BMW Harap Konsumen Tak Tunda Pembelian Imbas IEU-CEPA
04 Desember 2025, 11:00 WIB
Airlangga menyebut harga mobil di Indonesia tidak berkembang karena adanya pergeseran minat masyarakat
Oleh Satrio Adhy
KatadataOTO – Pasar mobil konvensional di Indonesia terus tertekan. Apalagi setelah serbuan Electric Vehicle (EV) murah.
Saat ini di Tanah Air para pabrikan saling berlomba-lomba, untuk meniagakan mobil listrik Rp 100 jutaan.
Situasi itu ternyata berdampak luas bagi industri otomotif, terutama pada kendaraan roda empat bermesin bensin.
“Terjadi shifting dari mobil bensin ke mobil listrik,” ungkap Airlangga Hartarto, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian saat Pembukaan Rapimnas Kadin dikutip dari video YouTube Kadin Indonesia pada Kamis (04/11).
Airlangga menceritakan bahwa, dalam sebuah pameran yang digelar di kawasan Bumi Serpong Damai (BSD) sudah banyak kendaraan roda empat dibanderol Rp 300 jutaan.
Akan tetapi ia tidak mengurai secara rinci, mengenai model-model yang ia maksud dalam pameran tersebut.
“Bahkan ada mobil yang harganya Rp 175 juta sampai Rp 190 juta. Artinya dengan kehadiran electric vehicle harga mobil tertekan ke bawah,” lanjut Airlangga.
Pembantu Presiden Prabowo Subianto tersebut mengungkapkan, tingginya minat masyarakat terhadap EV murah mulai mengubah pola kompetisi di pasar otomotif nasional.
Nampak para produsen mobil konvensional lebih berhati-hati dalam menentukan harga produk mereka. Bahkan cenderung menahan banderol agar tetap kompetitif.
Mengingat perang harga mobil listrik di Tanah Air kian sengit. Sehingga mendorong mereka menyesuaikan diri.
“Ini belum pernah terjadi sebelumnya. Dengan indikator tersebut kita melihat bahwa seluruh risiko ke depan itu sudah price in, baik itu di rupiah di tingkat suku bunga maupun berbagai faktor lain,” tegas Airlangga.
Di sisi lain Airlangga tida memungkiri bahwa, saat ini banyak masyarakat yang mengandalkan EV buat mobilitas.
Kondisi tersebut mendorong penjualan mobil listrik secara nasional pada 2025, bertumbuh cukup tinggi sampai 18,27 persen.
Sedangkan penjualan kendaraan roda empat bensin, relatif stagnan. Sehingga para pabrikan harus cermat dalam menentukan strategi.
Terutama dalam menentukan harga pada produk baru, agar masyarakat mau memboyong mobil yang dipasarkan.
Jika kondisi seperti ini dibiarkan, maka bukan tidak mungkin persaingan antar pabrikan semakin tidak sehat.
Selain itu mengancam keberlangsungan bisnis mereka juga di Tanah Air. Risiko terburuk pun dapat datang sewaktu-waktu.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
04 Desember 2025, 11:00 WIB
03 Desember 2025, 14:00 WIB
02 Desember 2025, 19:13 WIB
02 Desember 2025, 17:00 WIB
02 Desember 2025, 14:00 WIB
Terkini
04 Desember 2025, 12:00 WIB
Motul Indonesia mengumumkan kerjasama terbaru dengan toko ritel dengan jaringan paling besar di Tanah Air
04 Desember 2025, 11:00 WIB
Perjanjian IEU-CEPA berpeluang membuat harga mobil yang diimpor dari Eropa termasuk BMW semakin kompetitif
04 Desember 2025, 10:00 WIB
Sepanjang 2025 pasar motor baru menghadapi banyak tantangan, seperti daya beli masyarakat yang menurun
04 Desember 2025, 09:00 WIB
Varian teranyar Toyota Yaris Cross mendapat ubahan di bagian gril, secara keseluruhan tampil semakin sporti
04 Desember 2025, 08:00 WIB
Ganjil genap Puncak direncakan bakal diberlakukan untuk seluruh kendaraan termasuk motor saat libur Nataru
04 Desember 2025, 07:00 WIB
Towing Express resmi meluncur dengan beragam kemudahan termasuk panggilan darurat tanpa aplikasi tambahan
04 Desember 2025, 06:00 WIB
Polda Metro Jaya awasi ganjil genap Jakarta untuk pastikan kelancaran arus lalu lintas Ibu Kota di pagi dan sore
04 Desember 2025, 06:00 WIB
SIM keliling Jakarta tersebar di lima wilayah sekitar Ibu Kota hari ini, jam operasionalnya terbatas