Toyota Gandeng Tiga Perusahaan Cina buat Bantu Pengembangan EV
12 Juni 2025, 22:00 WIB
Neta sedang di ambang kebangkrutan, oleh sebab itu mereka melakukan restrukturisasi guna memperbaiki situasi
Oleh Satrio Adhy
KatadataOTO – Neta Auto diisukan tengah bergulat dengan masalah keuangan. Jenama asal Cina itu sedang di ambang kebangkrutan.
Melansir Carnewschina pada Kamis (12/06), Neta mengalami tekanan finansial dan operasional yang mengguncang kelangsungan bisnis mereka sejak tahun lalu.
"Neta Auto yang dulunya merupakan bintang yang sedang naik daun di pasar mobil listrik Tiongkok, dilaporkan akan memulai restrukturisasi," tulis media daring asal Tiongkok ini.
Disebutkan langkah itu diambil sebagai upaya penyelamatan perusahaan dari kebangkrutan menyeluruh yang dilakukan di bawah pengawasan pengadilan.
Terlebih satu hari sebelumnya, beredar sebuah video yang memperlihatkan konfrontasi emosial antara para karyawaran dan Fang Yungzhuo, Chairman Neta Auto di kantor baru mereka.
Para tenaga kerja mengklaim belum menerima gaji sejak November 2024 lalu. Waktunya bertepatan dengan gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) massal.
Tercatat ada 2.900 karyawan dirumahkan di berbagai departemen. Angka itu mencakup hampir separuh dari total tenaga kerja Neta.
Di sisi lain Neta memberikan klarifikasi mengenai situasi yang sedang mereka hadapi.
"Tujuan utama restrukturisasi ini adalah untuk memastikan produksi, menstabilkan pengiriman dan melindungi hak maupun kepentingan konsumen," tulis Neta dalam keterangan resmi yang diterima KatadataOTO.
Manufaktur asal Negeri Tirai Bambu itu bakal direvitalisasi melalui optimalisasi utang, perbaikan manajemen serta suntikan modal.
Mereka menjelaskan bakal berkolaborasi dengan likuiditor buat mengumpulkan modal industri terkemuka guna berinvestasi bersama.
Nantinya uang yang diterima digunakan untuk memulihkan produksi, melakukan penelitian, pengembangan teknis sampai memperluas pasar internasional.
"Pada saat bersamaan, tim manajemen awal akan dioptimalkan dan direformasi," tutur mereka.
Selanjutnya CEO baru bakal ditunjuk oleh seorang eksekutif senior yang berpengalaman memimpin perusahaan otomotif internasional.
Sehingga mampu meningkatkan profesionalisasi struktur tata kelola perusahaan.
Produsen electric vehicle (EV) tersebut memastikan pabrik di Tongxiang Cina akan kembali beroperasi secara bertahap selama enam bulan ke depan.
Lalu mereka berfokus pada jaminan pengiriman pesanan yang ada. Kemudian sistem diler akan memastikan transisi stabil melalui pertukaran utang dengan ekuitas dan dukungan finansial.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
12 Juni 2025, 22:00 WIB
12 Juni 2025, 21:00 WIB
12 Juni 2025, 11:00 WIB
12 Juni 2025, 09:00 WIB
11 Juni 2025, 20:26 WIB
Terkini
13 Juni 2025, 06:22 WIB
Hari ini SIM keliling Bandung berada di dua lokasi berbeda, selain itu beroperasi pada akhir pekan nanti
13 Juni 2025, 06:21 WIB
SIM keliling Jakarta dapat dimanfaatkan buat perpanjangan masa berlaku SIM A dan C, simak biaya dan syaratnya
13 Juni 2025, 06:00 WIB
Ganjil genap Jakarta 13 Juni 2025 kembali digelar untuk mengatasi kemacetan menjelang libur akhir pekan
12 Juni 2025, 22:30 WIB
Yamaha Jupiter Z1 mendapat warna baru untuk membuat tampilannya jadi semakin sporti dibanding sebelumnya
12 Juni 2025, 22:00 WIB
Agar tetap bisa bersaing di era elektrifikasi, Toyota menggandeng tiga perusahaan guna kembangkan inovasi
12 Juni 2025, 21:00 WIB
BYD Indonesia yakin bisa menang di pengadilan atas sengketa nama Denza karena memiliki bukti yang kuat
12 Juni 2025, 20:00 WIB
Meskipun telah mengantongi TKDN di atas 50 persen, PT HPM tidak akan melakukan ekspor Honda HR-V hybrid
12 Juni 2025, 17:00 WIB
Paket modifikasi Maxfort Tac-Rov memungkinkan pengguna double cabin seperti Toyota Hilux memiliki rantis