Perodua QV-E Debut, Mobil Listrik Rp 300 Jutaan Buatan Malaysia
02 Desember 2025, 17:00 WIB
Manufaktur mobil premium Mercedes-Benz membeberkan ada beberapa faktor di balik turunnya penjualan mereka
Oleh Serafina Ophelia
KatadataOTO – Merek premium Mercedes-Benz mengakui bahwa 2024 bukan tahun terbaik mereka. Karena beberapa kondisi mereka mengklaim alami penurunan penjualan sampai 30 persen.
Salah satunya adalah konsumen yang menunggu E-Class generasi terbaru. Model ini baru meluncur di perhelatan GIIAS 2024 (Gaikindo Indonesia International Auto Show) pada Juli 2024.
Menurut pihak Mercedes-Benz, E-Class sendiri menjadi satu andalan dan cukup diminati oleh konsumen di segmen premium.
“Salah satu backbone kita E-Class itu kan baru meluncur di Juli, suplai Agustus,” kata Kariyanto Hardjosoemarto, Sales and Marketing Director PT Inchcape Indomobil Distribution Indonesia di Jakarta Selatan, Kamis (10/10).
Padahal sebelumnya ia mengatakan bahwa model E-Class berkontribusi paling besar, menyumbang penjualan sekitar 70-80 unit per bulan.
Setelah generasi terbaru meluncur dan suplai kembali tersedia, pihaknya berharap penjualan Mercedes-Benz dapat kembali membaik.
Hanya saja saat ini ia mengaku kondisi pasar otomotif di semua segmen tengah melalui kondisi yang cukup berat ditambah terjadinya pelemahan daya beli masyarakat.
“Total volume industri (otomotif) Indonesia dari Januari sampai September turun. Retail 12 persen, wholesales 14 persen,” ungkap Kariyanto.
Guna menarik minat konsumen, Mercedes-Benz kembali meluncurkan produk baru menyesuaikan kebutuhan masyakat. Ada tambahan penyegaran satu mobil listrik 7-seater yakni EQB 250+ dengan daya jelajah lebih jauh di 535 km.
“Kita harap dengan launching produk baru akan memberikan volume tambahan sampai akhir tahun,” tegas dia.
Kemudian mengingat sebentar lagi pergantian pemerintah, Kariyanto berharap regulasi pendukung industri otomotif tetap konsisten dijaga atau ditingkatkan.
“Misalnya program BEV (Battery Electric Vehicle) jangka panjangnya, misal kita mau produksi di sini. Dasarnya kan itu, kalau (aturan) terlalu cepat berubah nanti membingungkan sektor usaha,” katanya.
Lebih lanjut ia menegaskan keputusan pengenalan produk dan penetapan kebijakan yang dilakukan Mercedes-Benz mengacu pada aturan pemerintah dan Undang-Undang.
Tidak hanya untuk BEV, Kariyanto ungkap wacana Mercedes-Benz memboyong mobil hybrid juga masih tertahan karena melihat arah regulasi pemerintah.
“Dari sisi produk kalau di luar, product range hybrid kan cukup banyak. Kalau kebijakan ke depan mendukung ya tidak menutup kemungkinan,” ungkap dia.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
02 Desember 2025, 17:00 WIB
02 Desember 2025, 15:16 WIB
02 Desember 2025, 14:00 WIB
02 Desember 2025, 11:00 WIB
01 Desember 2025, 15:00 WIB
Terkini
04 Desember 2025, 09:00 WIB
Varian teranyar Toyota Yaris Cross mendapat ubahan di bagian gril, secara keseluruhan tampil semakin sporti
04 Desember 2025, 08:00 WIB
Ganjil genap Puncak direncakan bakal diberlakukan untuk seluruh kendaraan termasuk motor saat libur Nataru
04 Desember 2025, 07:00 WIB
Towing Express resmi meluncur dengan beragam kemudahan termasuk panggilan darurat tanpa aplikasi tambahan
04 Desember 2025, 06:00 WIB
Polda Metro Jaya awasi ganjil genap Jakarta untuk pastikan kelancaran arus lalu lintas Ibu Kota di pagi dan sore
04 Desember 2025, 06:00 WIB
SIM keliling Jakarta tersebar di lima wilayah sekitar Ibu Kota hari ini, jam operasionalnya terbatas
04 Desember 2025, 06:00 WIB
Saat mengurus dokumen berkendara ada beberapa fasilitas yang bisa dimanfaatkan, seperti SIM keliling Bandung
03 Desember 2025, 22:00 WIB
BMW R 1300 GS Adventure ditumpangi Menkeu Purbaya dalam sebuah video yang diunggah di akun TikTok pribadinya
03 Desember 2025, 21:00 WIB
Jaecoo tuai respons positif sepanjang 2025, targetkan penjualan retail yang fantastis sebagai mobil listrik