Pengendara Yamaha Nmax Arogan Minta Maaf, Berdalih Urai Macet
02 Oktober 2025, 15:00 WIB
Yamaha belum berniat menaikan harga produk mereka meski dolar tak juga membaik dalam beberapa waktu belakangan
Oleh Satrio Adhy
KatadataOTO – Nilai tukar rupiah belum juga membaik sejak anjlok beberapa bulan lalu. Hal ini menjadi batu sandungan bagi dunia otomotif di Tanah Air.
Sebab dapat membawa sejumlah dampak negatif ke para pabrikan. Salah satunya adalah ongkos produksi yang membengkak.
Hal itu membuat sejumlah pelaku industri otomotif di Tanah Air menaikan harga produk mereka. Akan tetapi langkah berbeda justru dilakukan oleh YIMM (Yamaha Indonesia Motor Manufacturing).
“Sejauh ini kita tidak menaikan harga, karena kami mencoba mengatur segala hal. Artinya menjaga supaya banderol produk Yamaha tidak naik turun,” ujar Antonius Widiantoro, Asst. General Manager - Public Relation, PT YIMM.
Anton menjelaskan kalau pihaknya berusaha menjaga daya beli masyarakat. Sehingga belum berniat melakukan penyesuaian harga motor Yamaha.
Meski begitu dia tidak memungkiri kalau pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar memberi dampak bagi pabrikan berlambang garpu tala tersebut.
Apalagi untuk beberapa sparepart dari produknya yang masih diimpor. Sebab biaya harus ditanggung menjadi lebih besar.
Akan tetapi Anton enggan menjelaskan sampai kapan jenama asal Jepang ini menahan harga Yamaha Nmax, Xmax serta produk lain.
“Sampai sekarang kita belum ada niatan (menaikan harga). Itu harus dibicarakan juga dengan tim Manufacturing produksi karena banyak faktor harus dipertimbangkan,” Anton menambahkan.
Ia pun menjelaskan bakal mengumumkan ke publik jika Yamaha ingin menaikan harga. Sehingga para konsumen tidak terkejut mendengarnya.
Konsumen pun diminta tidak perlu khawatir terhadap pelemahan rupiah. Sebab masih bisa membeli motor Yamaha dengan banderol cukup terjangkau.
Patut diketahui produsen roda empat sampai industri pendukung sudah melakukan penyesuaian harga jual. Hal ini akibat dari nilai tukar rupiah tak kunjung membaik dalam beberapa waktu belakangan.
Rupiah sendiri berada di level Rp 16.293 per dolar Amerika Serikat pada Jumat (26/7) pagi. Jumlah tersebut melemah sekitar 0,3 persen.
Bahkan diprediksi bakal terus merosot sampai ke angka Rp 16.300. Hal ini karena PDB kuartal II AS lebih tinggi dari ekspetasi pasar, yakni 2,8 persen.
Jadi bisa mendorong kenaikan inflasi di negeri paman sam. Kemudian memperkecil peluang pemangkasan suku bunga Amerika Serikat.
Dengan begitu nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat diprediksi belum akan membaik dalam beberapa waktu ke depan.
Artikel Terpopuler
Artikel Terkait
02 Oktober 2025, 15:00 WIB
29 September 2025, 20:00 WIB
26 September 2025, 11:00 WIB
24 September 2025, 19:00 WIB
24 September 2025, 11:16 WIB
Terkini
02 Oktober 2025, 15:00 WIB
Pengendara Yamaha Nmax yang viral menyetop sebuah bus di tikungan Ciwidey, Bandung merupakan anggota BMC
02 Oktober 2025, 14:00 WIB
Jetour X20e bakal meluncur dalam waktu dekat dan digadang jadi rival baru Wuling Air ev, segini NJKB-nya
02 Oktober 2025, 13:30 WIB
Tingginya sumber daya dan jumlah penduduk jadi daya tarik bagi pabrikan mobil listrik Cina untuk berinvestasi
02 Oktober 2025, 12:00 WIB
Bos Gresini Racing mengaku sangat terkesan dengan kemampuan Veda Ega Pratama saat beraksi di dalam lintasan
02 Oktober 2025, 11:00 WIB
GIIAS Bandung 2025 memberikan kemudahan untuk masyarakat Jawa Barat yang ingin membeli mobil atau motor baru
02 Oktober 2025, 10:00 WIB
Federal mengaku tidak merasa dampak dari lesunya pasar motor baru yang sedang terjadi dalam beberapa waktu
02 Oktober 2025, 09:00 WIB
Mayoritas merek tidak melakukan penyesuaian, berikut daftar harga mobil listrik di RI per Oktober 2025
02 Oktober 2025, 08:00 WIB
Honda hadirkan seluruh line up mobil hybrid di GIIAS 2025 termasuk Step Wgn yang baru meluncur di Indonesia