Ambisi Honda Kembangkan EV Meredup, Fokus ke Mobil Hybrid
18 Agustus 2025, 17:00 WIB
Di tengah gempuran mobil listrik China, Nissan menilai konsumen RI masih lebih cocok pakai mobil hybrid
Oleh Serafina Ophelia
KatadataOTO – Pabrikan Jepang di Indonesia lebih gencar memboyong lini mobil hybrid ketimbang BEV (Battery Electric Vehicle). PT NMDI (Nissan Motor Distributor Indonesia) menyebutkan ada beberapa alasan konsumen RI cocok pakai HEV (Hybrid Electric Vehicle).
Meskipun begitu, pihak Nissan tidak menampik bahwa saat ini mulai banyak kehadiran mobil listrik asal China hadir menambah pilihan bagi konsumen.
“Kita mengumpulkan banyak informasi (dari konsumen dan pasar), perbedaan (mobil hybrid) dari model ICE (Internal Combustion Engine),” kata Asako Hoshino, Executive Vice President Nissan Motor di Jakarta Selatan, Jumat (6/12).
Menurut dia sekarang ekosistem kendaraan listrik di Indonesia masih belum cukup. Hal itu membuat pihak Nissan memutuskan untuk berinvestasi lebih besar di mobil bensin dan hybrid e-Power.
Asako menegaskan teknologi e-Power jadi solusi yang sesuai sebagai jembatan atau transisi sebelum beralih ke mobil listrik murni alias BEV.
“Setelah mencoba EV, pasti tidak akan lupa sama akselerasi dan Quiteness-nya. Tetapi karena infrastruktur dan hal-hal lain, tak mudah untuk memiliki BEV jadi e-Power sediakan sensasi berkendara EV tanpa perlu memikirkan charging,” tegas Asako.
Teknologi hybrid milik Nissan disebut dengan e-Power, di mana mesin bensin berfungsi sebagai generator untuk motor elektrik yang menggerakan roda. Jadi cukup berbeda dari kebanyakan mobil hybrid lain di tanah air.
Dikutip dari laman resmi Nissan, e-Power terdiir dari mesin silinder 1.200 cc, generator, inverter dan motor elektrik. Mesin ICE dan generator menghasilkan listrik lalu disimpan di baterai Lithium-Ion.
Setelah itu daya pada baterai disalurkan ke motor elektrik untuk memberikan daya, sehingga tidak butuh charging seperti mobil listrik pada umumnya.
Ada beberapa keunggulan ditawarkan lewat penggunaan e-Power. Misalnya suara mesin lebih halus dan baterai dapat diisi dengan mudah karena tersedia sistem regenerasi saat mobil deselerasi atau memperlambat kecepatan.
Kemudian adanya baterai dan motor elektrik menghasilkan tenaga listrik dapat membuat mobil dapat melakukan akselerasi lebih cepat dari kendaraan konvensional.
Artikel Terpopuler
Artikel Terkait
18 Agustus 2025, 17:00 WIB
18 Agustus 2025, 15:00 WIB
18 Agustus 2025, 09:00 WIB
14 Agustus 2025, 20:00 WIB
14 Agustus 2025, 17:00 WIB
Terkini
19 Agustus 2025, 06:00 WIB
Fasilitas SIM keliling Jakarta dapat ditemukan di lima lokasi berbeda hari ini, simak informasi lengkapnya
19 Agustus 2025, 06:00 WIB
SIM keliling Bandung ada di dua lokasi, melayani perpanjangan masa berlaku SIM A maupun C yang masih berlaku
19 Agustus 2025, 06:00 WIB
Ganjil genap Jakarta 19 Agustus 2025 kembali diterapkan oleh pemerintah untuk kurangi kepadatan lalu lintas
18 Agustus 2025, 17:00 WIB
Honda mengurangi target penjualan dan investasi mobil listrik imbas penurunan yang terjadi di pasar global
18 Agustus 2025, 15:00 WIB
Penjualan kendaraan listrik global Januari hingga Juli 2025 berhasil tumbuh dengan Cina sebagai tulang punggung
18 Agustus 2025, 13:08 WIB
Marc Marquez unggul jauh dari para rivalnya setelah mengemas 418 poin di klasemen sementara MotoGP 2025
18 Agustus 2025, 11:00 WIB
Mencuci helm premium ternyata tidak bisa sembarangan, terdapat beberapa perlakuan yang harus diperhatikan
18 Agustus 2025, 09:01 WIB
Wheelie Fun Bike ciptakan sepeda listrik dengan fungsi unik