Ahli Sebut Jalan di Indonesia Tertinggal Dibanding Singapura

Kualitas jalan di Indonesia disebut ahli masih tertinggal dibanding Singapura karena hanya memikirkan kekuatan

Ahli Sebut Jalan di Indonesia Tertinggal Dibanding Singapura

TRENOTO – Pada masa pemerintahan Presiden Joko Widodo pembangunan infrastruktur khususnya jalan tol dan nasional memang cukup dikebut. Hasilnya sejumlah wilayah kini bisa terhubung lebih mudah bila dibandingkan sebelumnya.

Namun pembangunan jalan di Indonesia rupanya masih dinilai kurang optimal khususnya dari segi kualitas dibanding negara tetangga seperti Singapura. Hal ini disampaikan oleh Ali Aryo Bawono, praktisi Teknik Sipil saat dihubungi TrenOto.

Menurutnya dalam membangun jalan kontraktor tidak bisa hanya fokus pada structural performance dan menguatkan jalan tetapi juga functional performance. Inilah yang belum diperhatikan oleh pembuat jalan di Indonesia.

Photo : Istimewa

“Kalau structural performance kita membahas layer per layer mulai dari pondasi paling bawah, base a, base b hingga wearing course atau lapisan teratas pada jalan. Tetapi kalau di luar negeri fokusnya sudah sampai functional perfomance yang mempertimbangkan kenyamanan,” ungkapnya.

Menurutnya jalan di Singapura sudah memikirkan meningkatkan kekesatan jalan, mengurangi noise yang ditimbulkan dari gesekan jalan dan ban hingga memastikan air tidak menggenang. Ia juga menambahkan bahwa negara bekas jajahan Inggris tersebut sudah memikirkan dampak pemanasan global.

Baca juga : Jokowi Periksa Jalan di Lampung Setelah Ramai di Media Sosial

“Tapi di Indonesia masih fokus pada structural performance karena permasalahannya masih banyak. Kadang ada masalah pada pelaksanaan kontruksinya, kemudian agregatnya belum bagus dan perawatannya juga masih harus ditingkatkan,” ungkapnya.

Banyaknya masalah di Indonesia tersebut menyebabkan penyelenggara jalan menjadi tidak bisa fokus untuk menyiapkan infrastruktur sesuai kebutuhan. Terlebih masih banyak kendaraan yang Over Dimension Over Loading (ODOL) sehingga merusak.

“Kalau beban seperti sepeda motor atau mobil penumpang sebenarnya bebannya sangat kecil, bahkan bisa disebut nol. Tetapi untuk kendaraan ODOL itu justru membuat jalan lebih mudah rusak dibanding seharusnya,” tegasnya.

Photo : BPJT

Banyaknya tantangan tersebut pun dinilainya membuat Indonesia masih memerlukan waktu untuk mengejar jalan ideal. Hal ini karena permasalahannya terbilang kompleks dan tak bisa diselesaikan dalam waktu singkat.

“Tapi bila memang ingin ideal maka tidak bisa kita memikirkan struktur dan kekuatan jalan saja tetapi juga fungsionalnya. Harus aman serta membuat nyaman,” pungkas Ali.


Terkini

otosport
Fermin Aldeguer Ogah Serahkan Nomor 54 ke Toprak Razgatlioglu

Fermin Aldeguer Ogah Serahkan Nomor 54 ke Toprak Razgatlioglu

Bagi Fermin Aldeguer nomor 54 terasa sangat spesial, sehingga Toprak Razgatlioglu harus mencari yang lain

news
Pengendara Nmax Minta Maaf Usai Adang Bus di Tikungan Ciwidey

Pengendara Yamaha Nmax Arogan Minta Maaf, Berdalih Urai Macet

Pengendara Yamaha Nmax yang viral menyetop sebuah bus di tikungan Ciwidey, Bandung merupakan anggota BMC

mobil
Mobil Listrik Jetour X20e Terdaftar, NJKB Mulai Rp 165 Juta

Mobil Listrik Jetour X20e Terdaftar, NJKB Mulai Rp 165 Juta

Jetour X20e bakal meluncur dalam waktu dekat dan digadang jadi rival baru Wuling Air ev, segini NJKB-nya

news
Indonesia Jadi Pasar Incaran Utama Pabrik Mobil Listrik Cina

Indonesia Jadi Pasar Incaran Utama Pabrik Mobil Listrik Cina

Tingginya sumber daya dan jumlah penduduk jadi daya tarik bagi pabrikan mobil listrik Cina untuk berinvestasi

otosport
Vega Ega Pratama Dilirik Bos Gresini, Potensi Tampil di MotoGP

Veda Ega Pratama Dilirik Bos Gresini, Potensi Tampil di MotoGP

Bos Gresini Racing mengaku sangat terkesan dengan kemampuan Veda Ega Pratama saat beraksi di dalam lintasan

news
GIIAS Bandung 2025

Daya Tarik GIIAS Bandung 2025 Untuk Genjot Penjualan

GIIAS Bandung 2025 memberikan kemudahan untuk masyarakat Jawa Barat yang ingin membeli mobil atau motor baru

motor
Federal Sebut Industri Oli Tak Terdampak Lesunya Pasar Motor Baru

Federal Sebut Industri Oli Tak Terdampak Lesunya Pasar Motor Baru

Federal mengaku tidak merasa dampak dari lesunya pasar motor baru yang sedang terjadi dalam beberapa waktu

mobil
Harga Mobil Listrik Oktober 2025, Aion UT Rp 300 Jutaan

Harga Mobil Listrik Oktober 2025, Aion UT Rp 300 Jutaan

Mayoritas merek tidak melakukan penyesuaian, berikut daftar harga mobil listrik di RI per Oktober 2025