BAIC Arcfox T1 EV Disinyalir Debut di IIMS 2026, Tantang Atto 1
13 Agustus 2025, 13:00 WIB
Meski diklaim punya banyak keunggulan, potensi mobil hidrogen di Indonesia masih kecil karena beberapa alasan
Oleh Serafina Ophelia
KatadataOTO – Pameran PEVS 2023 (Periklindo Electric Vehicle Show) resmi dibuka pada 30 April 2024. Tidak hanya BEV (Battery Electric Vehicle), booth PLN terlihat memajang satu unit kendaraan yang cukup menarik perhatian.
Mobil tersebut adalah Hyundai Nexo, merupakan kendaraan berteknologi hidrogen, menggunakan bahan bakar tanpa emisi atau hydrogen fuel cell.
Pihak pemerintah maupun pemangku kepentingan saat ini sudah mulai melakukan riset dan studi terkait potensi penggunaan mobil hidrogen. Hanya saja belum disosialisasikan secara massal.
Meski diklaim memiliki banyak kelebihan, ada beberapa alasan mengapa mobil hidrogen masih dianggap kurang cocok sebagai alternatif kendaraan konvensional.
Rachmat Kaimuddin, Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kemenko Marves mengatakan bahwa energy loss mobil hidrogen lebih besar jika dibandingkan mobil listrik berbasis baterai.
“Jadi mungkin dia cocok untuk yang (kendaraan) berat seperti truk dan bus jarak jauh. Kalau passenger car kita coba tapi sepertinya dengan perkembangan teknologi BEV, sepertinya hari ini baterai lebih unggul,” ucap Rachmat di JIExpo Kemayoran, Selasa (30/4).
Hidrogen lebih optimal apabila digunakan untuk kendaraan besar. Pasalnya pengisian bahan bakar hidrogen terbilang jauh lebih singkat dibandingkan baterai mobil listrik.
Truk atau bus listrik berbasis baterai akan membutuhkan waktu cenderung lebih lama dalam pengisian daya, mengingat tenaga dibutuhkan serta penggunaannya adalah mobilitas jarak jauh.
“Hari ini teknologi yang siap pakai adalah BEV. Tapi kita tidak menutup mata (terhadap hidrogen), visi kita zero emission fuel,” ucap Rachmat menutup perkataannya.
Agus Gumiwang, Menteri Perindustrian RI sempat mengatakan bahwa pemerintah sudah memiliki rencana sendiri terkait pengembangan mobil hidrogen di Indonesia.
“Roadmap-nya sudah ada. Permenperin (Peraturan Menteri Perindustrian) Nomor 29 Tahun 2023, regulasinya ada,” ucap Agus beberapa waktu lalu.
Hal tersebut juga didukung oleh pemangku kepentingan seperti PT PLN (Persero) dengan meresmikan pilot project Hydrogen Regueling Station dan Green Hydrogen Plant PLTP Kamojang pada Februari 2024.
Dukungan juga diberikan Toyota lewat mobil Mirai, dibawa ke Indonesia sebagai bahan studi serta pengembangan energi.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
13 Agustus 2025, 13:00 WIB
12 Agustus 2025, 22:00 WIB
11 Agustus 2025, 22:30 WIB
11 Agustus 2025, 16:00 WIB
11 Agustus 2025, 09:00 WIB
Terkini
13 Agustus 2025, 21:00 WIB
Pemerintah berniat memberantas keberadaan truk ODOL di Indonesia karena dinilai merugikan banyak pihak
13 Agustus 2025, 20:00 WIB
Perang harga yang berlangsung sengit di Indonesia dapat berimbas pada PHK, Suzuki jelaskan alasannya
13 Agustus 2025, 19:00 WIB
Daihatsu Rocky hybrid dipercaya bisa diterima masyarakat Jawa Barat berkat beragam keunggulan yang ada
13 Agustus 2025, 18:01 WIB
Render Mitsubishi Triton menggunakan tampang Destinator
13 Agustus 2025, 17:00 WIB
Sudewo, Bupati Pati yang menggunakan mobil rantis sempat ditumpuki oleh para pendemo di depan kantornya
13 Agustus 2025, 16:00 WIB
Mitsubishi Fuso berhasil mencatatkan hasil positif di Juli 2025 dengan menguasai 60 persen pasar Light Duty Truck
13 Agustus 2025, 15:00 WIB
BYD M9 merupakan MPV hybrid terbaru dari manufaktur asal Tiongkok ini, tempati segmen di bawah Denza D9
13 Agustus 2025, 14:00 WIB
Sejumlah daerah menggelar pemutihan pajak kendaraan bermotor di Agustus 2025, mulai dari Jakarta sampai Papua