Banyak Tekanan, Honda Koreksi Target Penjualan 21 Persen
12 November 2025, 12:00 WIB
Nissan dikabarkan melanjutkan pengurangan tenaga kerja atau PHK untuk pabrik mereka yang berada di Eropa
Oleh Satrio Adhy
KatadataOTO – Nissan belum berhasil keluar dari masalah finansial. Perusahaan asal Jepang tersebut tengah menjalankan restrukturisasi.
Akan tetapi usaha mereka belum membuahkan hasil positif. Sebab Nissan berniat untuk kembali melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
Menyitat Reuters pada Kamis (07/080), pengurangan tenaga kerja tersebut rencananya akan dilakukan di pabrik Nissan Automotive Europe, Montigny-le-Bretonneux, Prancis.
“Manajemen dan serikat pekerja sepakat buat berdiskusi pengunduran diri secara sukarela sebelum terjadi PHK,” tulis laporan media daring itu pada Rabu (07/08)..
Negosiasi dijadwalkan selesai pada 20 Oktober 2025. Sementara rincian keputusan akan disampaikan kepada seluruh karyawan di bulan berikutnya.
“Kami menjalankan proses ini dengan penuh kehatian-hatian, transparansi dan mematuhi semua ketentuan hukum berlaku,” ucap Massimiliano Messina, Wakil Ketua Nissan untuk Regional Eropa.
Meski begitu Messina menuturkan sampai sekarang belum ada keputusan final yang diambil mengenai PHK karyawan Nissan di benua Biru.
Namun proses diskusi tersebut menandai kelanjutan program restrukturisasi besar-besaran yang diumumkan Ivan Espinosa, CEO baru Nissan.
Seperti diketahui, Ivan mengambil langkah cepat buat menyelamatkan Nissan dari jurang kebangkrutan. Mulai dari pemangkasan tenaga kerja global sampai 15 persen.
Lalu pengurangan kapasitas produk hingga 30 persen di seluruh dunia, menjadi hanya 2,5 juta unit per tahun. Terakhir penyusutan jumlah pabrik dari semula 17 lokasi menjadi 10 titik.
Dengan begitu diharapkan dapat menghemat anggaran operasional hingga 3,4 miliar dolar atau setara dengan Rp 57 triliunan.
Sekadar mengingatkan Nissan mengalami kerugian bersih sebesar 750 miliar yen atau setara Rp 84 triliun.
Jumlah tersebut berlangsung selama tahun fiskal 2024 atau sepanjang 1 April 2024 hingga 31 Maret 2025.
Padahal di awal Maret lalu, kerugiaan Nissan diperkirakan hanya sekitar 80 miliar yen atau setara Rp 8,97 triliun.
Perlu diketahui, Nissan telah menempuh sejumlah langkah buat mempertahankan kelangsungan perusahaan dalam dunia bisnis.
Seperti contoh dengan melakukan pembicaraan bersama Honda terkait merger. Hanya saja diskusi tersebut tidak menemukan titik terang.
Penyebabnya, Honda mau menjadikan Nissan sebuah subsidiari alih-alih perusahaan rekanan.
Lalu Nissan Motor Corporation dan Renault Group mengungkap bahwa mereka tengah melakukan restrukturisasi aliansi.
Hal ini dilakukan untuk menghindari kebangkrutan serta mempertahankan aliansi. Namun usaha tersebut seperti masih menemui jalan buntu.
Artikel Terpopuler
Artikel Terkait
12 November 2025, 12:00 WIB
12 November 2025, 07:00 WIB
11 November 2025, 14:00 WIB
10 November 2025, 17:00 WIB
10 November 2025, 11:01 WIB
Terkini
12 November 2025, 20:00 WIB
Chery J6T mengalami beberapa ubahan, semisal bentuk bumper baru dan disematkan over fender di kiri dan kanan
12 November 2025, 19:00 WIB
BYD Atto 3 disebut akan mendapatkan sejumlah ubahan dari sisi spesifikasi teknis, berikut rinciannya
12 November 2025, 18:14 WIB
Apabila konsumen berminat, Ford menyatakan siap bawa model mobil listrik Ford sesuai dengan permintaan
12 November 2025, 17:00 WIB
Jorge Martin dikabarkan akan tampil di MotoGP Valencia 2025 usai melakukan pemeriksaan medis pada Kamis besok
12 November 2025, 16:00 WIB
Desain crossover kolaborasi Chery dan Huawei, Luxeed R7 terdaftar di Indonesia dengan nomor 71/DI/2025
12 November 2025, 15:02 WIB
Motor listrik Yamaha Aerox E resmi diluncurkan untuk para konsumen, dilengkapi dengan berbagai fitur kekinian
12 November 2025, 14:00 WIB
Besar kemungkinan Chery bakal mengakuisisi fasilitas milik Handal sebagai pabrik mandiri di Indonesia
12 November 2025, 13:00 WIB
Berkat Atto 1, BYD kembali menempati urutan pertama merek mobil Cina terlaris di periode Oktober 2025