Aion Hyptec HT Siap Dikirim Akhir Bulan ke Pelanggan
17 Oktober 2024, 09:00 WIB
Layaknya catatan servis pada mobil konvensional, Bosch perkenalkan teknologi analisa baterai mobil listrik
Oleh Serafina Ophelia
TRENOTO – Mobil listrik memiliki sejumlah perbedaan signifikan dengan mobil mesin bensin atau konvensional, khususnya di sumber tenaga. BEV (battery electric vehicle) memiliki tambahan komponen baterai yang harus diisi dayanya secara teratur.
Kerusakan baterai tentunya dapat menjadi sangat merugikan untuk pemiliknya, apalagi jika mobil ingin dijual kembali. Kebiasaan pemilik dalam melakukan pengisian daya tidak dapat terlihat secara langsung dari kondisi fisik baterai.
Untuk itu Bosch Indonesia memperkenalkan teknologi untuk menganalisa dan menyimpan data cloud terkait baterai mobil listrik yang dapat mencatat pola pengisian daya, penggunaan baterai hingga cara berkendara BEV seseorang. Ini diklaim dapat bermanfaat terutama ketika mobilnya akan dijual kembali.
Teknologi yang disebut dengan nama Battery in the Clouds ini berfungsi layaknya buku servis. Di dalamnya ada data-data penting tentang baterai sehingga calon pembeli bisa melihat kualitas baterai pada mobil listrik yang akan dibelinya.
Hal ini dijelaskan oleh Reynold Rumambi, Powertrain Solution Manager Bosch Indonesia di sela gelaran Formula E belum lama ini. Reynold mengatakan bahwa teknologi tersebut sekarang sudah diimplementasikan pada sejumlah merek mobil listrik di Eropa.
“Semakin banyak mobil yang menggunakan teknologi seperti ini akan semakin baik jadi kita juga bisa melihat tren. Kita bisa lihat data-datanya bukan untuk melihat kelemahan tapi melihat apa yang harus dikembangkan,” ucap Reynold di Ancol, Jakarta Utara.
Untuk diketahui sama seperti barang elektronik lain misalnya smartphone, pengisian daya EV tidak bisa dilakukan secara sembarangan, tanpa memperhatikan waktu atau kapasitasnya. Pemilik tidak boleh menunggu sampai daya baterai 0 persen dan juga tidak bisa terlalu sering menggunakan fitur fast charging.
Hanya saja ia masih enggan menyebutkan lebih rinci pabrikan atau modelnya. Ke depannya ia menegaskan pihaknya akan mencoba untuk kerja sama dengan merek-merek yang ada di Tanah Air karena teknologi ini tidak bisa dipakai secara individual.
“Tidak bisa kalau beli pribadi karena ada alat yang harus ditanamkan ke mobilnya dan itu adalah kerjanya pihak pabrikan. Ketika device-nya ditanam nanti data dari baterai itu diunggah ke cloud,” jelasnya.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
17 Oktober 2024, 09:00 WIB
17 Oktober 2024, 08:00 WIB
17 Oktober 2024, 07:00 WIB
16 Oktober 2024, 19:01 WIB
16 Oktober 2024, 18:00 WIB
Terkini
17 Oktober 2024, 09:00 WIB
Aion Hyptec HT siap dikirim hingga akhir bulan ke pelanggan pertama yang sudah memesan pada GIIAS 2024
17 Oktober 2024, 08:00 WIB
Chery menyiapkan iCAR 03 untuk mendorong penjualan mobil listrik serta bersaing dengan BYD di Indonesia
17 Oktober 2024, 07:00 WIB
Kebijakan seperti ganjil genap dinilai kurang efektif jika melihat pertumbuhan kendaraan bermotor saat ini
17 Oktober 2024, 06:00 WIB
Masyarakat dapat mendatangi salah satu lokasi SIM Keliling Jakarta hari ini untuk mengurus dokumen berkendara
17 Oktober 2024, 06:00 WIB
Ganjil genap Jakarta 17 Oktober 2024 masih terbilang ketat karena kepolisian menggelar operasi Zebra
17 Oktober 2024, 06:00 WIB
Perpanjangan SIM A dan C bisa dilakukan dengan mudah di SIM keliling Bandung, simak syarat lengkapnya
16 Oktober 2024, 20:00 WIB
Ada dua model produksi Wuling, berikut sejumlah mobil milik Veronica Tan calon menteri Prabowo Subianto
16 Oktober 2024, 19:01 WIB
Pemberlakuan tarif impor EV oleh Uni Eropa membuat BYD lakukan ekspansi lewat pembangunan pabrik di luar China