Teknologi ITCS di Lampu Lalu Lintas Diklaim Telah Kurangi Kemacetan

Teknologi ITCS di lampu lalu lintas diklaim telah mengurangi kemacetan di sejumlah persimpangan Jakarta

Teknologi ITCS di Lampu Lalu Lintas Diklaim Telah Kurangi Kemacetan

KatadataOTO – Dinas Perhubungan DKI akan menggunakan teknologi Intelligent Traffic Control System (ITCS) atau Sistem Kontrol Lalu Lintas Pintar sebagai salah satu cara untuk mengurangi kemacetan.

Dengan adanya teknologi tersebut, kendaraan prioritas bisa melewati persimpangan di Jakarta tanpa harus terkena lampu merah. Hal ini sangat penting, terutama dalam kondisi darurat.

"Jakarta butuh mobilitas khusus untuk kendaraan seperti pemadam kebakaran atau ambulans," kata Syafrin Liputo, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi DKI Jakarta dilansir Antara (21/08).

Ia pun mencontohkan, bila terjadi kebakaran dan mobil pemadam muncul dari salah satu jalan maka jalur tersebut akan diberikan prioritas lampu hijau agar bisa melintas lebih cepat.

Jakarta jadi kota termacet ketujuh di dunia
Photo : KatadataOTO

Menariknya, setelah kendaraan prioritas seperti mobil pemadam kebakaran atau ambulans lewat maka pengaturan lalu lintas kembali normal. Antrean yang lebih panjang di persimpangan akan diutamakan.

ITCS memungkinkan lampu lalu lintas menjadi adaptif terhadap pergerakan kendaraan di setiap simpang. Dengan begitu, hambatan di persimpangan bisa diminimalisir.

Hanya saja, pengaturan lampu lalu lintas di Jakarta belum sepenuhnya menggunakan ITCS. Dari total 321 simpang prioritas yang diatur dengan lampu lalu lintas di Jakarta, teknologi itu baru ada di sekitar 65 lokasi.

"Sementara untuk yang lainnya masih memakai sistem Area Traffic Control System (ATCS) sehingga pengaturannya masih bersifat statis," katanya.

Meski demikian, Syafrin mengemukakan penerapan ITCS menunjukkan perbaikan kinerja lalu lintas sebesar 20 persen dibanding sebelumnya.

"Jakarta sudah mendekati 20 persen walaupun belum seluruh simpang prioritas yang diatur ITCS ini," katanya.

Ganjil genap Jakarta
Photo : @TMCPoldaMetro

Ia menjadikan data TomTom Traffic Index 2024 sebagai acuan. Dari sana diketahui bahwa Jakarta sudah tidak lagi masuk 20 besar kota termacet di dunia. Bahkan, Jakarta kini berada di urutan ke-90 dengan tingkat kemacetan 43 persen atau turun 10 persen dari 2023.

“Pada 2024 yang dirilis Januari, tingkat kemacetan Jakarta mencapai 53 persen sementara peringkatnya adalah 31," pungkasnya.


Terkini

news
tol MBZ

Ada Perbaikan Jalan Tol MBZ, Waspada Macet Parah

Jalan tol MBZ diperbaiki sehingga berpotensi menyebabkan kemacetan parah di sejumlah titik selama pekerjaan dilakukan

otopedia
Cara urus SIM hilang

Cara Mengurus SIM Hilang di Awal Oktober 2025, Bisa Tanpa Tes

Cara mengurus SIM hilang di awal Oktober 2025 sebenarnya masih cukup dimudahkan karena bisa dilakukan tanpa tes

news
Ganjil genap Jakarta

Ganjil Genap Jakarta 8 Oktober 2025, Incar Puluhan Jalan Utama

Ganjil genap Jakarta kembali diterapkan di Ibu Kota untuk mengurangi kepadatan lalu lintas yang kerap terjadi

news
Jadwal SIM Keliling Bandung 8 Oktober, Berikut Lokasi Lengkapnya

Jadwal SIM Keliling Bandung 8 Oktober, Berikut Lokasi Lengkapnya

SIM keliling Bandung hari ini menjadi salah satu alternatif ketika Anda ingin mengurus dokumen berkendara

news
SIM Keliling Jakarta Beroperasi Hari Ini, Cek Lokasinya

Lokasi dan Jadwal SIM Keliling Jakarta Hari Ini 8 Oktober 2025

SIM keliling Jakarta jadi alternatif agar tidak perlu repot menyambangi kantor Satpas, simak jadwalnya

mobil
VinFast VF7

VinFast Siap Produksi Lokal Saat Insentif Impor EV Dihentikan

Bos VinFast tanggapi santai rencana pemerintah hentikan insentif impor EV karena mereka sudah siap produksi lokal

news
ESDM Berniat Wajibkan Campuran Etanol 10 Persen pada BBM

ESDM Berniat Wajibkan Campuran Etanol 10 Persen pada BBM

Menteri ESDM menyebut Presiden Prabowo sudah menyetujui mandatori campuran etanol sebanyak 10 persen pada BBM

otosport
Ternyata Segini Total Harga Satu Unit Motor Balap MotoGP

Ternyata Segini Total Harga Satu Unit Motor Balap MotoGP

Yamaha, Honda hingga Ducati harus merogoh kocek puluhan miliar rupiah untuk membangun satu unit motor MotoGP