GR Garage Diubah Tampilannya dan Ditambah Fasilitas Baru
22 Mei 2025, 23:27 WIB
Toyota di peringkat terbawah dalam penilaian Greenpeace untuk perusahaan yang melakukan dekarbonisasi
Oleh Adi Hidayat
TRENOTO – Upaya untuk mengurangi emisi karbon atau dekarbonisasi bukanlah perkara mudah untuk dilakukan. Namun sekecil apapun langkah yang dilakukan tentu akan berdampak positif bagi lingkungan.
Dilansir dari Autoblog, perusahaan mobil asal Jepang seperti Toyota, Honda dan Nissan menduduki peringkat terendah dalam studi Greenpeace tentang upaya dekarbonisasi. Bahkan, disebutkan bahwa Toyota di peringkat terbawah dari 10 perusahaan yang berusaha untuk mengurangi emisi karbon.
Ini adalah kedua kalinya Toyota tempati posisi paling bawah setelah tahun lalu mereka juga menepati peringkat yang sama. Penyebabnya adalah Toyota hanya menjual kendaraan tanpa emisi kurang dari 1 persen dari total penjualan dan mencatat perkembangan lambat dalam dekarbonisasi rantai pasokan.
Sangat disayangkan karena bagi salah satu produsen mobil terbesar di dunia tersebut. Pasalnya, Toyota Prius hybrid yang dirilis lebih dari 2 dekade lalu menjadi kendaraan paling disukai oleh pecinta lingkungan.
Produsen Jepang sekarang justru lebih banyak menjadi sasaran kritik dari para aktivis lingkungan. Bahkan mereka juga mendapat kecaman dari banyak pihak karena kurang cepat dalam mengembangkan kendaraan listrik.
“Saya rasa era dari hybrid sudah berakhir,” ungkap Daniel Read, Climate and Energy Campaigner Greenpeace Japan.
Di tengah banjir kritik, Toyota pun melakukan perubahan dengan meningkatkan target penjualan kendaraan elektrifikasi menjadi 3.5 juta unit dari sebelumnya hanya 2 juta. Bahkan mereka juga telah menginvestasikan 730 miliar yen atau setara Rp75.3 triliun di Jepang dan Amerika Serikat untuk membuat baterai mobil istrik.
“Kami sadar bahwa mereka telah melakukan beberapa perubahan. Tetapi jika dibandingkan dengan produsen mobil global lain, mereka tetap jauh tertinggal di belakang,” tegas Read.
Sementara Nissan dan Honda saat ini berada di peringkat 8 serta 9, keduanya turun dari peringkatnya tahun lalu. Penurunan peringkat keduanya didasarkan oleh alasan berbeda.
Menurut Greenpeace, Honda tidak memiliki strategi untuk mencapai targetnya sendiri, termasuk membuat kendaraan tanpa emisi. Sementara itu penjualan model tanpa emisi di Nissan belum mengalami peningkatan signifikan.
Sementara untuk posisi teratas diduduki oleh General Motors. Produsen mobil asal Amerika Serikat ini berhasil mempertahankan posisinya yang telah mereka dapatkan sejak tahun lalu.
Artikel Terpopuler
Artikel Terkait
22 Mei 2025, 23:27 WIB
22 Mei 2025, 21:00 WIB
22 Mei 2025, 19:00 WIB
22 Mei 2025, 17:39 WIB
21 Mei 2025, 17:00 WIB
Terkini
23 Mei 2025, 16:05 WIB
Shell baru saja mengeluarkan kabar mengejutkan, mereka menyatakan telah menjual seluruh SPBU di Indonesia
23 Mei 2025, 14:41 WIB
Nissan memberi klarifikasi mengenai kabar penutupan pabrik mereka yang beberapa waktu ini beredar luas
23 Mei 2025, 13:00 WIB
Ganjil genap Puncak digelar selama tiga hari sehingga masyarakat diharapkan mencari rute alternatif lain
23 Mei 2025, 11:39 WIB
Produsen oli Mobil Lubricants mengajak para konsumen ikut kampanye Workout Challenge, siapkan banyak hadiah
23 Mei 2025, 10:00 WIB
Presiden telah menyetujui Huayou untuk menggantikan LG dalam membangun fasilitas produksi baterai EV
23 Mei 2025, 09:00 WIB
Penjualan BYD April 2025 berhasil kuasai pasar mobil listrik Eropa dan menyingkirkan Tesla dari pucuk kepemimpinan
23 Mei 2025, 08:00 WIB
Alva kembali mendorong pemerintah untuk segera mengumumkan pemberian insentif motor listrik buat 2025
23 Mei 2025, 07:00 WIB
Model mobil listrik kedua dari Denza, Z9 GT diyakini masuk Indonesia dalam waktu dekat pada tahun ini