Manufaktur Mobil Listrik Cina Disebut Belum Serap Komponen Lokal
29 Desember 2025, 15:00 WIB
Geely dan Changan disebut sebagai dua merek yang jadi kompetitor kuat BYD sepanjang kuartal ketiga 2025
Oleh Serafina Ophelia
KatadataOTO – Manufaktur asal Tiongkok, BYD disebut tengah mengalami penurunan keuntungan yang cukup tajam di kuartal ketiga 2025.
Berdasarkan keterangan dari pihak BYD, profit mereka di Cina ada di angka 7,82 miliar yuan atau sekitar Rp 18,2 triliun, turun 33 persen dari periode sama di 2024.
Sementara secara keseluruhan total pendapatan kotor atau revenue BYD di negara asalnya mengalami penurunan tiga persen.
Jika dilihat dari sisi jumlah unit, BYD telah mengantar 1,15 juta kendaraan ramah lingkungan ke tangan konsumen. Ini mencakup mobil listrik maupun hybrid.
Meskipun angkanya mengesankan, ini turun 1,8 persen dari capaian di kuartal ketiga 2024.
"BYD mengurangi target penjualan mereka di 2025 sebanyak 16 persen menjadi 4,6 juta. Namun mereka masih mengharapkan penjualan EV dan PHEV bisa dua kali lebih banyak dari tahun lalu," tulis laporan Reuters dikutip Sabtu (01/11).
BYD disebut menghadapi dua kompetitor kuat di negara asalnya yakni Geely Automobile Holdings dan Chongqing Changan Automobile.
Kedua merek itu masing-masing mencatatkan kenaikan penjualan 96 persen dan 84 persen.
Ada berbagai faktor dinilai dapat menjadi penyebab terjadinya penurunan penjualan lini produk BYD.
Misal, persaingan ketat di Cina ditambah kedatangan berbagai merek baru yang menawarkan opsi kendaraan harga kompetitif dan desain mumpuni.
Sengitnya kompetisi di Tiongkok tampaknya membuat BYD gencar di berbagai negara lain seperti Indonesia.
Bukan tanpa tantangan, meskipun penjualannya terbilang baik BYD mulai mendapatkan rival yang tidak hanya menawarkan mobil listrik tetapi juga hybrid.
Di Indonesia, per September 2025 Chery menggeser BYD sebagai mobil Cina terlaris dengan menjual 2.102 unit.
BYD menyusul di bawahnya dengan angka penjualan retail (pengiriman dari diler ke konsumen) 2.036 unit.
Penjualan retail BYD mengalami penurunan dari capaian di Agustus 2025 yaitu sebanyak 2.746 unit.
Namun dengan pengiriman Atto 1 yang sudah mulai berjalan, tidak menutup kemungkinan angka penjualan BYD bisa membaik di Oktober 2025.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
29 Desember 2025, 15:00 WIB
29 Desember 2025, 14:13 WIB
29 Desember 2025, 10:00 WIB
28 Desember 2025, 17:00 WIB
28 Desember 2025, 11:00 WIB
Terkini
29 Desember 2025, 15:00 WIB
GIAMM sebut perakitan lokal dihitung 30 persen TKDN, komponen lokal mobil listrik tak jadi prioritas produsen
29 Desember 2025, 14:13 WIB
Ditetapkan secara nasional di Cina, manufaktur wajib pastikan baterai mobil listrik tak bisa terbakar atau meledak
29 Desember 2025, 13:00 WIB
Dua sopir bus Damri tertangkap kamera melalukan aksi tidak terpuji, bahkan sampai membahayakan pengemudi lain
29 Desember 2025, 12:14 WIB
Model-model MPV dan LCGC masih tetap dicari konsumen mobil bekas, rentang harganya Rp 100 juta-Rp 300 jutaan
29 Desember 2025, 11:00 WIB
Menurut Mitsubishi Fuso ada beberapa kendala yang menghambat kinerja penjualan kendaraan niaga pada 2025
29 Desember 2025, 10:00 WIB
Harga kompetitif dan desain eksterior boxy bakal jadi faktor penting buat konsumen mobil listrik di 2026
29 Desember 2025, 09:00 WIB
Terdapat banyak pilihan produk pada segmen motor bebek, seperti contoh TVS LX100 dengan banderol kompetitif
29 Desember 2025, 08:00 WIB
Penyekatan kendaraan pada Car Free Night Puncak akan dilakukan sejak sore dan diawasi oleh puluhan petugas