“Di negara manapun, pemerintahnya turun tangan untuk membantu supaya rakyatnya bisa beralih (ke kendaraan elektrifikasi),” ucap Bebin.
Sebelumnya ia menyarankan bahwa besaran PPN bisa diturunkan untuk seluruh mobil dijual di harga Rp 1 miliar-Rp 2 miliar. Sehingga daya beli masyarakat dapat kembali bergairah.
Diturunkannya persentase PPN dinilai mampu membangkitkan geliat otomotif sekaligus membantu proses adopsi kendaraan listrik, baik itu mobil listrik maupun mobil hybrid di dalam negeri.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
22 Mei 2025, 09:00 WIB
21 Mei 2025, 22:08 WIB
21 Mei 2025, 21:32 WIB
21 Mei 2025, 21:00 WIB
21 Mei 2025, 20:00 WIB
Terkini
22 Mei 2025, 14:00 WIB
Harga LCGC di Mei 2025 belum mengalami penyesuaian, ditawarkan mulai Rp 140 jutaan OTR (On The Road) Jakarta
22 Mei 2025, 13:00 WIB
Ada berbagai keuntungan yang bisa didapatkan pemilik apabila melakukan servis motor di bengkel resmi
22 Mei 2025, 12:00 WIB
Jetour gelar pameran di mal dengan menawarkan beragam promo menarik untuk pelanggan yang melakukan pembelian
22 Mei 2025, 11:15 WIB
Mobil kenegaraan atau kepresidenan dunia
22 Mei 2025, 11:00 WIB
Deltalube menjelaskan nasib bisnis oli kendaraan saat penjualan motor dan mobil baru di Indonesia lesu
22 Mei 2025, 10:00 WIB
PT AHM resmi meluncurkan edisi spesial dari moge tourer Honda Gold Wing, harganya tembus Rp 1 miliar
22 Mei 2025, 09:00 WIB
Honda HR-V hybrid disinyalir meluncur dalam dua tipe pada 10 Juni 2025, berikut adalah perkiraan harganya
22 Mei 2025, 08:00 WIB
SIM Internasional harus dibawa oleh pengemudi kendaraan bermotor bila hendak berlibur panjang di luar negeri