BYD Disebut Belum Libatkan Penyedia Komponen Lokal
01 September 2025, 20:00 WIB
Sejumlah mobil listrik yang diimpor utuh masih memperoleh insentif, namun hanya sampai Desember 2025
Oleh Serafina Ophelia
KatadataOTO – Sejumlah produk mobil listrik impor yang memenuhi persyaratan berhak menerima insentif dari pemerintah. Sehingga bisa dijual dengan harga kompetitif.
Subsidi pajak tersebut sekarang dinikmati oleh beberapa merek yakni BYD, GAC Aion, Geely sampai Citroen.
Insentif memang terbukti jadi daya tarik buat para konsumen. BYD sebagai pendatang baru mampu mencatatkan penjualan memuaskan sepanjang 2025 berkat bantuan itu.
Hanya saja per 2026 BYD sudah harus mulai melakukan perakitan lokal dan mengantongi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) minimal 40 persen.
Sayangnya hingga saat ini BYD disebut belum menemui kesepakatan dengan penyedia komponen otomotif lokal.
Pengamat menilai jika tahun depan para penerima insentif mobil listrik impor tidak memenuhi persyaratan, maka seluruh produk itu dapat dikenakan beban biaya impor dan pajak penuh.
“Sehingga harga on the road-nya melonjak. Di Indonesia, mayoritas volume (penjualan) berada di bawah Rp 500 juta dan sangat price-sensitive,” kata Josua Pardede, Chief Economist Permata Bank kepada KatadataOTO belum lama ini.
Sebagai contoh, salah satu produk terlaris BYD adalah Multi Purpose Vehicle (MPV) M6, dilego Rp 300 jutaan sampai Rp 400 jutaan.
Mayoritas mobil listrik Cina menggunakan baterai LFP yang diklaim menjadi salah satu kunci di balik harga kompetitif. Sebab banderolnya lebih murah dibandingkan baterai bermaterial lithium-ion.
Hilangnya insentif berpeluang membuat masyarakat enggan membeli karena harga berada di luar jangkauan, tidak sekompetitif saat masih mendapatkan potongan pajak.
“Ini berpotensi memicu substitusi balik ke Hybrid Electric Vehicle (HEV/mobil hybrid) atau Internal Combustion Engine (ICE/mobil bensin),” lanjut dia.
Dia menyorot tanpa adanya transisi, penjualan mobil listrik yang saat ini menunjukkan tren positif berpeluang turun tajam tahun depan apabila merek terkait belum melakukan perakitan lokal.
Sebagai informasi, pada periode Januari-Juli 2025 wholesales (penyaluran dari pabrik ke diler) mobil listrik tembus 42.178 unit.
Jika dibandingkan, angka itu nyaris mendekati jumlah wholesales mobil listrik Januari-Desember 2024 yakni 43.188 unit.
BYD masih menempati posisi pertama. Per Juli 2025, wholesales-nya adalah 16.427 unit mencakup berbagai model mencakup Seal, Dolphin, Atto 3 sampai M6, sementara Denza 6.256 unit.
Tanpa ada insentif, jika dihitung secara kasar harga on the road mobil listrik impor bisa naik ratusan juta.
Misalnya BYD Atto 1 yang ditawarkan Rp 195 jutaan ke atas. Dibebankan biaya bea masuk 50 persen maka ada peluang banderol Atto 1 tembus Rp 367,5 jutaan.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
01 September 2025, 20:00 WIB
01 September 2025, 12:00 WIB
01 September 2025, 11:00 WIB
31 Agustus 2025, 09:00 WIB
30 Agustus 2025, 17:00 WIB
Terkini
02 September 2025, 15:14 WIB
Daihatsu Gran Max Taft Guy menunjukkan bahwa mobil komersial bisa dimodifikasi jadi lebih tangguh dibanding standar
02 September 2025, 14:40 WIB
Yamaha memasarkan sejumlah aksesoris resmi Nmax, Aerox sampai Xmax untuk menjawab kebutuhan para konsumen
02 September 2025, 13:00 WIB
Harga mobil hybrid di September 2025 masih stabil, ditawarkan mulai dari Rp 200 jutaan on the road Jakarta
02 September 2025, 12:00 WIB
GWM Tank 300 HEV sukses mencuri perhatian para pencinta otomotif di Indonesia berkat berbagai keunggulan
02 September 2025, 11:00 WIB
Tomi Airbrush siap menghadirkan bibit baru di industri otomotif terkhusus pengecatan hingga modifikasi
02 September 2025, 10:00 WIB
Segini kisaran poin yang perlu dikumpulkan Marc Marquez setelah Mandalika agar bisa kunci gelar juara dunia
02 September 2025, 09:00 WIB
Demo di sejumlah lokasi masih berlangsung hari ini Selasa (02/09), aksi tersebut berpeluang merugikan
02 September 2025, 08:00 WIB
Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung gelar pemutihan pajak jilid kedua untuk memudahkan masyarakat