Syarat Agar Penjualan Mobil Listrik Bisa Tumbuh Tanpa Insentif
07 Agustus 2025, 18:00 WIB
Penjualan mobil tidak bisa hanya didukung insentif mobil listrik, belum menjangkau pembeli mobil pertama
Oleh Serafina Ophelia
KatadataOTO – Pemerintah memberikan insentif mobil listrik berupa relaksasi Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) 10 persen buat model yang berstatus rakitan lokal dan punya Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) minimal 40 persen.
Hal ini mengakibatkan harga mobil listrik dinilai semakin kompetitif. Kemudian ada keringanan buat merek yang mengimpor tetapi dengan komitmen perakitan lokal berupa insentif impor, seperti sekarang dinikmati BYD.
Bahkan harga mobil listrik terbaru BYD yakni Atto 1 ada di kisaran Rp 195 jutaan on the road Jakarta.
PT Toyota Astra Motor (TAM) menilai bahwa kebijakan dari pemerintah itu belum sepenuhnya inklusif atau menaikkan penjualan secara signifikan.
“Battery Electric Vehicle (BEV) itu siapa sekarang pembelinya? Riset yang kami lakukan, kebanyakkan additional buyer,” kata Resha Kusuma Atmaja, Marketing Planning General Manager PT TAM di sela GIIAS 2025 beberapa waktu lalu.
Additional buyer berarti masyarakat yang sebelumnya sudah memiliki mobil. Artinya konsumen dengan kemampuan finansial cukup atau menengah ke atas.
Menurut pihak Toyota, LCGC masih jadi jalan yang tepat untuk mendongkrak angka penjualan mobil di dalam negeri.
LCGC menargetkan pembeli pertama atau masyarakat yang tadinya menggunakan kendaraan roda dua buat beralih ke mobil.
Dari segi perawatan terbilang mudah dan murah, kemudian konsumen tak perlu mengkhawatirkan infrastruktur.
Jadi perlu ada kebijakan dari pemerintah yang memperhatikan segmen konsumen pembeli pertama apabila ingin mendongkrak penjualan mobil.
“Terkait kebijakan berimbang dan juga inklusif, ujungnya nanti kami yakin akan mengembangkan pasar Indonesia,” tegas Resha.
Lebih lanjut dia menjelaskan, LCGC menyangkut banyak pihak terkait. Apalagi unitnya merupakan rakitan lokal dengan TKDN yang tinggi, sehingga melibatkan banyak industri termasuk Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).
Di tengah tantangan otomotif, pelemahan daya beli dan maraknya pemutusan hubungan kerja (PHK) LCGC dinilai jadi salah satu solusi tepat.
LCGC juga masih bisa dijangkau oleh masyarakat kelas menengah yang dapat membantu memperbaiki pasar otomotif secara lebih signifikan.
“Ujungnya adalah masyarakat secara inklusif menerima kebijakan dari pemerintah, merata. Sehingga kita sama-sama bisa meningkatkan market di Indonesia,” tegas Resha.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
07 Agustus 2025, 18:00 WIB
07 Agustus 2025, 12:00 WIB
07 Agustus 2025, 07:00 WIB
06 Agustus 2025, 19:00 WIB
06 Agustus 2025, 13:00 WIB
Terkini
07 Agustus 2025, 18:00 WIB
Penjualan mobil listrik dinilai akan bertumbuh secara alami tanpa insentif, jika pangsa pasarnya 10 persen
07 Agustus 2025, 17:00 WIB
Wuling Cortez Darion EV dan PHEV diklaim terpesan sampai ratusan unit meski dipajang tanpa harga di GIIAS 2025
07 Agustus 2025, 16:00 WIB
Mitsubishi L300 direcall karena adanya potensi kerusakan pada kom Connecting Rod yang sebabkan mesin mati
07 Agustus 2025, 15:00 WIB
Presiden Prabowo minta gelaran MotoGP terus diselenggarakan di Mandalika buat membangkitkan sektor pariwisata
07 Agustus 2025, 14:00 WIB
Deretan mobil listrik Wuling mampu mencuri ribuan pengunjung di GIIAS 2025 buat melakukan pemesanan di sana
07 Agustus 2025, 13:00 WIB
Dunas Perhubungan bakal lakukan beragam rekayasa lalu lintas saat upacara kemerdekaan di Istana Merdeka
07 Agustus 2025, 12:00 WIB
GAC Aion mau perkenalkan satu model baru setiap dua bulan, hadapi persaingan mobil listrik yang ketat di RI
07 Agustus 2025, 11:00 WIB
Car Free Day ditiadakan pada 17 Agustus 2025 untuk memudahkan masyarakat melihat langsung upacara di Istana Merdeka