Wholesales Motor Baru di 2025 Berpeluang Lampaui 6,4 Juta Unit
31 Desember 2025, 11:00 WIB
Yamaha belum berniat menaikan harga produk mereka meski dolar tak juga membaik dalam beberapa waktu belakangan
Oleh Satrio Adhy
KatadataOTO – Nilai tukar rupiah belum juga membaik sejak anjlok beberapa bulan lalu. Hal ini menjadi batu sandungan bagi dunia otomotif di Tanah Air.
Sebab dapat membawa sejumlah dampak negatif ke para pabrikan. Salah satunya adalah ongkos produksi yang membengkak.
Hal itu membuat sejumlah pelaku industri otomotif di Tanah Air menaikan harga produk mereka. Akan tetapi langkah berbeda justru dilakukan oleh YIMM (Yamaha Indonesia Motor Manufacturing).
“Sejauh ini kita tidak menaikan harga, karena kami mencoba mengatur segala hal. Artinya menjaga supaya banderol produk Yamaha tidak naik turun,” ujar Antonius Widiantoro, Asst. General Manager - Public Relation, PT YIMM.
Anton menjelaskan kalau pihaknya berusaha menjaga daya beli masyarakat. Sehingga belum berniat melakukan penyesuaian harga motor Yamaha.
Meski begitu dia tidak memungkiri kalau pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar memberi dampak bagi pabrikan berlambang garpu tala tersebut.
Apalagi untuk beberapa sparepart dari produknya yang masih diimpor. Sebab biaya harus ditanggung menjadi lebih besar.
Akan tetapi Anton enggan menjelaskan sampai kapan jenama asal Jepang ini menahan harga Yamaha Nmax, Xmax serta produk lain.
“Sampai sekarang kita belum ada niatan (menaikan harga). Itu harus dibicarakan juga dengan tim Manufacturing produksi karena banyak faktor harus dipertimbangkan,” Anton menambahkan.
Ia pun menjelaskan bakal mengumumkan ke publik jika Yamaha ingin menaikan harga. Sehingga para konsumen tidak terkejut mendengarnya.
Konsumen pun diminta tidak perlu khawatir terhadap pelemahan rupiah. Sebab masih bisa membeli motor Yamaha dengan banderol cukup terjangkau.
Patut diketahui produsen roda empat sampai industri pendukung sudah melakukan penyesuaian harga jual. Hal ini akibat dari nilai tukar rupiah tak kunjung membaik dalam beberapa waktu belakangan.
Rupiah sendiri berada di level Rp 16.293 per dolar Amerika Serikat pada Jumat (26/7) pagi. Jumlah tersebut melemah sekitar 0,3 persen.
Bahkan diprediksi bakal terus merosot sampai ke angka Rp 16.300. Hal ini karena PDB kuartal II AS lebih tinggi dari ekspetasi pasar, yakni 2,8 persen.
Jadi bisa mendorong kenaikan inflasi di negeri paman sam. Kemudian memperkecil peluang pemangkasan suku bunga Amerika Serikat.
Dengan begitu nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat diprediksi belum akan membaik dalam beberapa waktu ke depan.
Artikel Terpopuler
Artikel Terkait
31 Desember 2025, 11:00 WIB
30 Desember 2025, 15:00 WIB
30 Desember 2025, 10:00 WIB
29 Desember 2025, 09:00 WIB
26 Desember 2025, 11:00 WIB
Terkini
01 Januari 2026, 06:00 WIB
Agar memanjakan para pengendara di libur tahun baru, SIM keliling Bandung tetap dihadirkan pihak kepolisian
31 Desember 2025, 18:00 WIB
Mayoritasnya merupakan mobil baru asal Tiongkok, kemudian telah dibekali teknologi hybrid maupun EREV
31 Desember 2025, 17:19 WIB
Modifikasi motor matic yang bakal digandrungi pada tahun depan diperkirakan akan lebih terjangkau masyarakat
31 Desember 2025, 16:00 WIB
Massimo Rivola ingin Jorge Martin percaya dengan kemampuan diri sendiri agar kembali kompetitif di MotoGP 2026
31 Desember 2025, 15:00 WIB
Strategi membanting harga mobil listrik di Cina diprediksi masih akan berlangsung beberapa tahun mendatang
31 Desember 2025, 14:00 WIB
SUV baru BYD diyakini berkonfigurasi 7-seater, mengisi kelas di atas Atto 3 yang sudah dijual saat ini
31 Desember 2025, 13:00 WIB
BYD Atto 1 baru debut jelang akhir 2025 namun catatkan wholesales mobil baru tertinggi yakni 17 ribu unit
31 Desember 2025, 12:00 WIB
Pemprov DKI Jakarta akan menempatkan beberapa panggung dalam menyambut perayaan malam tahun baru 2026