MG 4 EV Resmi Diperkenalkan, Tampilannya Lebih Ramah
03 Juli 2025, 21:00 WIB
Menurut Eko ada sejumlah masalah yang membuat penjualan mobil baru di 2024 ini kurang maksimal atau bergairah
Oleh Satrio Adhy
KatadataOTO – Penjualan mobil baru di Indonesia memang kurang bergairah. Terutama pada 2024 yang menemui berbagai rintangan cukup besar.
Seperti pengetatan kredit, melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar, kondisi ekonomi sampai banyaknya libur atau cuti bersama di tahun ini.
Sejumlah hal tersebut memaksa Gaikindo (Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia) merevisi target penjualan mobil baru di Indonesia.
Dari semula 1,1 juta unit kendaraan roda empat diharapkan terniagakan pada 2024, namun kini hanya menjadi 850 ribu unit saja.
Kemudian menurut data Gaikindo sejak Januari sampai Oktober 2024, penjualan secara Wholesales atau dari pabrik ke diler hanya 710.406 unit saja.
Sementara untuk penjualan mobil secara Retail Sales tidak kalah lesu, bila ditotal keseluruhan berada pada level 730.637 unit.
Hal tersebut membuat sejumlah pihak bersuara terkait kondisi pasar kendaraan roda empat. Seperti dilontarkan pihak Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.
“Pertama penyebabnya adalah tren harga mobil cenderung tinggi. Itu akibat kenaikan pajak, ketergantungan komponen impor yang rentan terhadap fluktuasi nilai tukar rupiah dan biaya logistik,” ujar Ekko Harjanto, Assisten Deputi Pengembangan Industri Kemenko Perekonomian di Jakarta Selatan, Rabu (4/12).
Eko menjelaskan bahwa faktor tersebut membuat banderol kendaraan roda empat semakin tidak terjangkau. Terutama pada kelas menengah ke bawah yang menjadi sasaran utama.
“Penyebab kedua belum sampainya pendapatan per kapita, karena di 2023 hanya sekitar 4.700 sampai 5.000 USD. Jumlah itu masuk dalam kategori menengah ke bawah,” lanjut Eko.
Dengan begitu sebagian besar pendapatan digunakan untuk memenuhi kebutuhan pokok terlebih dahulu. Seperti pangan, rumah sampai Pendidikan.
Jadi menurut dia masyarakat tidak ada niatan membeli mobil baru. Justru gaji diterima dipakai buat kebutuhan utama keluarga di rumah.
“Walaupun keinginan ada, karena pendapatan per kapitanya memang rata-rata segitu jadi tak sempat berpikir membeli kendaraan,” tegas dia.
Ia pun berharap penjualan mobil baru di Indonesia segera bangkit di tahun depan. Apalagi jika bisa keluar dari jebakan satu juta unit yang sudah berlangsung selama beberapa tahun.
“Puncak penjualan (Mobil baru paling tinggi) ada pada 2013, saat itu berhasil tembus di angka 1,2 juta unit,” Eko menutup perkataannya.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
03 Juli 2025, 21:00 WIB
03 Juli 2025, 18:00 WIB
03 Juli 2025, 08:00 WIB
02 Juli 2025, 22:30 WIB
01 Juli 2025, 11:00 WIB
Terkini
03 Juli 2025, 22:00 WIB
Aprilia tengah menyiapkan rencana cadangan dengan mendekati Bastianini buat mengantisipasi kepergian Martin
03 Juli 2025, 21:00 WIB
Desain baru MG 4 EV resmi diperkenalkan di Cina dengan tampilan yang lebih ramah dibanding sebelumnya
03 Juli 2025, 20:00 WIB
Pengamat sorot sejumlah hal yang harus dilakukan produsen Jepang bertahan di tengah gempuran mobil BYD
03 Juli 2025, 19:00 WIB
Menurut Jaecoo dengan bergabung bersama Chery mereka tidak gentar buat bersaing dengan pabrikan Jepang
03 Juli 2025, 18:00 WIB
Penjualan BYD Group di Juni 2025 berhasil lampaui wholesales mobil Indonesia periode Januari sampai Mei 2025
03 Juli 2025, 17:00 WIB
Peneliti ungkap masih ada produsen EV roda dua yang enggan menguji keamanan baterai dengan alasan biaya mahal
03 Juli 2025, 16:00 WIB
Kemenko Infra mengaku tengah menyiapkan aturan tarif atas dan bawah sopir logistik demi berantas truk ODOL
03 Juli 2025, 15:00 WIB
BYD Sealion 05 EV terdaftar di Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual dan berpeluang hadir di GIIAS 2025