Pemesanan Honda di GIIAS 2025, Lebih Tinggi dari Tahun Lalu
06 Agustus 2025, 22:00 WIB
Nissan dikabarkan melanjutkan pengurangan tenaga kerja atau PHK untuk pabrik mereka yang berada di Eropa
Oleh Satrio Adhy
KatadataOTO – Nissan belum berhasil keluar dari masalah finansial. Perusahaan asal Jepang tersebut tengah menjalankan restrukturisasi.
Akan tetapi usaha mereka belum membuahkan hasil positif. Sebab Nissan berniat untuk kembali melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
Menyitat Reuters pada Kamis (07/080), pengurangan tenaga kerja tersebut rencananya akan dilakukan di pabrik Nissan Automotive Europe, Montigny-le-Bretonneux, Prancis.
“Manajemen dan serikat pekerja sepakat buat berdiskusi pengunduran diri secara sukarela sebelum terjadi PHK,” tulis laporan media daring itu pada Rabu (07/08)..
Negosiasi dijadwalkan selesai pada 20 Oktober 2025. Sementara rincian keputusan akan disampaikan kepada seluruh karyawan di bulan berikutnya.
“Kami menjalankan proses ini dengan penuh kehatian-hatian, transparansi dan mematuhi semua ketentuan hukum berlaku,” ucap Massimiliano Messina, Wakil Ketua Nissan untuk Regional Eropa.
Meski begitu Messina menuturkan sampai sekarang belum ada keputusan final yang diambil mengenai PHK karyawan Nissan di benua Biru.
Namun proses diskusi tersebut menandai kelanjutan program restrukturisasi besar-besaran yang diumumkan Ivan Espinosa, CEO baru Nissan.
Seperti diketahui, Ivan mengambil langkah cepat buat menyelamatkan Nissan dari jurang kebangkrutan. Mulai dari pemangkasan tenaga kerja global sampai 15 persen.
Lalu pengurangan kapasitas produk hingga 30 persen di seluruh dunia, menjadi hanya 2,5 juta unit per tahun. Terakhir penyusutan jumlah pabrik dari semula 17 lokasi menjadi 10 titik.
Dengan begitu diharapkan dapat menghemat anggaran operasional hingga 3,4 miliar dolar atau setara dengan Rp 57 triliunan.
Sekadar mengingatkan Nissan mengalami kerugian bersih sebesar 750 miliar yen atau setara Rp 84 triliun.
Jumlah tersebut berlangsung selama tahun fiskal 2024 atau sepanjang 1 April 2024 hingga 31 Maret 2025.
Padahal di awal Maret lalu, kerugiaan Nissan diperkirakan hanya sekitar 80 miliar yen atau setara Rp 8,97 triliun.
Perlu diketahui, Nissan telah menempuh sejumlah langkah buat mempertahankan kelangsungan perusahaan dalam dunia bisnis.
Seperti contoh dengan melakukan pembicaraan bersama Honda terkait merger. Hanya saja diskusi tersebut tidak menemukan titik terang.
Penyebabnya, Honda mau menjadikan Nissan sebuah subsidiari alih-alih perusahaan rekanan.
Lalu Nissan Motor Corporation dan Renault Group mengungkap bahwa mereka tengah melakukan restrukturisasi aliansi.
Hal ini dilakukan untuk menghindari kebangkrutan serta mempertahankan aliansi. Namun usaha tersebut seperti masih menemui jalan buntu.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
06 Agustus 2025, 22:00 WIB
06 Agustus 2025, 18:00 WIB
06 Agustus 2025, 09:00 WIB
05 Agustus 2025, 08:00 WIB
04 Agustus 2025, 16:16 WIB
Terkini
07 Agustus 2025, 21:00 WIB
Bakal dirakit lokal dengan sejumlah penyegaran, harga Toyota bZ4X yang diumumkan tahun ini diyakini turun
07 Agustus 2025, 20:00 WIB
Italjet Dragster 250 yang dipesan sejak IIMS 2025 memikat masyarakat pencinta sepeda motor di Indonesia
07 Agustus 2025, 19:00 WIB
Penjualan mobil tidak bisa hanya didukung insentif mobil listrik, belum menjangkau pembeli mobil pertama
07 Agustus 2025, 18:00 WIB
Penjualan mobil listrik dinilai akan bertumbuh secara alami tanpa insentif, jika pangsa pasarnya 10 persen
07 Agustus 2025, 17:00 WIB
Wuling Cortez Darion EV dan PHEV diklaim terpesan sampai ratusan unit meski dipajang tanpa harga di GIIAS 2025
07 Agustus 2025, 16:00 WIB
Mitsubishi L300 direcall karena adanya potensi kerusakan pada kom Connecting Rod yang sebabkan mesin mati
07 Agustus 2025, 15:00 WIB
Presiden Prabowo minta gelaran MotoGP terus diselenggarakan di Mandalika buat membangkitkan sektor pariwisata
07 Agustus 2025, 14:00 WIB
Deretan mobil listrik Wuling mampu mencuri ribuan pengunjung di GIIAS 2025 buat melakukan pemesanan di sana