Penjualan Omoda E5 Redup Setelah Ada J6, Ini Kata Chery
31 Maret 2025, 09:00 WIB
Imbas pemberlakuan tarif impor 100 persen di AS, produsen mobil listrik China incar pasar Asia dan Australia
Oleh Serafina Ophelia
KatadataOTO – Mobil listrik China menciptakan tren baru di era elektrifikasi. Ada banyak model tersedia dan ditawarkan dengan banderol lebih kompetitif dibandingkan rival lain, ditambah lagi penyematan teknologi modern pada kendaraannya.
Hal itu memang justru dianggap sebagai ancaman bagi Amerika Serikat dan Uni Eropa. Bahkan ada kebijakan terkait tarif impor hingga 100 persen khusus mobil listrik China, sehingga manufaktur kesulitan jual BEV (Battery Electric Vehicle) di sana.
Imbas hal itu, beragam merek China mulai incar pasar lain seperti Asia dan Australia. Di RI sendiri, tahun ini kedatangan EV asal Tiongkok bukan jadi hal baru lagi buat masyarakat.
Dimulai dari BYD (Build Your Dreams) sampai merek premium Zeekr, mereka memboyong model andalan bertenaga listrik dan memiliki visi rakit lokal agar bisa menerima beragam keuntungan dari kebijakan pemerintah, seperti pembebasan tarif impor.
Beberapa pasar yang nampaknya jadi incaran manufaktur China adalah Australia dan Asia Tenggara. Di Australia, kehadiran mobil listrik China justru jadi stimulan persaingan sehat sehingga menawarkan banyak pilihan ke konsumen.
"Ketersediaan kendaraan produksi China meningkatkan pilihan pembeli, sehingga konsumen Australia bisa beli mobil sesuai kebutuhan pekerjaan, rekreasi dan keluarga mereka," ucap seorang perwakilan FCAI (Federal Chamber of Automatic Industries) Australia dikutip dari Carscoops, Senin (1/7).
Di negara tersebut, permintaan terhadap EV juga terlihat terus meningkat. Sepanjang 2023 ada 98.000 unit EV terjual, didorong adanya insentif serta komitmen pengembangan infrastruktur pengisian daya sebesar 500 juta USD.
Tesla masih mendominasi penjualan EV di Australia, namun siap menampung kehadiran beragam mobil listrik China yang ditawarkan dengan banderol lebih terjangkau.
Setelah MG dan BYD, sejumlah merek lain yang berniat masuk pasar Australia yakni XPeng, Geely, Changan dan Leapmotor.
Bicara soal ketersediaan SPKLU, Scott Dwyer, Research Director di Institute for Sustainable Futures University of Technology Sydney memperingatkan potensi perubahan yang merugikan.
"Tantangannya adalah memastikan bahwa pengembangan infrastruktur pengecasan EV tetap berjalan lebih cepat dibandingkan penjualan kendaraan listrik," kata Scott.
Singkatnya penjualan mobil listrik bisa membaik jika diiringi dengan pengembangan ekosistem pendukung yakni SPKLU (Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum).
Sebagai informasi per April 2024 jumlah stasiun pengisian daya di Australia saat ini sekitar 2.000 unit. Dikutip dari Drive, Selasa (2/7) infrastruktur tersebut akan lebih berkembang pesat di 2024.
Sementara di Indonesia jumlahnya adalah 1.380 unit. Lebih rincinya unit SPKLU tersebar di 956 lokasi terhitung per April 2024 dan masih akan terus ditambah sepanjang tahun ini.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
31 Maret 2025, 09:00 WIB
31 Maret 2025, 07:00 WIB
30 Maret 2025, 22:03 WIB
30 Maret 2025, 07:00 WIB
28 Maret 2025, 14:03 WIB
Terkini
01 April 2025, 08:00 WIB
Pihak kepolisian dapat menerapkan one way di Puncak Bogor secara situasional, berikut rincian aturannya
01 April 2025, 06:43 WIB
Ganjil genap Jakarta ditiadakan selama libur Lebaran 2025 sehingga masyarakat bisa bebas beraktivitas
31 Maret 2025, 16:17 WIB
Hybrid BYD Shark semakin dekat ke Indonesia, debut di Thailand dengan harga di kisaran Rp 800 jutaan
31 Maret 2025, 12:03 WIB
200 peserta mengikuti program mudik gratis bareng Diton 2025 dengan berbagai kota tujuan seperti ke Semarang
31 Maret 2025, 09:00 WIB
Chery mengungkapkan ada tantangan tersendiri dalam memasarkan SUV crossover listrik Omoda E5 di Indonesia
31 Maret 2025, 07:00 WIB
Haka Auto buka bengkel siaga saat Lebaran untuk menemani perjalanan pelanggan BYD mudik ke kampung halamannya
31 Maret 2025, 06:00 WIB
Kepolisian prediksi ada lonjakan arus mudik dan kepadatan di sejumlah titik setelah pelaksanaan sholat Id
31 Maret 2025, 05:08 WIB
Francesco Bagnaia akhirnya keluar sebagai pemenang pada MotoGP Amerika 2025 usai Marc Marquez terjatuh