Start ke-24, Kiandra Ramadhipa Jadi Jawara di ETC Catalunya
02 November 2025, 21:00 WIB
Honda gandeng GS Yuasa bangun pabrik baterai untuk kendaraan listrik senilai Rp43 triliun guna kejar ketertinggalan
Oleh Adi Hidayat
TRENOTO – Honda gandeng GS Yuasa Corp untuk bekerja sama dalam mengembangkan dan memproduksi baterai mobil listrik. Langkah ini diharapkan bisa membantu perusahaan otomotif asal Jepang tersebut agar menjadi salah satu pemain utama di segmen kendaraan elektrifikasi.
Tak tanggung-tanggung, mereka menggelontorkan dana sebesar 400 miliar Yen atau setara Rp43.3 triliun. Jumlah tersebut digunakan untuk membangun pabruk baru di Jepang yang ditargetkan mampu memproduksi setidaknya 20 gigawatt hours (GWh).
Sebuah perusahaan gabungan yang diumumkan sejak Januari 2023 akan menjadi pemain utama untuk mengembangkan serta mengelola insvestasi. Langkah ini diharapkan bisa mendorong Honda dan pabrikan mobil Jepang lain membuat EV di masa depan.
Terlebih Kementerian Ekonomi, Perdagangan dan Industri Jepang menegaskan siap memberi subsidi sebesar 150 miliar yen atau Rp16.1 triliun guna pembangunan pabrik. Sayangnya mereka tidak menjelaskan secara terperinci apakah subsidi tersebut bisa digunakan untuk apa saja.
Sebelumnya diberitakan bahwa Honda telah mengakui bahwa pihaknya tertinggal oleh pabrikan mobil asal China dalam mengembangkan kendaraan listrik. Oleh karena itu sejumlah strategi akan dilakukan guna mengejar ketertinggalannya.
“Mereka berada di depan, lebih dari yang diperkirakan. Cara melawan balik sedang dipikirkan karena bila tidak maka kami akan kalah dari kompetisi ini,” Toshihiro Mibe, CEO Honda.
Ia pun menegaskan bahwa pihaknya hendak meluncurkan beragam model baru, memperbaiki ketahanan baterai, mengembangkan teknologi perangkat lunak hingga mendesain ulang kabin kendaraan. Selain itu ia juga berambisi membangun fasilitas produksi khusus mobil listrik.
Ketegasan tersebut disampaikan setelah dirinya melihat Shanghai Auto Show 2023 yang dipenuhi oleh merek lokal dengan beragam EV canggih. Hal ini merupakan sebuah pukulan keras bagi Honda serta pabrikan Jepang lain.
Padahal Honda telah berambisi menghentikan produksi pembakaran internal pada 2040. Di tahun tersebut mereka akan fokus memasarkan kendaraan listrik hingga hidrogen yang dikenal ramah lingkungan.
Mereka juga berencana meningkatkan kapasitas produksi agar bisa menjual setidaknya 2 juta unit kendaraan listrik dan Feul Cell secara global di 2030. Sedangkan mobil bermesin bensin serta hybrid tetap dijual namun keuntungannya digunakan untuk pengembangan teknologi masa depan.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
02 November 2025, 21:00 WIB
02 November 2025, 12:31 WIB
02 November 2025, 12:18 WIB
02 November 2025, 09:00 WIB
01 November 2025, 11:00 WIB
Terkini
02 November 2025, 21:48 WIB
Harumkan nama Indonesia di kancah internasional, Kiandra Ramadhipa bertekad lanjutkan prestasinya di Valencia
02 November 2025, 21:00 WIB
Membeli mobil bekas untuk pertama kalinya dibutuhkan pendamping agar tidak mengalami kerugian finansial
02 November 2025, 21:00 WIB
Kiandra Ramadhipa bawa nama Indonesia ke kancah internasional, berhasil menangkan European Talent Cup 2025
02 November 2025, 20:00 WIB
Daihatsu Rocky Hybrid segera dikirim ke rumah-rumah konsumen dalam waktu dekat untuk para pembeli pertama
02 November 2025, 19:00 WIB
Toyota Land Cruiser kedatangan produk baru berupa pikap hybrid dan listrik, tak lagi pakai sasis ladder frame
02 November 2025, 15:00 WIB
Terdapat beberapa hal yang harus dilakukan pengendara motor ketika cuaca ekstrem tengah melanda Indonesia
02 November 2025, 13:00 WIB
Artis Onadio Leonardo punya tiga unit mobil Eropa yang digunakan untuk mobilitas sehari-hari, ini detailnya
02 November 2025, 12:31 WIB
Naik kelas ke GP Moto3 tentu memiliki tantangan lebih berat bagi Veda Ega Pratama, proses adaptasi dan latihan menjadi kunci