GAC Aion Siapkan Kembaran Toyota bZ3X, Ada Versi Hybrid
03 November 2025, 19:00 WIB
Pabrikan mobil China memperluas jaringan di Rusia dengan menambah diler di tengah perang melawan Ukraina
Oleh Denny Basudewa
TRENOTO – Konflik Rusia – Ukraina tidak menggentarkan pabrikan mobil China yakni GAC (Guangzhou Automobile Group) untuk memperluas jaringan mereka. Padahal manufaktur mobil lainnya justru menghentikan aktivitas produksinya.
Seperti telah diwartakan sebelumnya, merek-merek seperti VW (Volkswagen), Renault dan berbagai brand di bawah bendera Stellantis menutup pabriknya. Mereka menutup aktivitas pabriknya di sana akibat agresi militer yang dilakukan Rusia terhadap Ukraina.
Lebih dari itu, mereka juga menghentikan aktivitas ekspor ke negeri Beruang Merah tersebut terkait sanksi. Rusia mendapat sanksi dari negara-negara barat karena telah memulai perang.
Namun di balik banyaknya produsen otomotif yang memilih untuk memberikan sanksi terhadap Rusia, hal ini tidak dilakukan oleh China. GAC justru memperluas jaringannya di Rusia dengan menambah jumlah diler.
Dilansir Antara dari kantor berita Rusia TASS, GAC menambah dilernya di beberapa kota Rusia seperti Tver, Yekaterinburg, Tyumen, Rostov dan Moskow pada tahun ini. Disebutkan penjualan GAC di negara tersebut cenderung berkembang belakangan.
Pembukaan diler baru di kota-kota di atas, karena wilayah tersebut memiliki akses mobilitas yang luas dengan kota lain di sekitarnya. Sehingga dengan menambah diler GAC meyakini bisa menambah konsumen baru.
Tidak hanya diler, GAC juga menyiapkan jaringan purna jual di Rusia. Hal ini tentunya guna mendapatkan kepercayaan dari konsumen di Rusia.
Meskipun pabrikan mobil asal China tersebut mengumumkan untuk melebarkan sayap, namun tidak disebutkan jenis mobil yang akan dipasarkan di Rusia.
Berdasarkan laman resminya, GAC memiliki sejumlah produk unggulan seperti Sedan GA4, GA6 dan GA8. Lalu untuk jenis SUV terdapat GS3, GS4, GS5, GS6, GS7 dan GS8.
Lalu adapula mobil keluarga seperti GN6 dan GN8. GAC juga memiliki mobil listrik unggulan yakni GE3.
Perang Rusia – Ukraina memang menyedot perhatian dunia belakangan ini. Banyak korban tidak bersalah akibat peperangan sehingga merugikan banyak pihak.
China dikatakan sebagai pihak yang mendapat keuntungan dari perang Rusia – Ukraina. Karena hanya China yang tidak memberikan sanksi terhadap Rusia sehingga produk-produknya bisa masuk dengan leluasa.
Terlebih dikabarkan mata uang Rusia yakni Rubel saat ini tengah mengalami penurunan
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
03 November 2025, 19:00 WIB
20 September 2025, 15:00 WIB
17 September 2025, 13:00 WIB
15 September 2025, 20:00 WIB
11 September 2025, 10:00 WIB
Terkini
17 November 2025, 08:00 WIB
Sebagian ruas jalan di Tol Cipularang dan Padaleunyi ditutup untuk dilakukan perbaikan selama sepekan
17 November 2025, 07:00 WIB
Kementerian Perhubungan gelar pembatasan lalu lintas di kawasan wisata saat libur Natal dan tahun baru
17 November 2025, 06:00 WIB
Agar tidak terkena tilang saat Operasi Zebra 2025, Anda bisa memanfaatkan kehadiran SIM keliling Bandung
17 November 2025, 06:00 WIB
Lima lokasi SIM keliling Jakarta kembali dibuka seperti biasa, bisa untuk perpanjangan SIM A maupun C
17 November 2025, 06:00 WIB
Ganjil genap Jakarta 17 November 2025 berbarengan dengan penyelenggaraan operasi Zebra sehingga pengawasan lebih ketat
16 November 2025, 21:24 WIB
Marco Bezzecchi tutup musim ini dengan capaian manis di MotoGP Valencia 2025 dengan finish pertama
16 November 2025, 17:00 WIB
Mazda EZ-6 dan Changan Deepal LO7 sama-sama berpeluang besar untuk dipasarkan ke konsumen di Tanah Air
16 November 2025, 15:14 WIB
Chery beri penjelasan soal Fengyun X3L yang alami kecelakaan saat sedang uji ketangguhan di Gunung Tianmen