Keunggulan Mobil Hybrid Toyota untuk Mudik Lebaran
25 Maret 2025, 16:05 WIB
FCEV masuk ke dalam komitmen NZE pemerintah RI, Toyota yakin masa depan mobil hidrogen di Indonesia cerah
Oleh Serafina Ophelia
KatadataOTO – Komitmen elektrifikasi pemerintah mencakup transisi penggunaan kendaraan konvensional ke alternatif ramah lingkungan. Selain mobil listrik dan hybrid ada juga mobil hidrogen atau FCEV (Fuel Cell Electric Vehicle).
Hanya saja untuk menuju penggunaan mobil hidrogen secara masif di Indonesia masih harus menempuh proses panjang. Mengingat saat ini infrastrukturnya terbatas.
Kemudian manufaktur otomotif berfokus memperkenalkan mobil hybrid terlebih dulu buat masyarakat karena banderol kompetitif dan diklaim efisien bahan bakar dibandingkan kendaraan konvensional.
“Kita sudah punya peta jalan, dikembangkan Kementerian ESDM (Energi dan Sumber Daya Mineral) bersama stakeholder terkait,” ucap Muhamad Alhaqurahman Isa, Coordinator of Business Services & Supervision Ditjen EBTKE Kementerian ESDM di JIExpo Kemayoran belum lama ini.
Di Indonesia ada beberapa pabrikan yang memiliki lini kendaraan hidrogen. Salah satunya adalah Toyota, telah menghadirkan Mirai ke RI untuk bahan studi.
Meski sudah dijual di beberapa negara global, PT TAM (Toyota Astra Motor) belum menawarkan model itu ke konsumen Tanah Air. Di masa transisi menuju EV (Electric Vehicle) mereka memprioritaskan mobil hybrid.
Namun Toyota tidak memungkiri mobil hidrogen punya masa depan baik di Indonesia. Ada beberapa tantangan perlu dihadapi.
Sama seperti mobil listrik, infrastruktur jadi poin penting yang perlu diperhatikan oleh berbagai pihak. Sehingga konsumen bisa menggunakan kendaraannya dengan tenang.
“Karena teknologi ini membutuhkan stasiun pengisian khusus serta sumber bahan baku pembuatannya harus dikurasi, agar yang dihasilkan adalah benar-benar Green Hydrogen,” ucap Anton Jimmi Suwandy, Direktur Pemasaran PT TAM saat dihubungi KatadataOTO, Kamis (29/8).
Di tahap awal Kementerian ESDM bakal mengembangkan hidrogen rendah karbon. Lalu bertahap menuju Green Hydrogen menyesuaikan kemampuan teknologi dalam negeri.
Agar bisa dijangkau pengguna mobil hidrogen, harga Green Hydrogen juga disebut harus bisa di angka 0,14 USD per kilogram (Rp 2.155). Padahal saat ini banderolnya adalah 5 USD per kilogram (Rp 77.995).
“Namun kalau secara penerimaan di masyarakat mungkin akan berbeda dengan BEV (Battery Electric Vehicle). Karena jarak tempuh FCEV lebih panjang dan waktu pengisian hidrogennya juga setara isi bensin biasa,” ungkap Anton.
Sehingga pihaknya optimistis mobil hidrogen justru lebih worry free untuk para penggunanya. Durasi pengisian hidrogen terbilang singkat dibandingkan charging baterai mobil listrik.
Maka tugas utamanya di masa mendatang adalah menyiapkan infrastruktur memadai, sosialisasi dan penetapan kebijakan pendukung dari pihak pemerintah.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
25 Maret 2025, 16:05 WIB
25 Maret 2025, 15:42 WIB
24 Maret 2025, 11:15 WIB
20 Maret 2025, 13:00 WIB
19 Maret 2025, 13:00 WIB
Terkini
31 Maret 2025, 16:17 WIB
Hybrid BYD Shark semakin dekat ke Indonesia, debut di Thailand dengan harga di kisaran Rp 800 jutaan
31 Maret 2025, 12:03 WIB
200 peserta mengikuti program mudik gratis bareng Diton 2025 dengan berbagai kota tujuan seperti ke Semarang
31 Maret 2025, 09:00 WIB
Chery mengungkapkan ada tantangan tersendiri dalam memasarkan SUV crossover listrik Omoda E5 di Indonesia
31 Maret 2025, 07:00 WIB
Haka Auto buka bengkel siaga saat Lebaran untuk menemani perjalanan pelanggan BYD mudik ke kampung halamannya
31 Maret 2025, 06:00 WIB
Kepolisian prediksi ada lonjakan arus mudik dan kepadatan di sejumlah titik setelah pelaksanaan sholat Id
31 Maret 2025, 05:08 WIB
Francesco Bagnaia akhirnya keluar sebagai pemenang pada MotoGP Amerika 2025 usai Marc Marquez terjatuh
30 Maret 2025, 22:03 WIB
Satu unit mobil listrik Hyundai Ioniq 5 N terlibat kecelakaan fatal dengan sebuah truk di Tol JORR, Cengkareng
30 Maret 2025, 12:00 WIB
Pertamina Patra Niaga melakukan penyesuaian harga BBM, disebut sebagai hadiah Lebaran 2025 bagi pengendara