BMW Pastikan Terbuka Terhadap Semua Teknologi Elektrifikasi
19 Juni 2025, 12:00 WIB
BMW menilai dengan diterapkan PPN 12 persen dan opsen PKB juga BBNKB jadi kesempatan untuk membantu negara
Oleh Satrio Adhy
KatadataOTO – Sejumlah kebijakan baru di bawah pemerintahan Presiden Prabowo Subianto menjadi polemik. Seperti penerapan PPN 12 persen di awal 2025.
Kemudian masih ada opsen PKB (Pajak Kendaraan Bermotor) dan BBNKB (Bea Balik Nama Kendaraan) yang direncanakan berjalan pada 5 Januari mendatang.
Hal tersebut memicu semua orang bersuara. Termasuk para pabrikan otomotif, mereka merasa dua kebijakan di atas cukup memberatkan.
Sebab berpotensi membuat harga mobil baru terkerek tahun depan. Dengan begitu bakal berdampak pada daya beli masyarakat.
Lalu akan membuat penjualan kendaraan roda empat kembali lesu. Sehingga industri otomotif di Tanah Air sulit untuk bangkit.
Akan tetapi nada berbeda justru dilontarkan oleh BMW Astra. Menurut mereka adanya PPN 12 persen dan opsen PKB maupun BBNKB tidak terlalu berdampak.
Apalagi BMW Astra menyasar konsumen dengan segmentasi kelas menengah ke atas atau premium. Dinilai kalau para calon pembeli lebih mudah memahami kebijakan anyar dari pemerintah.
“Kami mengemas kepada pelanggan kita dengan mengatakan ini adalah kesempatan para konsumen di segmen premium, yang notabene punya rezeki berlebih untuk berbagi ke masyarakat Indonesia, dengan cara yang benar yaitu melalui pajak,” ujar Teguh Widodo, Manajer Operasional BMW Astra saat ditemui di Jakarta Selatan beberapa waktu lalu.
Teguh menilai penerapan PPN 12 persen serta opsen BBNKB dan PKB justru jadi kesempatan bagi konsumen BMW buat turut andil dalam pembangunan negara.
Dengan begitu diharapkan para konsumen mau mengerti maupun membantu menjalani peraturan baru dari pemerintah.
“Rasanya semua masyarakat pasti setuju bahwa yang bisa membeli BMW kan duitnya banyak. Jadi wajar kalau berbagi, kira-kira seperti itu,” lanjut dia.
Lebih jauh dia mengaku kalau BMW Astra justru memetik hasil positif dari wacana penerapan PPN 12 persen maupun opsen.
Satu di antaranya adalah kenaikan jumlah SPK (Surat Pemesanan Kendaraan) mobil-mobil BMW selama beberapa bulan terakhir, terutama di Desember 2024.
“Ada (kenaikan SPK), saya kan ngeliat data serta sejumlah konsumen bertemu saya bilang tolong ya diproses. Mereka tidak mau kena PPN 12 persen,” tegas Teguh.
Menurut dia hal tersebut cukup normal terjadi, sebab sebagai langkah antisipasi masyarakat agar bisa membeli kendaraan roda empat asal benua biru sebelum ada kenaikan banderol.
Sekadar mengingatkan sebelumnya Presiden Prabowo mengatakan bahwa PPN 12 persen bakal diterapkan dengan selektif. Seperti hanya untuk mobil, rumah serta apartemen mewah saja.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
19 Juni 2025, 12:00 WIB
18 Juni 2025, 22:00 WIB
18 Juni 2025, 18:00 WIB
16 Juni 2025, 19:40 WIB
12 Juni 2025, 10:00 WIB
Terkini
30 Juni 2025, 11:00 WIB
IBC klaim sudah memiliki beberapa calon klien yang berencana untuk membeli baterai EV setelah pabrik selesai dibangun
30 Juni 2025, 10:00 WIB
Marc Marquez masih berada di puncak klasemen sementara MotoGP 2025 dengan 307 poin usai menang di Belanda
30 Juni 2025, 09:00 WIB
Saat ini pemerintah memberikan insentif mobil hybrid sebesar tiga persen, sedangkan buat BEV di 10 persen
30 Juni 2025, 08:00 WIB
Bahlil Lahadalia, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral ungkap Indonesia bisa kurangi impor BBM bila kembangkan EV
30 Juni 2025, 07:00 WIB
Alex Marquez kembali menunjukkan konsistensinya sebagai pembalap profesional di ajang MotoGP Belanda 2025
30 Juni 2025, 06:00 WIB
Menjelang akhir Juni 2025 SIM keliling Jakarta masih bisa dimanfaatkan di lima lokasi, simak informasinya
30 Juni 2025, 06:00 WIB
Pembatasan ganjil genap Jakarta 30 Juni 2025 menjadi yang terakhir untuk bulan ini dengan pengawasan ketat
30 Juni 2025, 06:00 WIB
Di penghujunng Juni 2025, SIM keliling Bandung bisa ditemui para pengendara mobil atau motor di dua tempat