Chery Ungkap Rahasia di Balik Harga Murah Mobil Cina
19 Juni 2025, 08:00 WIB
Menurut Chery, PHEV dinilai jadi salah satu alternatif elektrifikasi yang bisa dipertimbangkan di RI
Oleh Serafina Ophelia
KatadataOTO – PHEV (Plug-in Hybrid Electric Vehicle) jadi salah satu jenis kendaraan ramah lingkungan yang cukup populer di China. Bersama dengan EREV (Extended Range Electric Vehicle), ternyata keduanya lebih disukai konsumen ketimbang BEV (Battery Electric Vehicle).
Chery sebagai salah satu manufaktur NEV (New Energy Vehicle) mengungkapkan bahwa ada beberapa keunggulan ditawarkan oleh PHEV sehingga menarik minat konsumen.
Misalnya, PHEV bisa diisi bensin layaknya mobil konvensional tetapi dapat di-charge seperti mobil listrik murni. Pengguna dapat memilih sesuai kebutuhannya saat itu.
“Kalau di pasar China orang pikirnya mau satu mobil yang bisa Charging, jadi saat perjalanan dalam kota tidak usah pakai bensin. Tetapi ketika travelling luar kota tidak perlu khawatir range-nya,” kata Zeng Shuo, Assistant President Director PT CSI saat ditemui di ICE BSD, Tangerang beberapa waktu lalu.
Di pasar Tiongkok, Chery juga banyak menawarkan produk hybrid termasuk dari seri Tiggo. Contohnya adalah Tiggo 8 dan Tiggo 9 PHEV, keduanya punya peluang besar masuk pasar Indonesia.
Namun dia menegaskan pihaknya tetap percaya dengan pentingnya adopsi BEV di pasar otomotif. Karena tetap memiliki keunggulan yang tidak dapat ditemukan pada jenis kendaraan lain.
Seperti penyematan teknologi terkini yaitu Autonomous Driving dan AI guna menunjang fitur-fitur dan mode berkendara serta personalisasi kendaraan.
“(Penyematan Autonomous Driving) lebih mudah di BEV karena tidak ada Lagging, mudah responnya dan gampang untuk AI. BEV lebih instan,” kata dia.
Seri Tiggo sendiri tersedia dalam opsi hybrid biasa, tetapi PT CSI nampaknya lebih berminat membawa varian PHEV karena merupakan perpaduan mobil bensin dan mobil listrik murni.
Sehingga dinilai jadi satu alternatif yang cocok untuk transisi dari kendaraan konvensional, meskipun bakal ada sejumlah kendala karena banderolnya memang terbilang tinggi.
“Influence paling besar di industri otomotif tetap terletak di kebijakan pemerintah, ini paling penting,” ujar Zeng.
Di masa mendatang pihaknya berharap ada kemudahan buat pabrikan memperkenalkan model elektrifikasi PHEV, khususnya berupa insentif atau relaksasi pajak.
“Kalau pemerintah bisa ada kebijakan yang cocok untuk EREV dan PHEV saya rasa pasti akan membantu industri New Energy,” tegas dia.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
19 Juni 2025, 08:00 WIB
19 Juni 2025, 07:00 WIB
18 Juni 2025, 11:00 WIB
17 Juni 2025, 22:00 WIB
17 Juni 2025, 16:12 WIB
Terkini
19 Juni 2025, 18:08 WIB
Mobil bekas dengan kondisi benar-benar baru banjiri diler dengan diskon besar-besaran, ini pemicunya
19 Juni 2025, 16:31 WIB
Ajang pameran GIIAS mengincar tempat baru untuk bisa memenuhi peserta yang terus bertambah setiap tahun
19 Juni 2025, 14:00 WIB
Penjualan Nissan di Indonesia senada dengan negara asalnya yang terus turun di tengah berbagai tantangan
19 Juni 2025, 13:00 WIB
Cabang ke-23 Mobeng resmi dibuka di Duren Sawit, Jakarta Timur, layani servis berkala kendaraan roda empat
19 Juni 2025, 12:00 WIB
BMW pastikan pihaknya terbuka terhadap semua teknologi elekrtifikasi sehingga pelanggan bisa memilih lebih mudah
19 Juni 2025, 11:00 WIB
Harga motor matic 150 cc pada Juni 2025 terpantau stabil, lalu ada tambahan kehadiran Vespa Sprint Tech 155
19 Juni 2025, 10:00 WIB
Penjualan Honda Mei 2025 naik berkat tumbuhnya permintaan Brio yang mencatatkan angka sebesar 2.574 unit
19 Juni 2025, 09:00 WIB
Pameran otomotif GIIAS dipastikan bakal menghadirkan sejumlah merek dan model baru sebagai daya tarik