Jadwal dan Lokasi SIM Keliling Bandung Akhir Oktober 2025
31 Oktober 2025, 06:00 WIB
KNKT mendesak pemerintah mendirikan sekolah khusus sopir truk dan bus demi meningkatkan kompetensi mereka
Oleh Satrio Adhy
KatadataOTO – Kecelakaan bus dan truk di Indonesia masih terus berulang. Biasanya salah satu penyebab insiden tersebut adalah kelalaian pengemudi.
Mulai dari tidak menguasai medan jalan, tak mengenal kendaraannya dengan baik dan lalai dalam melakukan perawatan kendaraan.
Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengatakan, kecelakaan truk serta bus yang berulang disebabkan karena kemampuan dasar mengemudi kurang baik.
“Tidak kompetennya (sopir) juga ditemukan pada sebagian besar pengemudi bus dan truk lain,” ungkap Ahmad Wildan, Investigator Senior KNKT saat dihubungi KatadataOTO, Selasa (09/09).
Lebih jauh Wildan menjelaskan saat KNKT menelusuri akar masalahnya, kedua hal di atas tidak ditemui dalam Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) pengemudi.
Selanjutnya mereka juga tidak menemukan peningkatan kompetensi dalam proses pembuatan Surat Izin Mengemudi (SIM) B1 dan B2.
Tidak heran jika banyak sopir truk serta bus yang memiliki kemampuan pas-pasan. Sebab mereka memaksakan untuk menjadi pengemudi karena tuntutan ekonomi.
“Penelusuran lebih jauh lagi (KNKT) menemukan bahwa hampir semua pengemudi truk dan bus di Indonesia tidak pernah terdidik juga terlatih dengan baik secara terstruktur,” Wildan melanjutkan.
Menurut dia, berbagai temuan tersebut menjadi tanda bahwa berbagai kecelakaan di Tanah Air dikarenakan kemampuan sopir bus maupun truk yang kurang.
Sehingga KNKT menekankan pentingnya pemerintah untuk segera membuat sekolah mengemudi khusus kedua profesi di atas.
Mengingat sudah berulang kali kecelakaan yang melibatkan truk juga bus terjadi. Tentu hal tersebut sangat merugikan masyarakat.
Sebab banyak kendaraan masyarakat maupun fasilitas umum yang rusak. Bahkan tidak jarang nyawa melayang akibat kelalaian.
“Oleh sebab itu kebutuhan akan sekolah mengemudi kendaraan besar menjadi sangat urgent, jika kita ingin memutus mata rantai kecelakaan bus dan truk di Indonesia,” tegas Wildan.
Di sisi lain Wildan menyebut pemerintah juga wajib menyiapkan kurikulum jika ingin membuat sekolah mengemudi khusus sopir truk serta bus.
Seperti pengetahuan dasar sistem rem maupun lampu, pengetahuan dasar jalan, teknik mengemudi (defensive drive) hingga pemeriksaan kendaraan sebelum beroperasi (pre trip inspection).
Tak ketinggalan masyarakat yang menggeluti profesi ini juga harus memahami teknik emergency handling jika menghadapi kondisi darurat. Jadi mengetahui apa yang harus dilakukan saat ada bahaya di depan.
Terakhir yang tidak kalah penting adalah pemahaman tentang peraturan lalu lintas. Jadi bisa lebih taat saat berada di jalan.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
31 Oktober 2025, 06:00 WIB
31 Oktober 2025, 06:00 WIB
30 Oktober 2025, 06:00 WIB
30 Oktober 2025, 06:00 WIB
29 Oktober 2025, 06:00 WIB
Terkini
01 November 2025, 13:00 WIB
Harga BBM di sejumlah SPBU swasta terjadi penyesuaian bulan ini, selain itu stok dari BP AKR perlahan pulih
01 November 2025, 11:00 WIB
Geely dan Changan disebut sebagai dua merek yang jadi kompetitor kuat BYD sepanjang kuartal ketiga 2025
01 November 2025, 09:00 WIB
Tim KatadataOTO mendapat kesempatan untuk menjajal singkat mobil listrik Changan Deepal S07 di Chongqing, Cina
01 November 2025, 07:00 WIB
Xpeng X9 hadir dalam opsi EREV, diklaim sebagai MPV dengan jarak tempuh terjauh dan berpeluang masuk RI
01 November 2025, 06:00 WIB
GAC Aion harus merakit lokal unit sesuai dengan jumlah yang diimpor selama pemberian insentif di 2025
01 November 2025, 05:42 WIB
Di awal November sejumlah harga BBM Pertamina mengalami kenaikan lagi, seperti terlihat pada Dex dan Dexlite
31 Oktober 2025, 19:37 WIB
Changan Hunter sudah terdaftar di laman resmi PDKI sejak awal 2025, hal ini untuk melalukan studi di Tanah Air
31 Oktober 2025, 18:56 WIB
Yamaha turut meramaikan gelaran Japan Mobility Show 2025 membawa sejumlah produk termasuk purwarupa Motoroid