Deretan Mobil Yovie Widianto Stafsus Presiden, Didominasi Toyota
29 Juni 2025, 08:00 WIB
Ada upaya melengserkan Akio Toyota dari jabatannya oleh pemegang saham akibat skandal manipulasi data Toyota
Oleh Adi Hidayat
KatadataOTO – Akio Toyoda, Chairman of Toyota Motor Corporation akan menemui beberapa pemegang saham yang merasa tidak puas dengan kinerja perusahaan pekan ini. Beberapa dari mereka bahkan dikabarkan bakal menuntut pemungutan suara untuk melengserkannya.
Pengambilan suara diharapkan bisa dilakukan pada rapat pemegang saham tahunan pada 18 Juni 2024.
Tidak bisa dipungkiri bahwa Toyota belakangan ini memang tengah mengalami banyak masalah. Pabrikan asal Jepang tersebut baru saja meminta maaf atas penipuan tes sertifikasi kendaraan.
Meski mereka memastikan bahwa skandal tersebut tidak menyebabkan masalah keselamatan dan tak perlu malakukan recall, tetap saja dampaknya sangat terasa. Bahkan Toyota menghentikan produksi beberapa modelnya.
Harga saham Toyota yang berhasil naik dalam lima tahun terakhir menjadi 3.800 yen kini mengalami penurunan. Sahamnya sekarang hanya dibanderol 3.000 Yen.
Institutional Shareholder Services, sebuah perusahaan yang memberikan masukan kepada investor melihat bahwa Toyoda harus bertanggung jawab terhadap skandal manipulasi data Toyota. Meski para direksi mengklaim akan melakukan perubahan namun langkah itu dinilai tidak cukup mencegah terulangnya kecurangan di masa depan.
“Kecenderungan perusahaan untuk melestarikan budaya perusahaannya memang patut dicurigai. Toyoda harus bertanggung jawab atas hal itu,” tegas perusahaan dilansir dari AP News.
Meski demikian keinginan untuk menyingkirkan Toyoda dari kursinya sangat sulit. Pasalnya mayoritas pemegang saham Toyota adalah perusahaan Jepang seperti bank dan lembaga keuangan sehingga tidak akan menentang perusahaan otomotif terbesar dunia tersebut.
Sementara Toyota Industries, sebuah perusahaan group menjadi pemenang saham nomor dua. Dengan ini kombinasi keduanya tentu akan sulit untuk menggantikan Toyoda.
Tak hanya itu, penjualan Toyota juga sebenarnya tidak terlalu terdampak. Berdasarkan laporan Kazunori Maki, analis otomotif di SMBC Nikko Securities pengiriman yang ditangguhkan oleh perusahaan hanya berdampak pada 1 hingga 2 persen di seluruh dunia.
Kemudian pada tahun fiskal yang berakhir Maret lalu, keuntungan Toyota meningkat dua kali lipat dari tahun sebelumnya menjadi 4,9 triliun yen ($31,9 miliar). Angka ini melebihi proyeksi karena peningkatan penjualan kendaraan dan lemahnya Yen Jepang sehingga meningkatkan pendapatan luar negeri.
Meskipun Toyota masih tertinggal dalam peralihan ke kendaraan listrik, perusahaan berhasil mencatatkan angka penjualan 9,4 juta kendaraan pada tahun fiskal yang berakhir pada bulan Maret.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
29 Juni 2025, 08:00 WIB
22 Juni 2025, 21:00 WIB
14 Juni 2025, 17:36 WIB
12 Juni 2025, 22:00 WIB
11 Juni 2025, 11:00 WIB
Terkini
03 Juli 2025, 22:00 WIB
Aprilia tengah menyiapkan rencana cadangan dengan mendekati Bastianini buat mengantisipasi kepergian Martin
03 Juli 2025, 21:00 WIB
Desain baru MG 4 EV resmi diperkenalkan di Cina dengan tampilan yang lebih ramah dibanding sebelumnya
03 Juli 2025, 20:00 WIB
Pengamat sorot sejumlah hal yang harus dilakukan produsen Jepang bertahan di tengah gempuran mobil BYD
03 Juli 2025, 19:00 WIB
Menurut Jaecoo dengan bergabung bersama Chery mereka tidak gentar buat bersaing dengan pabrikan Jepang
03 Juli 2025, 18:00 WIB
Penjualan BYD Group di Juni 2025 berhasil lampaui wholesales mobil Indonesia periode Januari sampai Mei 2025
03 Juli 2025, 17:00 WIB
Peneliti ungkap masih ada produsen EV roda dua yang enggan menguji keamanan baterai dengan alasan biaya mahal
03 Juli 2025, 16:00 WIB
Kemenko Infra mengaku tengah menyiapkan aturan tarif atas dan bawah sopir logistik demi berantas truk ODOL
03 Juli 2025, 15:00 WIB
BYD Sealion 05 EV terdaftar di Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual dan berpeluang hadir di GIIAS 2025