Hyundai Klaim Punya Produk Spesial untuk Pasar Indonesia
04 September 2024, 11:00 WIB
Pengamat menilai pemerintah perlu kajian mendalam jika ingin menerapkan asuransi kendaraan TPL di Tanah Air
Oleh Satrio Adhy
KatadataOTO – Rencana pemerintah ingin menerapkan asuransi kendaraan TPL (Third Party Liability) terus menjadi bahasan hangat. Pro dan kontra pun bermunculan terkait wacana satu ini.
Sejumlah pihak menilai kalau asuransi pihak ketiga pada kendaraan cukup membebani. Apalagi jika melihat kondisi ekonomi Indonesia sekarang.
Banyak masyarakat yang terkena dampak pelemahan ekonomi. Sehingga rencana di atas dirasa belum tepat diterapkan dalam beberapa waktu ke depan.
“Kemudian penjualan kendaraan juga sekarang sedang tertekan. Jadi kebijakan ini perlu dikaji secara mendalam,” ungkap Yannes Martinus Pasaribu, pengamat otomotif sekaligus akademisi ITB (Institut Teknologi Bandung) kepada KatadataOTO, Senin (5/8).
Pengamat tersebut menjelaskan kalau pemerintah harus melihat lebih luas dampak jika asuransi kendaraan TPL diterapkan. Mulai dari sisi politik, ekonomi sampai sosial.
Hal ini agar tidak membebani serta mempersulit masyarakat di Tanah Air. Apalagi bagi warga dengan ekonomi menengah ke bawah ketika ingin membeli kendaraan.
“Libatkan berbagai pihak terkait termasuk akademisi, praktisi asuransi serta perwakilan rakyat. Intinya pemerintah perlu mempertimbangkan berbagai aspek secara matang sebelum memberlakukan kebijakan ini,” tegas Yannes.
Memang sebelumnya Gaikindo (Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia) meminta pemerintah buat tidak buru-buru menerbitkan aturan wajib asuransi TPL.
Pasalnya kebijakan tersebut membuat sejumlah konsumen mengurungkan niat membeli kendaraan baru. Ditakutkan berimbas ke pasar mobil di Tanah Air.
“Kalau bisa (aturan TPL) jangan diterapkan sekarang lah. Karena penjualan mobil lagi turun, intinya ke situ,” ujar Yohannes Nangoi, Ketua Umum Gaikindo.
Sebagai informasi, Gaikindo mencatat penjualan Wholesales atau dari pabrik ke diler pada semester satu 2024 mengalami penurunan. Hanya berhasil menyentuh angka 408.012 unit.
Angka tersebut terkoreksi 19,4 persen jika dibandingkan dengan tahun lalu. Sebab di 2023 berhasil mencapai 506.427 mobil.
Kemudian produksi kendaraan roda empat di Tanah Air pun ikut terkena imbasnya. Pada semester satu 2024 hanya ada 561.772 unit.
Turun sekitar 20 persen dibandingkan periode serupa di 2023. Di tahun lalu produksi kendaraan roda empat menyentuh 702.144 mobil.
“Asuransi ini kan Third Party Liability dan semua mobil yang dicicil serta pakai Leasing Company sudah terdaftar asuransi. Masalahnya setelah selesai kredit mereka harus ikut asuransi atau tidak,” Nangoi menutup perkataannya.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
04 September 2024, 11:00 WIB
02 September 2024, 16:00 WIB
29 Agustus 2024, 21:00 WIB
29 Agustus 2024, 11:00 WIB
28 Agustus 2024, 09:00 WIB
Terkini
18 September 2024, 13:00 WIB
Yoshihiro Hidaka, Presiden Yamaha Motor Co mengalami penyerangan yang dilakukan sang putri di rumah mereka
18 September 2024, 12:00 WIB
Lombardi mengungkapkan ada beberapa alasan mengapa mereka lebih melirik Toyota Innova Zenix untuk dimodifikasi
18 September 2024, 11:00 WIB
MGPA dan ITDC pastikan MotoGP Mandalika akan tetap dilangsungkan di Sirkuit Mandalika, 27-29 September 2024
18 September 2024, 10:02 WIB
Wuling siap hadirkan dua mobil modifikasi di ajang IMX 2024 untuk dijadikan inspirasi para pelanggannya
18 September 2024, 09:00 WIB
Hanya tembus 63 unit di Agustus 2024, penjualan DFSK di Indonesia masih mencatatkan hasil kurang baik
18 September 2024, 08:00 WIB
Terdapat beberapa hal yang bisa dilakukan para pengendara mobil serta motor saat terjebak macet di Puncak
18 September 2024, 07:00 WIB
Chery luncurkan Tiggo 8 Pro terbaru dengan pengembangan dari berbagai sisi termasuk fitur keselamatan
18 September 2024, 06:10 WIB
Jika ingin mengurus dokumen berkendara, Anda bisa mendatangi salah satu lokasi SIM Keliling Jakarta hari ini