Tanpa Insentif, Penjualan Mobil Listrik Diprediksi Jeblok

Insentif atau subsidi dari pemerintah memainkan peran penting mendongkrak angka penjualan mobil listrik

Tanpa Insentif, Penjualan Mobil Listrik Diprediksi Jeblok

KatadataOTO – Penjualan mobil listrik ternyata masih mengandalkan insentif untuk menggaet konsumen. Tidak hanya di Indonesia, ini juga berlaku di negara-negara lain termasuk Amerika Serikat.

Tanpa adanya subsidi dari pemerintah, lembaga survey J.D. Power memprediksi penjualan mobil listrik di Oktober jeblok 60 persen dibandingkan September.

Penurunan ini terjadi imbas diberhentikannya insentif dari pemerintah Amerika Serikat.

Perlu diketahui sebelumnya insentif mobil listrik dari pemerintah bernilai 7.500 USD atau sekitar Rp 124,5 jutaan dalam kurs rupiah.

Ini Dua Calon Mobil Listrik Mazda di Indonesia, Ada Sedan dan SUV
Photo : Mazda

Mobil listrik bekas juga kebagian dengan nilai 4.000 USD (Rp 66,4 jutaan).

Penjualan retail mobil listrik di AS per Oktober 2025, menurut J.D. Power dan GlobalData diprediksi 54.673 unit.

Meskipun terlihat cukup tinggi, capaian itu turun 43,1 persen dari penjualan retail mobil listrik AS di Oktober 2024 yakni 96.085 unit.

 “Industri otomotif tengah melalui (fase) pertimbangan ulang yang signifikan di segmen kendaraan listrik,” kata Tyson Jominy, J.D. Power Data Analyst dikutip dari Carscoops, Selasa (28/10).

Lebih lanjut dia menjelaskan, absennya insentif mobil listrik akan berdampak sangat besar terhadap penjualan.

Kemudian ada perubahan minat dari konsumen yang mulai terlihat belakangan ini.

“Koreksi di pasar mobil listrik belakangan menggarisbawahi satu pelajaran penting, konsumen lebih suka jika ada banyak opsi powertrain,” kata Jominy.

Seiring pemberhentian insentif dan berkurangnya pembeli, harga mobil listrik secara umum justru disebut kerap mengalami kenaikan.

Namun berbagai merek berusaha untuk memberikan diskon sendiri kepada para konsumen sehingga harga mobil listrik yang ditawarkan semakin atraktif.

Di Indonesia, mobil listrik yang memenuhi persyaratan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) minimal 40 persen masih mendapatkan insentif pajak dari pemerintah.

Dengan insentif pun, penjualan mobil listrik belum bisa dibilang stabil dan kerap mengalami penurunan.

Harga Mobil Listrik CBU Bisa Meroket 40 Persen Tanpa Insentif
Photo : KatadataOTO

Apalagi dengan bervariasinya model mobil hybrid ditawarkan di Indonesia. Konsumen disuguhkan berbagai opsi yang fleksibel dan tidak sepenuhnya mengandalkan infrastruktur pengisian daya.

Di sisi lain, insentif buat mobil listrik impor disetop di akhir 2025. Ini juga berlaku untuk merek mobil listrik terlaris di dalam negeri yakni BYD.

Artinya BYD perlu mulai merakit lokal mobilnya di 2026. Jika tidak maka harga produk mereka berpotensi naik dan bank guarantee-nya hangus.


Terkini

mobil
Mobil Cina

Fenomena Baru Mobil Cina, Banyak Desain dan Teknologi yang Mirip

Homogenisasi mobil Cina dinilai makin marak terjadi, teknologi tinggi tetapi tak sesuai kebutuhan konsumen

motor
Aura Kasih

Isi Garasi Aura Kasih, Ada Vespa GTS 150 Kuning

Artis Aura Kasih merupakan seorang penyuka otomotif, punya banyak koleksi motor dari Vespa sampai Kawasaki

news
Lalu lintas Puncak

Intip Strategi Baru Kepolisian Atasi Macet di Puncak Bogor

Kepolisian gandeng joki Puncak untuk bantu atasi kemacetan yang kerap terjadi khususnya di libur panjang

news
Truk Cina

Gaikindo Godok Aturan Baru untuk Tertibkan Peredaran Truk Cina

Nantinya truk Cina yang akan digunakan di Indonesia wajib mengikuti aturan yang berlaku seperti laik jalan

mobil
Prediksi Mobil Baru

Prediksi Mobil Baru yang Masuk Indonesia di 2026: Bagian 1

Berbagai model mobil baru dari merek seperti Toyota sampai Suzuki siap hadir, mayoritas lini elektrifikasi

mobil
VinFast

VinFast Belum Berencana Buka Pabrik Baterai EV di Indonesia

VinFast lebih memilih bekerjasama dengan Gotion Indonesia untuk menyediakan baterai EV pada setiap modelnya

mobil
BYD

BYD Kembangkan Pengisian Daya EV, Lebih Cepat dari Supercharger Tesla

BYD jawab kebutuhan pelanggan yang membutuhkan pengisian daya super cepat saat melakukan perjalanan jarak jauh

motor
motor baru

Pemilik Mobil Disebut Beralih ke Motor Karena Daya Beli Melemah

Menurut Yamaha membeli motor baru menjadi opsi lebih ramah di kantong saat kondisi ekonomi sedang sulit