Wuling Sebut Insentif Mobil Hybrid Bakal Bawa Dampak Positif
17 Desember 2024, 09:00 WIB
BMW menilai dengan diterapkan PPN 12 persen dan opsen PKB juga BBNKB jadi kesempatan untuk membantu negara
Oleh Satrio Adhy
KatadataOTO – Sejumlah kebijakan baru di bawah pemerintahan Presiden Prabowo Subianto menjadi polemik. Seperti penerapan PPN 12 persen di awal 2025.
Kemudian masih ada opsen PKB (Pajak Kendaraan Bermotor) dan BBNKB (Bea Balik Nama Kendaraan) yang direncanakan berjalan pada 5 Januari mendatang.
Hal tersebut memicu semua orang bersuara. Termasuk para pabrikan otomotif, mereka merasa dua kebijakan di atas cukup memberatkan.
Sebab berpotensi membuat harga mobil baru terkerek tahun depan. Dengan begitu bakal berdampak pada daya beli masyarakat.
Lalu akan membuat penjualan kendaraan roda empat kembali lesu. Sehingga industri otomotif di Tanah Air sulit untuk bangkit.
Akan tetapi nada berbeda justru dilontarkan oleh BMW Astra. Menurut mereka adanya PPN 12 persen dan opsen PKB maupun BBNKB tidak terlalu berdampak.
Apalagi BMW Astra menyasar konsumen dengan segmentasi kelas menengah ke atas atau premium. Dinilai kalau para calon pembeli lebih mudah memahami kebijakan anyar dari pemerintah.
“Kami mengemas kepada pelanggan kita dengan mengatakan ini adalah kesempatan para konsumen di segmen premium, yang notabene punya rezeki berlebih untuk berbagi ke masyarakat Indonesia, dengan cara yang benar yaitu melalui pajak,” ujar Teguh Widodo, Manajer Operasional BMW Astra saat ditemui di Jakarta Selatan beberapa waktu lalu.
Teguh menilai penerapan PPN 12 persen serta opsen BBNKB dan PKB justru jadi kesempatan bagi konsumen BMW buat turut andil dalam pembangunan negara.
Dengan begitu diharapkan para konsumen mau mengerti maupun membantu menjalani peraturan baru dari pemerintah.
“Rasanya semua masyarakat pasti setuju bahwa yang bisa membeli BMW kan duitnya banyak. Jadi wajar kalau berbagi, kira-kira seperti itu,” lanjut dia.
Lebih jauh dia mengaku kalau BMW Astra justru memetik hasil positif dari wacana penerapan PPN 12 persen maupun opsen.
Satu di antaranya adalah kenaikan jumlah SPK (Surat Pemesanan Kendaraan) mobil-mobil BMW selama beberapa bulan terakhir, terutama di Desember 2024.
“Ada (kenaikan SPK), saya kan ngeliat data serta sejumlah konsumen bertemu saya bilang tolong ya diproses. Mereka tidak mau kena PPN 12 persen,” tegas Teguh.
Menurut dia hal tersebut cukup normal terjadi, sebab sebagai langkah antisipasi masyarakat agar bisa membeli kendaraan roda empat asal benua biru sebelum ada kenaikan banderol.
Sekadar mengingatkan sebelumnya Presiden Prabowo mengatakan bahwa PPN 12 persen bakal diterapkan dengan selektif. Seperti hanya untuk mobil, rumah serta apartemen mewah saja.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
17 Desember 2024, 09:00 WIB
16 Desember 2024, 20:20 WIB
15 Desember 2024, 11:00 WIB
15 Desember 2024, 08:00 WIB
14 Desember 2024, 09:05 WIB
Terkini
19 Desember 2024, 07:00 WIB
Transjakarta tambah jam layanan di malam tahun baru untuk memastikan masyarakat terlayani mobilitasnya
19 Desember 2024, 06:00 WIB
Ganjil genap Jakarta 19 Desember kembali digelar untuk memastikan kelancaran arus lalu lintas Ibu Kota
19 Desember 2024, 06:00 WIB
Salah satu SIM Keliling Jakarta yang dioperasikan oleh Polda Metro Jaya hari ini ada di daerah LTC Glodok
19 Desember 2024, 06:00 WIB
Dua lokasi SIM keliling Bandung beroperasi seperti biasa hari ini, berikut kami rangkum informasi lengkapnya
18 Desember 2024, 23:26 WIB
Penjualan Suzuki November 2024 berhasil mengalami kenaikan sebesar 17 persen dibanding bulan sebelumnya
18 Desember 2024, 23:00 WIB
Bagi warga Surabaya yang berniat memboyong mobil listrik Chery J6, ada cicilan terendah Rp 10 jutaan saja
18 Desember 2024, 22:00 WIB
BYD tingkatkan investasi di Indonesia untuk bangun pabrik yang lebih lengkap dibanding rencana sebelumnya
18 Desember 2024, 21:32 WIB
Yamaha Aerox Alpha baru saja diluncurkan dengan sejumlah ubahan, contohnya penyematan fitur turbo seperti Nmax