Honda e:N1 Resmi Hadir di Indonesia dengan Sistem Sewa
14 Februari 2025, 18:00 WIB
Nissan dan Honda resmi batalkan rencana merger sehingga kehilangan kesempatan untuk menjadi pabrikan terbesar ketiga dunia
Oleh Adi Hidayat
KatadataOTO – Isu batalnya merger Nissan dan Honda akhirnya menjadi kenyataan. Kedua perusahaan tersebut sepakat untuk tidak melanjutkan rencana penggabungan perusahaan sehingga kehilangan potensi menjadi pabrikan kendaraan terbesar ketiga di dunia.
Sejak penandatanganan Nota Kesepahaman pada 23 Desember 2024, para petinggi perusahaan termasuk para CEO telah membahas terkait merger sembari memperhitungkan beragam hal. Mulai dari tujuan integrasi bisnis, strategi hingga struktur manajemen pascaintegrasi.
Dengan mempertimbangkan pentingnya integrasi bisnis, kedua perusahaan telah berkonsultasi ke berbagai pemangku kepentingan.
Selama diskusi berbagai opsi dipertimbangkan terkait struktur integrasi bisnis. Honda mengusulkan perubahan struktur dari pembentukan perusahaan induk bersama dan menunjuk mayoritas direktur serta CEO berdasarkan pengalihan saham.
Dalam keterangan resmi Honda, uraian tersebut sudah disampaikan dalam Nota Kesepahaman. Sehingga dalam strukturnya mereka akan menjadi perusahaan induk dan Nissan sebagai anak perusahaan.
Namun pernyataan berbeda disampaikan oleh Nissan. Dilansir dari Carscoops, perusahaan menyebut mereka serta Honda bakal membentuk perusahaan induk bersama dan masing-masing pihak memiliki hak bicara yang sama.
Perubahan tersebut tentu tidak menguntungkan buat Nissan meski situasi mereka saat ini sedang dalam tekanan.
Ketidaksepakatan itu pun membuat kedua perusahaan memutuskan untuk menghentikan diskusi serta mengakhiri Nota Kesepahaman. Mereka memprioritaskan kecepatan pengambilan keputusan dan pelaksanaan langkah-langkah manajemen dalam lingkungan pasar yang semakin tidak stabil menuju era elektrifikasi.
Meski merger telah batal tetapi kedua perusahaan tetap berkomitmen melanjutkan kerja sama terkait pengembangan kendaraan listrik. Dengan ini diharapkan kolaborasi yang sudah dilakukan sejak Agustus 2024 bisa terus berjalan.
Hal ini penting karena pabrikan China sudah semakin gencar dalam mengembangkan kendaraan listrik. Sehingga kerja sama tetap harus berjalan guna mengejar ketertinggalan.
Batalnya merger pun sebenarnya bukan berarti kiamat buat Nissan. Pasal mereka sudah mulai aktif mencari mitra lain yang bisa berkolaborasi dengan setara.
Salah satunya adalah perusahaan teknologi Foxconn yang sebenarnya sudah sempat tertarik buat bekerjasama. Namun hingga berita ini dibuat, kedua perusahaan belum memberi pernyataan terkait isu tersebut.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
14 Februari 2025, 18:00 WIB
14 Februari 2025, 11:30 WIB
13 Februari 2025, 15:00 WIB
12 Februari 2025, 17:00 WIB
11 Februari 2025, 10:00 WIB
Terkini
15 Februari 2025, 11:30 WIB
Yuasa ikut meramaikan ajang IIMS 2025 dengan meluncurkan produk terbaru dan pamer logo edisi 50 tahun
15 Februari 2025, 11:00 WIB
Pengamat otomotif menilai bahwa mobil listrik tidak sepenuhnya bebas emisi karbon yang dianggap mencemari udara
15 Februari 2025, 10:00 WIB
Suzuki resmi mengumumkan kehadiran SUV listrk perdana mereka, e Vitara untuk konsumen Indonesia di 2026
15 Februari 2025, 09:38 WIB
Royal Enfield Guerrilla 450 resmi dijual dalam pameran IIMS 2025, dijual setara harga Toyota Avanza Bekas
15 Februari 2025, 09:00 WIB
Jetour Dashing kini ditawarkan dengan 3 pilihan warna baru yang bisa menarik para pengunjung IIMS 2025
15 Februari 2025, 08:00 WIB
Ada tiga motor baru BMW yang diluncurkan di IIMS 2025, untuk menggoda para pencinta kendaraan roda dua
15 Februari 2025, 07:03 WIB
Motor listrik United Avand SL150 resmi diluncurkan dalam pameran IIMS 2025, dijual dengan harga Rp 22 jutaan
14 Februari 2025, 23:00 WIB
Mazda CX-80 PHEV muncul di ajang pameran otomotif tahunan IIMS 2025 untuk menggoda para pengunjung setia