Daihatsu Andalkan Pameran buat Dorong Penjualan Akhir Tahun
26 September 2025, 18:00 WIB
Gaikindo bicara target penjualan mobil di Indonesia yang kemungkinan bakal sangat sulit dicapai tahun ini
Oleh Adi Hidayat
KatadataOTO – Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia atau Gakindo akui bahwa pada kuartal I 2024 industri otomotif mengalami turbulensi. Penjualan mobil pada tiga bulan pertama 2024 mengalami penurunan lebih dari 22 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.
Menurut Yohannes Nangoi, Ketua Umum Gaikindo terdapat beberapa penyebab turunnya penjualan mobil di awal 2024. Mulai dari bunga yang dinilai naik drastis, peningkatan harga bahan baku hingga penyelenggaraan Pemilu.
“Kemudian saya melihat adanya aturan-aturan baru yang ketat hingga mengganggu penjualan kendaraan. Selain itu penguatan nilai dolar terhadap rupiah juga telah mempengaruhi semuanya,” ungkap Yohannes Nangoi siang hari tadi (06/05).
Situasi tersebut membuat permintaan kendaraan menjadi semakin tertekan. Padahal target penjualan mobil masih berada di angka 1 juta unit.
“Target masih 1 juta kendaraan walaupun saya agak ragu setelah memasuki Mei karena April ada Lebaran tetapi angkanya belum bagus. Terutama di Februari itu jelek sekali dan Maret ada peningkatan tapi belum mencerminkan apa-apa,” ungkapnya.
Meski demikian dirinya masih cukup puas dengan angka ekspor kendaraan Indonesia yang terbilang cukup baik. Padahal di beberapa negara lain juga mengalami tekanan ekonomi.
“Beberapa teman dari Asia Tenggara mengeluh tapi kita melihat ini sebagai kesempatan untuk bisa tetap tumbuh,” tegasnya kemudian.
Ia pun menambahkan bahwa pihaknya bakal melakukan beragam terobosan baru agar kondisi industri otomotif mengalami perbaikan. Salah satunya melalui penyelenggaraan GIIAS 2024 yang rencananya digelar pada 18-28 Juli 2024.
“Pameran merupakan penjuang utama industri otomotif agar tetap bergairah. Pada GIIAS kali ini, kami akan menambah luas tempat pameran dan peningkatan itu mencapai 12.000 meter persegi,” ungkapnya.
Penambahan hall tersebut akan memakan tempat parkir dan digunakan untuk para industri pendukung serta sepeda motor.
“Tapi penambahan ini tidak akan dirasakan pengunjung maupun peserta karena semua dibuat sedemikian rupa agar tak ada perbedaan antara hall satu dan lainnya. Jadi semua merasa masih dalam satu kesatuan,” ungkapnya.
Penambahkan dinilai sangat perlu dilakukan karena jumlah peserta tahun ini mencapai 50 merek kendaraan bermotor dan 120 industri pendukung.
“Ada 30 merek mobil penumpang, empat brand commersial vehicle, tiga karoseri serta 16 sepeda motor,” pungkasnya.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
26 September 2025, 18:00 WIB
22 September 2025, 12:00 WIB
17 September 2025, 14:00 WIB
17 September 2025, 08:00 WIB
16 September 2025, 15:00 WIB
Terkini
02 Oktober 2025, 20:02 WIB
SIS masih membuka kemungkinan Suzuki Satria terbaru bakal diluncurkan untuk para konsumen di Indonesia
02 Oktober 2025, 19:00 WIB
Francesco Bagnaia buka suara soal asap tebal yang muncul dari motornya jelang akhir balapan di Jepang
02 Oktober 2025, 18:00 WIB
Honda Cimahi mengaku pelanggan mobil kini makin kritis sehingga pelayanan purna jual terus ditingkatkan
02 Oktober 2025, 17:00 WIB
Cairan dengan larutan urea bernama AdBlue merupakan salah satu inovasi buat kurangi emisi kendaraan diesel
02 Oktober 2025, 16:00 WIB
Bagi Fermin Aldeguer nomor 54 terasa sangat spesial, sehingga Toprak Razgatlioglu harus mencari yang lain
02 Oktober 2025, 15:00 WIB
Pengendara Yamaha Nmax yang viral menyetop sebuah bus di tikungan Ciwidey, Bandung merupakan anggota BMC
02 Oktober 2025, 14:00 WIB
Jetour X20e bakal meluncur dalam waktu dekat dan digadang jadi rival baru Wuling Air ev, segini NJKB-nya
02 Oktober 2025, 13:30 WIB
Tingginya sumber daya dan jumlah penduduk jadi daya tarik bagi pabrikan mobil listrik Cina untuk berinvestasi