UD Trucks Hadirkan Jawaban Masa depan Logistik Indonesia
16 Desember 2025, 12:00 WIB
Transjakarta menargetkan bisa melayani 400 juta pelanggan atau naik signifikan dibanding tahun tahun lalu
Oleh Adi Hidayat
KatadataOTO – PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) optimis bisa meraih 400 juta pengguna di akhir 2025. Angka tersebut naik signifikan dibanding jumlah pelanggan di tahun lalu.
Tercatat pada 2024 perusahaan transprtasi itu meraih 372 juta pelanggan. Tingginya jumlah penumpang menunjukkan bahwa Transjakarta sudah menjadi andalan warga dalam bermobiltas.
“Tahun lalu kami melayani 372 juta pelanggan, sementara di 2025 targetnya tembus di atas 400 juta. Sampai triwulan ketiga sudah 298 juta penumpang sehingga kami pun optimis bisa mencapai target,” ungkap Welfizon Yuza, Direktur Utama PT Transjakarta beberapa waktu lalu.
Selain itu pihaknya saat ini juga menyiapkan fase baru menuju "smart mobility" yang merupakan sistem transportasi publik terintegrasi, berbasis teknologi dan berorientasi pada warga.
"Kita sudah tidak lagi bicara sekadar busway tapi bagaimana layanan menjadi bagian dari kota cerdas dimana warga adalah pusatnya. Karena Transjakarta ini bukan hanya 'customer centric', tapi 'citizen centric'," katanya.
Ia memaparkan, arah transformasi tersebut akan menjadi fondasi saat Jakarta menjadi kota global.
Untuk mendukung pencapaian target, jumlah rute Transjakarta terus ditambah. Bahkan sekarang perusahaan sudah melayani rute ke wilayah penyangga seperti Bogor, Bekasi dan Tangerang.
Langkah ini dipercaya bisa membuat penumpang Transjakarta semakin tinggi dan mengurangi ketergantungan warga terhadap kendaraan pribadi. Situasi tersebut pun dipercaya bisa mengurangi beban jalan yang menyebabkan kemacetan.
Meski demikian, tarif Transjakarta yang tidak berubah sejak 2005 bakal mengalami revisi. Walau belum dipastikan besarannya namun diharapkan tak memberatkan masyarakat dalam bermobilitas.
“Cost recovery Transjakarta turun dari 34 persen pada 2015 menjadi 14 persen saat ini. Artinya biaya yang dibutuhkan untuk menutup itu semakin tinggi. Tapi belum ada angka (penyesuaiannya), masih terus didetailkan," ungkap Syafrin Liputo, Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta beberapa waktu lalu.
Cost recovery menunjukkan seberapa besar biaya operasional bisa ditutup dari tarif yang dibayarkan oleh penumpang. Sisanya biasanya ditanggung oleh pemerintah melalui subsidi.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
16 Desember 2025, 12:00 WIB
07 Desember 2025, 11:00 WIB
10 November 2025, 08:00 WIB
17 Oktober 2025, 07:00 WIB
05 Oktober 2025, 07:00 WIB
Terkini
24 Desember 2025, 21:08 WIB
VinFast berhasil membuktikan komitmen jangka panjangnya mengembangkan ekosistem mobil listrik di Indonesia
24 Desember 2025, 21:00 WIB
Veda Ega Pratama akan memperkuat Honda Team Asia ketika melakoni musim perdananya dalam ajang Moto3 2026
24 Desember 2025, 20:00 WIB
Menurut pantauan KatadataOTO, kelangkaan BBM Shell sudah terjadi sejak Selasa (23/12) sore di beberapa lokasi
24 Desember 2025, 19:00 WIB
Ford berniat memanfaatkan fasilitas milik Handal, sebelum membuat pabrik sendiri di Indonesia pada 2028
24 Desember 2025, 18:00 WIB
BYD Racco hadir di sela Japan Mobility Show 2025, ganggu pasar kei car yang didominasi mobil bermesin bensin
24 Desember 2025, 17:03 WIB
Audi hanya menjual 14 unit mobil mewah di periode Januari-November 2025, BMW justru tembus 2.000 unit
24 Desember 2025, 14:49 WIB
Ketatnya persaingan membuat dua merek mobil Cina, Zeekr dan Smart tak lagi terdengar kabarnya di dalam negeri
24 Desember 2025, 12:00 WIB
BYD jadi manufaktur otomotif dengan jumlah ekspor terbanyak ke dua di Tiongkok, berada tepat setelah Chery