Keberhasilan BYD Atto 1 Goyang Pasar Mobil LCGC di Indonesia
20 November 2025, 17:00 WIB
Kerap jadi kebiasaan pemilik MPV (Multi Purpose Vehicle), BYD imbau pengguna M6 tak bawa muatan berlebih
Oleh Serafina Ophelia
KatadataOTO – BYD (Build Your Dreams) meluncurkan MPV (Multi Purpose Vehicle) M6 di perhelatan GIIAS 2024. Ini menjadi mobil keluarga bertenaga listrik murni pertama dengan banderol mulai Rp 300 jutaan di Indonesia.
Saat ini MPV elektrifikasi baru tersedia dalam pilihan teknologi hybrid saja. Terlarisnya dari Toyota yakni Kijang Innova Zenix HEV (Hybrid Electric Vehicle), dijual mulai Rp 400 jutaan.
Satu hal yang sempat jadi perhatian adalah kebiasaan sejumlah pemilik MPV ataupun mobil keluarga berkonfigurasi 7-seater memaksimalkan kapasitas kendaraan. Beberapa bahkan sampai melebihi kapasitas.
Ternyata hal tersebut juga turut menjadi perhatian BYD sebelum meluncurkan M6. Hanya saja manufaktur asal China ini menegaskan kebiasaan mengisi kendaraan melebihi kapasitas perlu dihindari pengguna mobil listrik.
Pasalnya letak baterai mobil listrik ada di lantai kabin. Meski telah diuji keamanannya langkah itu merupakan tindakan preventif agar terhindar dari kejadian tidak diinginkan.
“Sebelum merilis kendaraan kita riset dulu dengan baik salah satunya adalah soal kekuatan dan kapasitas. Poin saya (tetap) tidak disarankan karena alasan keamanan,” ucap Luther Panjaitan, Head of Marketing BYD Motor Indonesia di sela GIIAS 2024 beberapa waktu lalu.
Untuk itu BYD imbau pengguna M6 untuk tetap memperhatikan kapasitas kendaraan demi menjaga keselamatan.
Perlu diketahui BYD M6 menggunakan Blade Battery yang telah teruji keamanannya. Berukuran lebih tipis, baterai telah melalui sejumlah pengetesan seperti ditusuk jarum. Ketika jenis baterai lain mengalami kenaikan suhu dan meledak, Blade Battery bisa bertahan lebih baik.
Namun Luther tetap menegaskan nanti calon pemilik BYD M6 perlu memperhatikan kapasitas mobil guna mengantisipasi kejadian berbahaya.
“Jadi walaupun kita melakukan persiapan itu, bukan hal yang sangat disarankan. Kita juga bisa ke depannya melakukan kampanye soal jumlah penumpang ideal,” ujar Luther.
Per akhir Juli 2024 BYD memiliki target kirim 2.500 unit BYD yang telah dipesan termasuk M6. Mereka juga berusaha buat mempercepat pengiriman mengingat beberapa konsumen menunggu lama sejak Februari.
“BYD bekerja sama dengan semua diler dan rekanan untuk mengakselerasi handover setiap hari,” tegas Eagle Zhao, Presiden Direktur BYD Motor Indonesia dalam kesempatan sama.
Masih enggan mengungkapkan jumlah pemesanan, Eagle mengatakan BYD M6 berkontribusi paling banyak di antara tiga model lain yaitu Dolphin, Atto 3 dan Seal. Hal tersebut membuktikan tingginya minat konsumen terhadap MPV.
“MPV adalah simbol tipikal untuk industri otomotif Indonesia. Makanya BYD perkenalkan M6 karena kita percaya diri sama pasarnya,” ujar Eagle.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
20 November 2025, 17:00 WIB
14 November 2025, 22:00 WIB
13 November 2025, 09:00 WIB
12 November 2025, 19:00 WIB
12 November 2025, 13:00 WIB
Terkini
21 November 2025, 12:52 WIB
Toyota Veloz Hybrid resmi meluncur di GJAW 2025 dengan harga mulai dari Rp 299 juta dan dikirim tahun depan
21 November 2025, 12:00 WIB
Buat Anda yang ingin membeli mobil PHEV di GJAW 2025, pre book Lepas L8 sudah dibuka buat para konsumen
21 November 2025, 11:48 WIB
Mobil listrik Changan Deepal S07 dan Lumin resmi dijual di GJAW 2025, unitnya sudah merupakan rakitan lokal
21 November 2025, 11:42 WIB
Salah satu mobil listrik yang menggoda di GJAW 2025, yakni Jaecoo J5 EV dengan menawarkan berbagai keunggulan
21 November 2025, 10:00 WIB
SIM Internasional bisa dimiliki dengan syarat yang cukup mudah sehingga tidak memberatkan para pemohon
21 November 2025, 09:00 WIB
Dalam kurun waktu tiga tahun, lima produk Changan termasuk mobil EREV akan dibawa untuk konsumen Indonesia
21 November 2025, 08:00 WIB
Ada sederet mobil baru yang akan meluncur dalam gelaran GJAW 2025 di ICE BSD, Tangerang pada 21-30 November
21 November 2025, 07:00 WIB
Penerapan e-BPKB rupanya tidak mudah buat dilakukan karena masyarakat belum teredukasi dengan optimal