Suzuki Ungkap Kaitan Perang Harga Mobil dan PHK Karyawan di RI
13 Agustus 2025, 20:00 WIB
Produsen berkompetisi menghadirkan harga mobil terendah, pengamat ungkap dampak positif dan negatifnya
Oleh Serafina Ophelia
KatadataOTO – Manufaktur otomotif Cina di Indonesia menawarkan harga mobil kompetitif, lebih rendah dibandingkan model serupa dari merek lain di kelasnya.
Beberapa merek seperti Chery kerap memberlakukan strategi harga mobil khusus peluncuran. Banderol kendaraan akan naik seiring bertambahnya jumlah pemesan.
PHEV (Plug-in Hybrid Electric Vehicle) terbaru mereka jadi yang termurah di dalam negeri yakni Rp 500 jutaan.
“Jadi harga ini saya juga kaget. Saat dipresentasikan, saya heart bleeding. Intinya 1.000 orang pertama bisa melihat teknologi terbaru (dari Chery),” kata Zeng Shuo, Vice President PT CSI (Chery Sales Indonesia) di Jakarta beberapa waktu lalu.
Di satu sisi, harga mobil terjangkau memberikan efek positif. Konsumen mendapatkan semakin banyak opsi kendaraan khususnya lini elektrifikasi.
Langkah ‘banting harga’ ini tampaknya kemudian diikuti pabrikan Jepang. Honda HR-V Hybrid meluncur dengan harga di bawah Rp 500 jutaan, lebih rendah dari versi sebelumnya. Pengamat menilai ada dampak positif bisa dirasakan.
“Ini berpotensi mendongkrak penjualan Honda HR-V Hybrid secara masif pada mayoritas konsumen Indonesia yang saat ini masih khawatir dengan infrastruktur BEV (Battery Electric Vehicle),” kata Yannes Pasaribu, pengamat otomotif dan akademisi ITB (Institut Teknologi Bandung) kepada KatadataOTO, Kamis (19/05).
Kehadiran mobil hybrid harga kompetitif dari pabrikan Jepang bantu patahkan anggapan bahwa HEV (Hybrid Electric Vehicle) lebih mahal dari kendaraan mesin konvensional.
“Langkah Honda juga akan memaksa kompetitor utama seperti Toyota dan merek lain untuk tidak lagi bisa bermain aman menempatkan model hybrid mereka di segmen harga premium,” lanjut dia.
Namun dia mengingatkan strategi banting harga mobil tetap memiliki efek negatif bagi para produsen maupun konsumen.
“Perang harga secara langsung akan menggerus margin keuntungan produsen. Keuntungan ini krusial untuk investasi jangka panjang pada R&D (Research and Development), perluasan jaringan diler, peningkatan kualitas layanan purna jual dan inovasi di masa depan,” tegas dia.
Kemudian, harga jual mobil baru terpaut rendah otomatis membuat versi bekasnya semakin murah. Padahal, resale value atau harga jual kembali jadi salah satu hal yang sangat diperhatikan konsumen otomotif Tanah Air.
Terakhir, perang harga di mana manufaktur berlomba menghadirkan produk dengan harga terendah bisa berdampak pada kualitas kendaraan.
“Ada risiko mereka mulai memotong biaya aspek-aspek krusial seperti kualitas material, fitur keselamatan atau pengujian produk. Pada akhirnya akan merugikan konsumen dan reputasi industri tersebut secara global,” ungkap Yannes menutup perkataannya.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
13 Agustus 2025, 20:00 WIB
13 Agustus 2025, 15:00 WIB
13 Agustus 2025, 12:00 WIB
13 Agustus 2025, 09:00 WIB
13 Agustus 2025, 08:00 WIB
Terkini
13 Agustus 2025, 22:00 WIB
Angka pemesanan Hyundai di GIIAS 2025 tembus 3.017 unit, turun sekitar 16,3 persen dari capaian GIIAS 2024
13 Agustus 2025, 21:00 WIB
Pemerintah berniat memberantas keberadaan truk ODOL di Indonesia karena dinilai merugikan banyak pihak
13 Agustus 2025, 20:00 WIB
Perang harga yang berlangsung sengit di Indonesia dapat berimbas pada PHK, Suzuki jelaskan alasannya
13 Agustus 2025, 19:00 WIB
Daihatsu Rocky hybrid dipercaya bisa diterima masyarakat Jawa Barat berkat beragam keunggulan yang ada
13 Agustus 2025, 18:01 WIB
Render Mitsubishi Triton menggunakan tampang Destinator
13 Agustus 2025, 17:00 WIB
Sudewo, Bupati Pati yang menggunakan mobil rantis sempat ditumpuki oleh para pendemo di depan kantornya
13 Agustus 2025, 16:00 WIB
Mitsubishi Fuso berhasil mencatatkan hasil positif di Juli 2025 dengan menguasai 60 persen pasar Light Duty Truck
13 Agustus 2025, 15:00 WIB
BYD M9 merupakan MPV hybrid terbaru dari manufaktur asal Tiongkok ini, tempati segmen di bawah Denza D9