Penjualan Mobil Baru Turun Bikin Pengusaha Audio Gigit Jari
03 Juli 2025, 08:00 WIB
Pengamat menilai pemerintah perlu kajian mendalam jika ingin menerapkan asuransi kendaraan TPL di Tanah Air
Oleh Satrio Adhy
KatadataOTO – Rencana pemerintah ingin menerapkan asuransi kendaraan TPL (Third Party Liability) terus menjadi bahasan hangat. Pro dan kontra pun bermunculan terkait wacana satu ini.
Sejumlah pihak menilai kalau asuransi pihak ketiga pada kendaraan cukup membebani. Apalagi jika melihat kondisi ekonomi Indonesia sekarang.
Banyak masyarakat yang terkena dampak pelemahan ekonomi. Sehingga rencana di atas dirasa belum tepat diterapkan dalam beberapa waktu ke depan.
“Kemudian penjualan kendaraan juga sekarang sedang tertekan. Jadi kebijakan ini perlu dikaji secara mendalam,” ungkap Yannes Martinus Pasaribu, pengamat otomotif sekaligus akademisi ITB (Institut Teknologi Bandung) kepada KatadataOTO, Senin (5/8).
Pengamat tersebut menjelaskan kalau pemerintah harus melihat lebih luas dampak jika asuransi kendaraan TPL diterapkan. Mulai dari sisi politik, ekonomi sampai sosial.
Hal ini agar tidak membebani serta mempersulit masyarakat di Tanah Air. Apalagi bagi warga dengan ekonomi menengah ke bawah ketika ingin membeli kendaraan.
“Libatkan berbagai pihak terkait termasuk akademisi, praktisi asuransi serta perwakilan rakyat. Intinya pemerintah perlu mempertimbangkan berbagai aspek secara matang sebelum memberlakukan kebijakan ini,” tegas Yannes.
Memang sebelumnya Gaikindo (Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia) meminta pemerintah buat tidak buru-buru menerbitkan aturan wajib asuransi TPL.
Pasalnya kebijakan tersebut membuat sejumlah konsumen mengurungkan niat membeli kendaraan baru. Ditakutkan berimbas ke pasar mobil di Tanah Air.
“Kalau bisa (aturan TPL) jangan diterapkan sekarang lah. Karena penjualan mobil lagi turun, intinya ke situ,” ujar Yohannes Nangoi, Ketua Umum Gaikindo.
Sebagai informasi, Gaikindo mencatat penjualan Wholesales atau dari pabrik ke diler pada semester satu 2024 mengalami penurunan. Hanya berhasil menyentuh angka 408.012 unit.
Angka tersebut terkoreksi 19,4 persen jika dibandingkan dengan tahun lalu. Sebab di 2023 berhasil mencapai 506.427 mobil.
Kemudian produksi kendaraan roda empat di Tanah Air pun ikut terkena imbasnya. Pada semester satu 2024 hanya ada 561.772 unit.
Turun sekitar 20 persen dibandingkan periode serupa di 2023. Di tahun lalu produksi kendaraan roda empat menyentuh 702.144 mobil.
“Asuransi ini kan Third Party Liability dan semua mobil yang dicicil serta pakai Leasing Company sudah terdaftar asuransi. Masalahnya setelah selesai kredit mereka harus ikut asuransi atau tidak,” Nangoi menutup perkataannya.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
03 Juli 2025, 08:00 WIB
24 Juni 2025, 09:00 WIB
23 Juni 2025, 23:00 WIB
20 Juni 2025, 11:00 WIB
19 Juni 2025, 14:00 WIB
Terkini
03 Juli 2025, 22:00 WIB
Aprilia tengah menyiapkan rencana cadangan dengan mendekati Bastianini buat mengantisipasi kepergian Martin
03 Juli 2025, 21:00 WIB
Desain baru MG 4 EV resmi diperkenalkan di Cina dengan tampilan yang lebih ramah dibanding sebelumnya
03 Juli 2025, 20:00 WIB
Pengamat sorot sejumlah hal yang harus dilakukan produsen Jepang bertahan di tengah gempuran mobil BYD
03 Juli 2025, 19:00 WIB
Menurut Jaecoo dengan bergabung bersama Chery mereka tidak gentar buat bersaing dengan pabrikan Jepang
03 Juli 2025, 18:00 WIB
Penjualan BYD Group di Juni 2025 berhasil lampaui wholesales mobil Indonesia periode Januari sampai Mei 2025
03 Juli 2025, 17:00 WIB
Peneliti ungkap masih ada produsen EV roda dua yang enggan menguji keamanan baterai dengan alasan biaya mahal
03 Juli 2025, 16:00 WIB
Kemenko Infra mengaku tengah menyiapkan aturan tarif atas dan bawah sopir logistik demi berantas truk ODOL
03 Juli 2025, 15:00 WIB
BYD Sealion 05 EV terdaftar di Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual dan berpeluang hadir di GIIAS 2025