PEVS 2025 Ditargetkan Raih Nilai Transaksi Rp 450 Miliar
19 November 2024, 21:00 WIB
Presiden Prabowo Subianto akan melakukan kunjungan kerja perdana ke China, diperkirakan insentif EV berlanjut
Oleh Denny Basudewa
KatadataOTO – Presiden Prabowo Subianto akan melakukan lawatan perdananya ke China pada 8 – 10 November 2024. Diketahui bahwa kunjungan tersebut berdasarkan undangan dari Presiden China yakni Xi Jinping.
Tentu tidak hanya pertemuan sesama Presiden, namun Prabowo akan disambut oleh sejumlah pimpinan RRT lain. Jajaran Menteri dari Tanah Air juga dipastikan ikut serta dalam kunjungan kerja ini.
Dalam perjumpaan dua kepala negara secara umum akan membahas berbagai strategi. Termasuk kerja sama yang akan saling menguntungkan kedua belah pihak.
“Kita harus berunding dan menggali potensi yang ada dan menyelesaikan masalah yang krusial juga strategis,” ucap Prabowo dalam rapat paripurna (06/11).
Salah satu yang menjadi perhatian dalam kunjungan Prabowo ke China adalah kelanjutan subsidi mobil dan motor listrik. Karena hingga sekarang masih belum ada kejelasan insentif EV dari pemerintah terdahulu akan diteruskan.
“Sedang kami bahas insentif untuk sektor otomotif baik itu listrik, hybrid maupun ICE. Khusus buat ICE itu termasuk LCGC dan banyak lainnya,” kata Agus Gumiwang, Menperin kepada awak media beberapa waktu lalu.
Lebih jauh dikatakan bahwa industri otomotif di Tanah Air tidak sedang baik-baik saja. Sehingga dibutuhkan dukungan dari pemerintah.
Sementara dari pihak China masih terus percaya diri akan potensi kendaraan listrik di Indonesia. Beragam investasi baru masuk baik dalam hal manufaktur.
Terbaru adalah investasi yang dilakukan UABS (Unified Automotive Battery System) Indonesia. Mereka mendirikan pusat perakitan baterai mobil listrik.
Nantinya mereka akan memasok baterai EV untuk produk-produk MG Motor Indonesia. Bertempat di SAIC International Industrial Park, Cikarang, UABS Indonesia menanam modal awal sebesar Rp 99 miliaran.
Dikatakan bahwa nilai investasi mereka akan terus meningkat seiring permintaan. Dengan kata lain semakin laris produk EV MG di Tanah Air, maka produksi baterai semakin masif.
Mereka juga percaya diri dengan pemerintahan baru di bawah pimpinan Prabowo, perkembangan kendaraan setrum di Indonesia akan semakin cerah.
“Tampaknya Presiden Prabowo memiliki hubungan yang baik dengan Tiongkok. Saya yakin beliau dapat mendorong perkembangan energi hijau dan baterai EV di Indonesia,” kata Guo Junhua, Managing Director UABS Co. LTD di sela-sela peluncuran pabrik perakitan baterai mobil listrik di Cikarang (05/11).
Di Indonesia sendiri brand yang cukup masif menawarkan mobil listrik adalah BYD. Pabrikan asal China tersebut tengah bersiap untuk menanamkan investasi besarnya di Tanah Air.
Tentu hal ini dilakukan salah satunya karena adanya insentif EV dari pemerintahan Prabowo Subianto.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
19 November 2024, 21:00 WIB
19 November 2024, 16:00 WIB
18 November 2024, 17:00 WIB
17 November 2024, 22:00 WIB
14 November 2024, 15:01 WIB
Terkini
20 November 2024, 06:00 WIB
Para pengendara bisa memanfaatkan kehadiran SIM Keliling Jakarta milik Polda Metro Jaya pada hari ini
20 November 2024, 06:00 WIB
Dua lokasi tersedia untuk perpanjang masa berlaku SIM A atau C, cek informasi SIM keliling Bandung hari ini
20 November 2024, 06:00 WIB
Pembatasan ganjil genap Jakarta 20 November 2024 kini diawasi oleh kamera ETLE guna memudahkan para petugas
19 November 2024, 22:32 WIB
Moeldoko ingin kendaraan listrik bisa lebih terjangkau bagi masyarakat khususnya di kawasan pedesaan
19 November 2024, 21:00 WIB
Nilai transaksi PEVS 2025 ditargetkan bisa mencapai Rp 450 miliar atau lebih tinggi dibandingkan tahun lalu
19 November 2024, 20:00 WIB
Berikut skema cicilan New Honda Scoopy bila Anda tertarik buat memboyong tipe Prestige maupun Stylish
19 November 2024, 19:13 WIB
PEVS digelar 29 April 2025 dengan menggandeng Asiabike Jakarta sehingga bisa memberi keragaman saat pameran
19 November 2024, 19:00 WIB
Berkendara jarak jauh butuh konsentrasi dan kondisi tubuh optimal, berikut tips dari sudut pandang dokter