Yamaha Gandeng Perusahaan Prancis Kembangkan Motor Listrik Trail
20 November 2024, 13:46 WIB
Yamaha belum berniat menaikan harga produk mereka meski dolar tak juga membaik dalam beberapa waktu belakangan
Oleh Satrio Adhy
KatadataOTO – Nilai tukar rupiah belum juga membaik sejak anjlok beberapa bulan lalu. Hal ini menjadi batu sandungan bagi dunia otomotif di Tanah Air.
Sebab dapat membawa sejumlah dampak negatif ke para pabrikan. Salah satunya adalah ongkos produksi yang membengkak.
Hal itu membuat sejumlah pelaku industri otomotif di Tanah Air menaikan harga produk mereka. Akan tetapi langkah berbeda justru dilakukan oleh YIMM (Yamaha Indonesia Motor Manufacturing).
“Sejauh ini kita tidak menaikan harga, karena kami mencoba mengatur segala hal. Artinya menjaga supaya banderol produk Yamaha tidak naik turun,” ujar Antonius Widiantoro, Asst. General Manager - Public Relation, PT YIMM.
Anton menjelaskan kalau pihaknya berusaha menjaga daya beli masyarakat. Sehingga belum berniat melakukan penyesuaian harga motor Yamaha.
Meski begitu dia tidak memungkiri kalau pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar memberi dampak bagi pabrikan berlambang garpu tala tersebut.
Apalagi untuk beberapa sparepart dari produknya yang masih diimpor. Sebab biaya harus ditanggung menjadi lebih besar.
Akan tetapi Anton enggan menjelaskan sampai kapan jenama asal Jepang ini menahan harga Yamaha Nmax, Xmax serta produk lain.
“Sampai sekarang kita belum ada niatan (menaikan harga). Itu harus dibicarakan juga dengan tim Manufacturing produksi karena banyak faktor harus dipertimbangkan,” Anton menambahkan.
Ia pun menjelaskan bakal mengumumkan ke publik jika Yamaha ingin menaikan harga. Sehingga para konsumen tidak terkejut mendengarnya.
Konsumen pun diminta tidak perlu khawatir terhadap pelemahan rupiah. Sebab masih bisa membeli motor Yamaha dengan banderol cukup terjangkau.
Patut diketahui produsen roda empat sampai industri pendukung sudah melakukan penyesuaian harga jual. Hal ini akibat dari nilai tukar rupiah tak kunjung membaik dalam beberapa waktu belakangan.
Rupiah sendiri berada di level Rp 16.293 per dolar Amerika Serikat pada Jumat (26/7) pagi. Jumlah tersebut melemah sekitar 0,3 persen.
Bahkan diprediksi bakal terus merosot sampai ke angka Rp 16.300. Hal ini karena PDB kuartal II AS lebih tinggi dari ekspetasi pasar, yakni 2,8 persen.
Jadi bisa mendorong kenaikan inflasi di negeri paman sam. Kemudian memperkecil peluang pemangkasan suku bunga Amerika Serikat.
Dengan begitu nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat diprediksi belum akan membaik dalam beberapa waktu ke depan.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
20 November 2024, 13:46 WIB
12 November 2024, 17:00 WIB
11 November 2024, 08:00 WIB
02 November 2024, 20:00 WIB
02 November 2024, 10:13 WIB
Terkini
22 November 2024, 17:00 WIB
Mobil listrik Aletra L8 hadir di pameran GJAW 2024 mengisi segmen MPV, jadi salah satu pesaing baru BYD M6
22 November 2024, 16:16 WIB
BAIC BJ40 Plus dengan aksesoris lengkap hadir meramaikan ajang Gaikindo Jakarta Auto Week (GJAW 2024)
22 November 2024, 15:37 WIB
Hadir perdana di pameran GJAW 2024, ini tampilan dua mobil listrik Zeekr yang bakal dipasarkan di RI
22 November 2024, 13:00 WIB
PPN 12 persen akan berlaku 2025, Honda Bali optimis bisa pertahankan penjualan berdasarkan 2 hal berikut
22 November 2024, 11:52 WIB
GJAW 2024 berlangsung di ICE BSD, Tangerang Selatan mulai 22 November-1 Desember 2024, diramaikan 80 peserta
22 November 2024, 11:00 WIB
HMID mengaku akan meluncurkan mobil listrik baru di Desember 2024, kemungkinan adalah Hyundai Kona N Line
22 November 2024, 10:00 WIB
Ganjil genap Puncak 22 November 2024 kembali diterapkan untuk mengatasi kepadatan di kawasan tersebut
22 November 2024, 10:00 WIB
Neta akan melakukan studi terlebih dahulu untuk membawa model MPV tiga baris ke pasar Indonesia tahun depan