Ducati Buat Kontrak Marc Marquez di MotoGP Masih Abu-abu
23 Desember 2025, 17:00 WIB
Pembalap LCR Honda, Johann Zarco menilai sistem radio komunikasi MotoGP kurang efektif dibandingkan dengan F1
Oleh Serafina Ophelia
KatadataOTO – Beberapa waktu lalu sejumlah pembalap MotoGP memberikan usulan soal sistem radio yang disematkan pada helm guna memudahkan komunikasi antara rider dengan tim, seperti diterapkan di F1.
Proposal terkait alat komunikasi itu kemudian mulai diuji coba lagi. Tetapi sistemnya berbeda dari in-ear piece para pembalap F1.
Metode digunakan yakni bone conduction, di mana suara disalurkan lewat bantalan kecil yang menempel ke rahang pembalap.
Sedangkan di F1, alat komunikasinya menyerupai earphone berukuran kecil dan menempel langsung ke telinga.
Menurut Brad Binder, pembalap Red Bull KTM, sistem radio komunikasi bone conduction sudah baik dan membuatnya terkesan. Bahkan ia menilai tidak ada perbedaan pada helm setelah disematkan alat tersebut
Namun, joki LCR Honda Johann Zarco menilai gawai bone conduction tak dapat menghasilkan pesan dari tim secara optimal. Apalagi ketika helm mulai berpindah posisi akibat kecepatan tinggi saat balapan.
Dia menjadi salah satu pembalap yang ikut mencoba sistem teranyar itu di Sirkuit Aragon beberapa waktu lalu.
“Ketika Anda melaju (dalam kecepatan) lebih dari 300 km/jam helmnya sedikit naik. Jadi radio (alat bone conduction) tidak bersentuhan dengan tulang dan kadang saya tidak bisa mendengar apapun,” kata Zarco seperti dikutip dari Crash, Minggu (15/05).
Menurut Zarco memang ada beberapa pembalap tetap dapat mendengar suara dari tim dengan jelas. Tetapi lainnya tidak bisa.
Dia menyarankan agar FIM (Federation Internationale de Motocyclisme) dapat mempertimbangkan penggunaan alat serupa F1 buat seluruh pembalap MotoGP.
In-ear piece di F1 diklaim adaptif dan dapat membantu menjaga pendengaran pembalap. Mengingat mereka juga harus mendengar raungan suara mesin motor yang terbilang sangat kencang.
“Saya ingin melindungi pendengaran saya, jadi menurut saya adaptive earplugs seperti di Formula One bisa dipertimbangkan,” lanjut Zarco.
Dia berharap seluruh pihak terkait bisa membantu mengembangkan sistem serupa agar dapat diterapkan ke MotoGP di masa mendatang.
Meskipun memang ada beberapa kekhawatiran yang jadi pertimbangan sehingga in-ear piece tidak dikembangkan lebih jauh buat pembalap MotoGP.
“Katanya, tingkat desibel bisa menjadi semakin rendah jika menggunakan sistem radio ini (in-ear piece di F1. Dengan ataupun tanpa radio, saya pribadi ingin menurunkan level desibel (selama balapan),” ungkap Zarco.
Artikel Terpopuler
Artikel Terkait
23 Desember 2025, 17:00 WIB
19 Desember 2025, 18:00 WIB
15 Desember 2025, 14:06 WIB
09 Desember 2025, 09:00 WIB
04 Desember 2025, 18:00 WIB
Terkini
27 Desember 2025, 13:00 WIB
Kepolisian gandeng joki Puncak untuk bantu atasi kemacetan yang kerap terjadi khususnya di libur panjang
27 Desember 2025, 11:00 WIB
Nantinya truk Cina yang akan digunakan di Indonesia wajib mengikuti aturan yang berlaku seperti laik jalan
27 Desember 2025, 09:00 WIB
Berbagai model mobil baru dari merek seperti Toyota sampai Suzuki siap hadir, mayoritas lini elektrifikasi
27 Desember 2025, 07:00 WIB
VinFast lebih memilih bekerjasama dengan Gotion Indonesia untuk menyediakan baterai EV pada setiap modelnya
26 Desember 2025, 13:00 WIB
BYD jawab kebutuhan pelanggan yang membutuhkan pengisian daya super cepat saat melakukan perjalanan jarak jauh
26 Desember 2025, 11:00 WIB
Menurut Yamaha membeli motor baru menjadi opsi lebih ramah di kantong saat kondisi ekonomi sedang sulit
26 Desember 2025, 09:00 WIB
perang harga sekilas menguntungkan konsumen semata, padahal menyimpan bahaya di masa depan yang merugikan
26 Desember 2025, 07:00 WIB
Pemerintah telah membatasi fungsi bahu jalan tol dan masyarakat diharapkan mematuhinya untuk kelancaran lalu lintas