Daihatsu Sebut Ketatnya Aturan Kredit Buat Penjualan Mobil Tertekan
17 Juni 2025, 18:00 WIB
Harga mobil masih stabil, Daihatsu santai hadapi melemahnya nilai tukar rupiah yang sentuh Rp 16.000 bulan ini
Oleh Serafina Ophelia
KatadataOTO – Pelemahan nilai tukar rupiah mencapai angka tertinggi pada April 2024. Meski begitu telah ada penurunan dari Rp 16.228 menjadi Rp 16.178 per dolar AS.
Namun tentu jadi sesuatu patut diwaspadai pelaku bisnis tidak terkecuali produsen otomotif. Hal itu dapat berdampak pada harga suku cadang dan komponen lain yang masih harus diimpor dengan mata uang dolar AS.
Sehingga tidak cuma mobil CBU (Completely Built Up) terpengaruh namun juga CKD (Completely Knocked Down) apabila banyak komponen merupakan barang impor.
Menanggapi hal tersebut, Sri Agung Handayani, Marketing Director & Corporate Planning and Communication Director PT ADM (Astra Daihatsu Motor) mengklaim akan terus memantau kondisi itu.
“Pasti kami masih melihat pergerakan, karena pabrikan melihat lebih ke jangka panjang,” ungkap Sri Agung kepada KatadataOTO, Kamis (18/4).
Bukan jadi hal baru lagi apabila melihat harga mobil di pabrikan mengalami perubahan apabila ada gangguan pada nilai tukar rupiah. Hanya saja memang tidak langsung terlihat.
Meski begitu berdasarkan pantauan di laman resmi harga lini kendaraan pabrik asal Jepang itu masih stabil dan belum mengalami perubahan signifikan. Saat ini Daihatsu santai hadapi melemahnya nilai tukar rupiah.
“Untuk Daihatsu Indonesia sendiri lokalisasi kami juga sudah lebih dari 80 persen. Kami akan terus memonitor,” tegas dia menutup perkataannya.
Karena hampir seluruh modelnya sudah dirakit lokal bisa dibilang potensi terpengaruh nilai tukar rupiah bisa akan lebih rendah ketimbang model CBU.
Mobil Daihatsu dirakit lokal termasuk Xenia, Terios dan Gran Max. Sementara hatchback all new Daihatsu Sirion diimpor dari Malaysia.
Sekadar informasi ada beberapa penyebab nilai tukar rupiah menurun misal posisi dolar Amerika Serikat yang disebut sedang menguat secara global.
Dilansir dari Katadata, Myrdal Gunarto, Staf Bidang Ekonomi, Industri dan Global Markets menyebutkan secara fundamental permintaan dolar AS dalam negeri tengah meningkat untuk impor BBM maupun bahan pangan.
Belum diketahui sampai kapan berlangsung, namun beragam produsen otomotif mulai waspada dan berupaya menahan harga jual kendaraan.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
17 Juni 2025, 18:00 WIB
13 Juni 2025, 11:00 WIB
02 Juni 2025, 22:30 WIB
21 Mei 2025, 18:00 WIB
21 Mei 2025, 16:52 WIB
Terkini
24 Juni 2025, 21:30 WIB
Keputusan Liberty Media buat mengakuisisi ajang MotoGP akhirnya dikabulkan tanpa syarat oleh Komisi Eropa
24 Juni 2025, 21:00 WIB
80 motor dikempeskan di Jakarta Barat karena parkir sembarangan dan mengganggu para pejalan kaki yang melintas
24 Juni 2025, 20:00 WIB
Suzuki tengah bersiap luncurkan produk baru setelah Fronx dipasarkan, simak seperti apa model terbaru tersebut
24 Juni 2025, 19:00 WIB
Apabila gagal melunasi kewajiban sebagai penerima insentif impor, Neta harus membayarkan denda ke pemerintah
24 Juni 2025, 18:00 WIB
MAB siapkan pabrik baru di Jawa Timur buat pasar Sulawesi, Maluku dan Papua dengan kapasitas 150 unit per bulan
24 Juni 2025, 17:00 WIB
MAB Gandeng Mata Cahaya Timur untuk menggarap pasar Sulawesi, Maluku dan Papua yang diklaim memiliki potensi besar
24 Juni 2025, 16:00 WIB
Dijual mulai Rp 300 jutaan ke atas, VinFast VF 6 diharapkan dapat menjangkau semakin banyak konsumen RI
24 Juni 2025, 15:00 WIB
Mobil berpelat hijau di Kota Batam harganya bisa lebih mudah ratusan juta rupiah ketimbang dari diler resmi