Keunggulan Motor Listrik Kupprum URB-X dan Aergo di GIIAS 2025
28 Juli 2025, 11:00 WIB
IBC terus melalukan berbagai cara guna mendorong standarisasi baterai motor listrik, salah satunya melalui BAMS
Oleh Satrio Adhy
TRENOTO – IBC (Indonesia Battery Corporation) terus mendorong standarisasi baterai motor listrik. Salah satunya dengan meluncurkan platform BAMS (Battery Asset Management Service).
Menurut Dilo Seno, Direktur Pengembangan Usaha dan Portofolio MIND ID, BAMS adalah wadah kendaraan roda dua setrum. Mulai dari menyediakan baterai, swapping & charging station lalu aplikasi yang bisa digunakan berbagai merek.
“IBC mengambil langkah inovatif dengan menyeragamkan semua ekosistem motor listrik melalui BAMS,” kata Dilo di katadata.
Lebih jauh Dilo menuturkan kalau penampung daya merupakan salah satu komponen utama untuk kendaraan listrik. Pasalnya memiliki porsi sekitar 35 persen dari total biaya dikeluarkan
Baterai menjadi komponen kunci dalam industri kendaraan elektrik, terutama terkait kapasitas penyimpanan. Namun sekarang ada kekhawatiran soal ketersediaan infrastruktur pengisian daya dan banyaknya spesifikasi.
Maka IBC terus mendorong standarisasi baterai motor listrik. Dalam langkah anyarnya mereka menggandeng sejumlah pihak.
Sebut saja seperti Gesits, Volta, Alva, Viar dan United. Selain itu ada juga bengkel konversi seperti Bintang Racing Team hingga Spora EV.
Sementara itu, dua pemain global motor listrik dari Cina yang akan masuk ke Indonesia, yakni Sunra sama Goda, juga turut memberikan komitmennya guna berpartisipasi dalam ekosistem BAMS.
Di sisi lain Jeffrie Korompis selaku Direktur Operasi dan Pengembangan IBC mengatakan, BAMS bakal dikembangkan lebih lanjut. Hal ini bertujuan untuk mengkomersialisasi solusi berbasis Battery Swapping Station berdasarkan model bisnis anyar, yakni konsep decoupling atau pemisahan baterai dari kendaraan listrik.
“Dengan demikian, sebagai ekosistem baru, BAMS akan berfungsi sebagai platform guna kolaborasi para pelaku industri kendaraan listrik, seperti produsen atau penyedia energi, produsen baterai, pengembang teknologi dan operator battery swapping station,” ungkapnya.
Di tempat berbeda, Luhut Binsar Panjaitan selaku Menko Maritim dan Investasi mengungkapkan kalau kekhawatiran masyarakat sudah bukan pada jarak tempuh, tetapi pada ketersediaan infrastruktur.
Ini termasuk Stasiun Penukaran Baterai (Swap Station) maupun Stasiun Pengisian Listrik (Charging Station). Oleh karenanya, diperlukan kerja sama serta inovasi dalam menciptakan solusi yang efisien juga efektif.
“Kami menyambut baik hal ini sebagai bagian dari program transisi energi,” ucapnya.
Dengan begitu diharapkan BAMS dapat memberikan solusi manajemen baterai yang efisien serta terjamin.
Artikel Terpopuler
Artikel Terkait
28 Juli 2025, 11:00 WIB
22 Juli 2025, 15:31 WIB
21 Juli 2025, 07:00 WIB
17 Juli 2025, 09:00 WIB
08 Juli 2025, 08:00 WIB
Terkini
06 Agustus 2025, 22:00 WIB
Jumlah pemesanan mobil Honda di GIIAS 2025 berhasil tumbuh dibandingkan pada ajang serupa tahun lalu
06 Agustus 2025, 21:00 WIB
Harga BYD Atto 1 berada di luar ekspektasi, tipe terendahnya ada di bawah NJKB terdaftar yakni Rp 200 jutaan
06 Agustus 2025, 20:00 WIB
Berdasarkan LHKPN di laman resmi KPK, Komjen Dedi Prasetyo tercatat mempunyai tiga mobil serta dua motor
06 Agustus 2025, 19:00 WIB
Maxus telah menyiapkan senjata buat bersaing dengan Denza serta Xpeng dalam kompetisi mobil listrik premium
06 Agustus 2025, 18:00 WIB
Honda Step Wgn e:HEV jadi pilihan baru MPV ramah lingkungan di Indonesia, simak spesifikasi lengkapnya
06 Agustus 2025, 17:00 WIB
Vinfast Indonesia semakin menunjukkan komitmennya di Tanah Air untuk mendekatkan diri dengan masyarakat
06 Agustus 2025, 16:00 WIB
Toyota Yaris Cross berhasil meraih lima bintang keselamatan dari ASEAN NCAP berkat banyaknya fitur keselamatan
06 Agustus 2025, 15:20 WIB
Dengan kehadiran Destinator, Mitsubishi ingin memperluas pangsa pasar dari 8,5 persen menjadi 10 persen