Industri EV Kembang Kempis, Penjualan Tesla Malah Terjun Bebas
06 Juli 2024, 19:00 WIB
Ketersediaan stasiun pengisian daya atau SPKLU yang belum merata bisa jadi salah satu alasan penurunan minat EV
Oleh Serafina Ophelia
KatadataOTO – Elektrifikasi tengah digencarkan para pemimpin negara secara global. Berbagai pendekatan dilakukan manufaktur melalui penawaran model-model BEV (Battery Electric Vehicle) atau kendaraan listrik berbasis baterai.
Namun perjalanan menuju elektrifikasi 100 persen masih panjang. Masih ada beberapa hal jadi kekhawatiran konsumen dalam menggunakan mobil listrik untuk mobilitas harian, salah satunya adalah ketersediaan SPKLU (Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum).
Ditambah lagi, mobil listrik bisa dibilang bukan jadi prioritas First Buyer atau pembeli mobil pertama karena berbagai alasan. Kebanyakkan masih lebih pilih mobil bensin karena familiar dan infrastruktur memadai.
Per April 2024, jumlah SPKLU milik PT PLN (Persero) adalah 1.380 unit tersebar di 956 lokasi di Indonesia. Namun memang paling banyak letaknya di Pulau Jawa yaitu 966 unit di 656 titik.
Guna menambah ketersediaan, PLN berkomitmen mengubah 2.000 tiang listrik menjadi SPKLU mobil listrik. Sehingga ekosistem kendaraan listrik semakin mumpuni.
"Kami sudah membangun strategi untuk mengubah tiang listrik kami menjadi SPKLU, sehingga dengan catatan biayanya juga lebih murah," ucap Darmawan Prasodjo, Direktur Utama PLN seperti dikutip Databoks beberapa waktu lalu.
Hanya saja angka tersebut masih jauh dari proyeksi kebutuhan SPKLU dari hasil studi ICCT (International Council on Clean Transportation). Sampai 2030 Indonesia diperkirakan butuh 25.600 unit stasiun pengisian daya untuk dua juta BEV sesuai target pemerintah.
Sementara bicara penjualan, sempat terjadi penurunan minat EV sebesar 14 persen pada April 2024 dibandingkan bulan sebelumnya. Wuling masih pimpin penjualan dengan model barunya yakni 597 unit (wholesales/pabrik ke diler).
Rizwan Alamsjah, Ketua III Gaikindo sempat mengungkapkan bahwa industri otomotif memang menghadapi tantangan di 2024. Namun gelaran GIIAS 2024 (Gaikindo Indonesia International Auto Show) diharapkan bisa dorong penjualan mobil termasuk BEV.
"Hal lain juga mungkin PR (pekerjaan rumah) pemerintah cukup banyak untuk tambah Network Charging dan sebagainya. Kalau tidak cepat dilakukan akan menimbulkan masalah," kata Rizwan di Jakarta beberapa waktu lalu.
Tidak hanya di Indonesia, negara lain seperti Amerika Serikat rupanya menghadapi hal serupa. Mengacu data EIA (Energy Information Administration) AS, penjualan mobil listrik tidak pernah terlalu baik kecuali di segmen premium.
"Dari keseluruhan penjualan BEV di kuartal petama 2024, delapan dari 10 penjualan merupakan model Luxury karena banyak opsi dan harga sesuai di segmen itu seperti Tesla, Mercedes, Rivian, Cadillac, Audi dan BMW," tulis keterangan EIA, Mei 2024.
Artikel Terpopuler
Artikel Terkait
06 Juli 2024, 19:00 WIB
06 Juli 2024, 13:00 WIB
05 Juli 2024, 18:00 WIB
05 Juli 2024, 16:00 WIB
05 Juli 2024, 15:00 WIB
Terkini
06 Juli 2024, 19:00 WIB
Di tengah naik-turun industri mobil listrik, penjualan Tesla sebagai salah satu raksasa EV turun drastis
06 Juli 2024, 17:00 WIB
Tim Sapuangin dari ITS berhasil mengamankan gelar juara Regional Championship Shell Eco Marathon 2024
06 Juli 2024, 15:00 WIB
MGPA ingin meniru prosedur maupun alat keselamatan yang diterapkan dalam ajang Shell Eco Marathon 2024
06 Juli 2024, 13:00 WIB
Shell mulai memasok pelumas khusus mobil listrik ke beberapa manufaktur yang memproduksi EV di Indonesia
06 Juli 2024, 11:00 WIB
Tersebar video yang memperlihatkan anggota kepolisian melakukan pungli di tol Halim, Polda Metro Jaya minta maaf
06 Juli 2024, 09:00 WIB
Merupakan versi hatchback dari Seal, kehadiran BYD Seal 06GT semakin dekat dan berpeluang jadi rival MG 4 EV
06 Juli 2024, 07:00 WIB
Pawai sejuta obor akan dilaksanakan malam hari ini sehingga diharapkan masyarakat mencari jalur alternatif
05 Juli 2024, 20:00 WIB
Mobil otonom langgaran aaturan lalu lintas di Amerika Serikat namun polisi belum bisa memberi sanksi tilang