Suzuki Antisipasi Lonjakan Permintaan Sparepart di Musim Mudik
17 Maret 2025, 15:00 WIB
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melemah dan sentuh Rp 16.170, ini resep Suzuki tahan harga mobil
Oleh Serafina Ophelia
KatadataOTO – Nilai tukar rupiah melemah dan sempat menyentuh angka Rp 16.228 per dolar AS pada Rabu (17/4). Hari ini mengalami penurunan menjadi Rp 16.178 per dolar AS.
Menjadi rekor tertinggi dalam satu tahun terakhir, tentu ini dapat memberi dampak bagi perekonomian Indonesia seperti barang impor lebih mahal.
Tidak hanya itu banderol mobil juga dapat mengalami perubahan baik impor maupun unit CKD (Completely Knocked Down). Terutama jika komponen mobil tersebut masih berstatus impor.
Sementara buat mobil dengan TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri) atau kandungan lokal lebih tinggi dapat dibilang tidak terlalu terpengaruh melemahnya nilai tukar rupiah ini.
Salah satu produsen otomotif Suzuki masih tahan harga mobil di tengah pelemahan rupiah. Seperti disampaikan oleh Harold Donnel, 4W Marketing Director PT SIS (Suzuki Indomobil Sales).
Meski begitu ia tidak bisa berbagi lebih rinci strategi dasar Suzuki selama nilai tukar rupiah melemah saat ini.
“Di Suzuki kami memiliki teknik perhitungan COGS (Cost of Goods Sold) yang bisa tidak terlalu dinamis terhadap nilai tukar rupiah,” ucap Harold saat dihubungi KatadataOTO, Kamis (18/4).
Perubahan harga mobil sendiri bisa disebabkan oleh banyak faktor, seperti biaya bahan baku, produksi sampai distribusi yang terus berubah. Penambahan fitur juga dapat mengubah banderol mobil.
“Jadi harga mobil Suzuki dipasarkan di Indonesia tidak secepat itu bereaksi atas dinamisme perubahan nilai tukar rupiah,” jelas Harold.
Ia berharap tidak akan ada kenaikan harga mobil Suzuki dalam waktu dekat sehingga dapat tetap memenuhi kebutuhan konsumen dengan banderol sesuai. Walaupun sampai saat ini pihaknya belum bisa memastikan sampai kapan angka bisa tetap stabil.
“Nah ini kita tidak bisa info lebih dalam. Soalnya masuk hitungan dapur,” tegas dia.
Dilansir dari Katadata, Bambang S. Brodjonegoro, Mantan Menteri Keuangan mengungkapkan bahwa pelemahan rupiah berdampak pada ekonomi Indonesia termasuk APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara).
Ia menjelaskan keputusan Bank Sentral AS, Federal Reserves pertahankan suku bunga membuat dolar AS menguat. Tidak hanya pada rupiah namun mata uang lain.
“Kalau Indonesia yang diwaspadai yakni kemungkinan defisit neraca transaksi berjalan agak melebar,” ujar Bambang dalam Eisenhower Fellowships Indonesia Alumni Chapter belum lama ini.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
17 Maret 2025, 15:00 WIB
15 Maret 2025, 19:14 WIB
15 Maret 2025, 07:00 WIB
14 Maret 2025, 21:17 WIB
07 Maret 2025, 17:11 WIB
Terkini
01 April 2025, 18:19 WIB
Mengawali April 2025, harga BBM di seluruh SPBU milik swasta mengalami penurunan dengan jumlah bervariasi
01 April 2025, 15:00 WIB
Kepolisian memprediksi puncak arus balik Lebaran 2025 terjadi di akhir pekan, masyarakat diminta waspada
01 April 2025, 13:00 WIB
Dengan berbagai pertimbangan AHM memprediksi penjualan motor baru Honda akan meningkat pada kuartal pertama
01 April 2025, 11:00 WIB
Hyundai Stargazer facelift diduga terdaftar di RI dengan nama varian Carten, berpeluang meluncur tahun ini
01 April 2025, 08:00 WIB
Pihak kepolisian dapat menerapkan one way di Puncak Bogor secara situasional, berikut rincian aturannya
01 April 2025, 06:43 WIB
Ganjil genap Jakarta ditiadakan selama libur Lebaran 2025 sehingga masyarakat bisa bebas beraktivitas
31 Maret 2025, 16:17 WIB
Hybrid BYD Shark semakin dekat ke Indonesia, debut di Thailand dengan harga di kisaran Rp 800 jutaan
31 Maret 2025, 12:03 WIB
200 peserta mengikuti program mudik gratis bareng Diton 2025 dengan berbagai kota tujuan seperti ke Semarang