Kebijakan B50 untuk BBM Akan Mulai Berlaku Semester Dua 2026
26 Oktober 2025, 15:00 WIB
Bahan bakar biofuel E5 yang diklaim lebih ramah lingkungan dinilai jadi salah satu solusi mengurangi impor
Oleh Serafina Ophelia
KatadataOTO – Impor minyak dan gas di Indonesia masih melebihi angka jumlah produksi dalam negeri. Guna menekan hal tersebut Pertamina kejar produksi BBM (Bahan Bakar Minyak) biofuel E5.
Hal ini diungkapkan pada gelaran SALA Dialogues (Southeast Asia-Latin American) bertempat di INSEAD Hoffmann Institute, Singapura.
Elektrifikasi yang saat ini digencarkan memang bukan jadi satu-satunya solusi dalam mengurangi emisi karbon.
Pihak Pertamina mengungkapkan bahwa Indonesia tengah menghadapi empat tantangan utama yaitu net importir minyak, target Net Zero Emission 2060, target menuju negara berpenghasilan besar dan membuka lapangan pekerjaan.
Sehingga biofuel dan program dekarbonisasi dinilai jadi solusi tepat untuk menjawab tantangan itu. Penyediaan biofuel E5 diharapkan bisa mengikuti jejak biodiesel B35 yang menggantikan impor solar.
“Sejak April 2019 Pertamina sudah tidak lagi mengimpor solar dan avtur. Selain itu B35 juga mampu menurunkan emisi CO2 hingga 32,7 ton pada 2023,” ucap Nicke Widyawati, Direktur Utama Pertamina dalam siaran resmi, dikutip Sabtu (19/10).
Untuk diketahui biofuel E5 merupakan BBM dengan campuran bioetanol, dijual menggunakan nama Pertamax Green 95.
Bahan bakar alternatif seperti biodiesel menurut Nicke memiliki kemudahan produksi dan sukses menjadi substitusi impor, jika berkaca pada implementasinya di Indonesia saat ini.
“Ini akan mendorong pembangunan Bioethanol Plants yang tentunya akan turut meningkatkan ekonomi lokal serta menciptakan lapangan kerja,” kata Nicke.
Kesuksesan biodiesel bakal diulang lagi buat produk Gasoline atau bensin lewat produksi biofuel E5.
“Kita telah memulai biofuel dengan E5 di beberapa wilayah Jawa yaitu Jawa Timur dan secara bertahap meningkatkannya,” jelas dia.
Agar bisa efektif dan maksimal, Nicke menilai perlu ada kerja sama dan Transfer Knowledge dari berbagai pihak dengan mitra bisnis strategis maupun negara lain.
Menurut Nicke, buat program bioetanol ada peluang kolaborasi antara Indonesia dan Brasil agar bisa mendukung capaian target Net Zero Carbon.
“Kami ingin belajar secara holistik bagaimana Brasil berhasil mengimplementasikan bioetanol dimulai dari proses Plantation, pengembangan Bioethanol Plant, teknologi, cara menarik investor juga dari sisi regulasi,” ujarnya.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
26 Oktober 2025, 15:00 WIB
23 Oktober 2025, 16:30 WIB
23 Oktober 2025, 10:00 WIB
20 Oktober 2025, 22:00 WIB
15 Oktober 2025, 16:00 WIB
Terkini
29 Oktober 2025, 14:00 WIB
Masuk ke generasi 13, Toyota Corolla Concept kembali melanjutkan evolusinya yang menawarkan gambaran masa depan
29 Oktober 2025, 13:30 WIB
Century bertransformasi menjadi sub brand Toyota untuk bersaing dengan Rolls Royce dan Bentley di kelas premium papan atas
29 Oktober 2025, 13:00 WIB
Toyota FJ Cruiser bakal diproduksi mulai tahun depan di Thailand dan digadang-gadang bakal jadi idola baru masyarakat
29 Oktober 2025, 11:00 WIB
Mitsubishi Xforce memiliki beragam fitur kekinian yang dapat memanjakan para pemiliknya, seperti AYC
29 Oktober 2025, 10:36 WIB
Japan Mobility Show 2025 dijadikan Toyota untuk menunjukkan beragam strategi mobilitas mereka di masa depan
29 Oktober 2025, 10:00 WIB
Insentif atau subsidi dari pemerintah memainkan peran penting mendongkrak angka penjualan mobil listrik
29 Oktober 2025, 09:00 WIB
Nakamichi menghadirkan head unit, speaker, amplifier sampai dashcam pintar baru kepada konsumen di Indonesia
29 Oktober 2025, 08:44 WIB
Kelas LCGC punya sensitivitas terhadap harga membuat Toyota sulit bawa teknologi ramah lingkungan yang lebih tinggi seperti hybrid