Nama Mobil Listrik GWM Ora 07 Tercatat di Data Gaikindo
14 November 2025, 15:00 WIB
Di tengah gempuran mobil listrik China, Nissan menilai konsumen RI masih lebih cocok pakai mobil hybrid
Oleh Serafina Ophelia
KatadataOTO – Pabrikan Jepang di Indonesia lebih gencar memboyong lini mobil hybrid ketimbang BEV (Battery Electric Vehicle). PT NMDI (Nissan Motor Distributor Indonesia) menyebutkan ada beberapa alasan konsumen RI cocok pakai HEV (Hybrid Electric Vehicle).
Meskipun begitu, pihak Nissan tidak menampik bahwa saat ini mulai banyak kehadiran mobil listrik asal China hadir menambah pilihan bagi konsumen.
“Kita mengumpulkan banyak informasi (dari konsumen dan pasar), perbedaan (mobil hybrid) dari model ICE (Internal Combustion Engine),” kata Asako Hoshino, Executive Vice President Nissan Motor di Jakarta Selatan, Jumat (6/12).
Menurut dia sekarang ekosistem kendaraan listrik di Indonesia masih belum cukup. Hal itu membuat pihak Nissan memutuskan untuk berinvestasi lebih besar di mobil bensin dan hybrid e-Power.
Asako menegaskan teknologi e-Power jadi solusi yang sesuai sebagai jembatan atau transisi sebelum beralih ke mobil listrik murni alias BEV.
“Setelah mencoba EV, pasti tidak akan lupa sama akselerasi dan Quiteness-nya. Tetapi karena infrastruktur dan hal-hal lain, tak mudah untuk memiliki BEV jadi e-Power sediakan sensasi berkendara EV tanpa perlu memikirkan charging,” tegas Asako.
Teknologi hybrid milik Nissan disebut dengan e-Power, di mana mesin bensin berfungsi sebagai generator untuk motor elektrik yang menggerakan roda. Jadi cukup berbeda dari kebanyakan mobil hybrid lain di tanah air.
Dikutip dari laman resmi Nissan, e-Power terdiir dari mesin silinder 1.200 cc, generator, inverter dan motor elektrik. Mesin ICE dan generator menghasilkan listrik lalu disimpan di baterai Lithium-Ion.
Setelah itu daya pada baterai disalurkan ke motor elektrik untuk memberikan daya, sehingga tidak butuh charging seperti mobil listrik pada umumnya.
Ada beberapa keunggulan ditawarkan lewat penggunaan e-Power. Misalnya suara mesin lebih halus dan baterai dapat diisi dengan mudah karena tersedia sistem regenerasi saat mobil deselerasi atau memperlambat kecepatan.
Kemudian adanya baterai dan motor elektrik menghasilkan tenaga listrik dapat membuat mobil dapat melakukan akselerasi lebih cepat dari kendaraan konvensional.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
14 November 2025, 15:00 WIB
14 November 2025, 13:00 WIB
13 November 2025, 16:00 WIB
13 November 2025, 10:00 WIB
13 November 2025, 09:00 WIB
Terkini
14 November 2025, 15:00 WIB
Setelah Ora 03, mobil listrik GWM Ora 07 yang debut ASEAN di Thailand tercatat di data wholesales Gaikindo
14 November 2025, 14:00 WIB
Ganjil genap Puncak kembali digelar hari ini dengan pengawasan ketat dari pihak kepolisian di berbagai titik
14 November 2025, 13:00 WIB
BYD Atto 1 paling banyak memberikan kontribusi, mendongkrak wholesales mobil listrik sepanjang Oktober 2025
14 November 2025, 12:00 WIB
Kepolisian bakal menggelar Operasi Zebra 2025 dengan beberapa pelanggaran yang menjadi fokus pada kali ini
14 November 2025, 11:00 WIB
GMA Indonesia kembali menelurkan inovasi terbarunya yakni JPA X Vision yang disematkan pada Yamaha Xmax
14 November 2025, 10:00 WIB
Pengamat menilai secara matematis target penjualan mobil 900 ribu unit tidak bisa tercapai tahun ini
14 November 2025, 09:00 WIB
Para pabrikan tidak boleh berharap banyak dengan penyelenggaraan GJAW 2025 buat menggairahkan pasar mobil baru
14 November 2025, 08:00 WIB
Penjualan truk Oktober 2025 berhasil mengalami pertumbuhan bila dibandingkan pencapaian di bulan lalu