Chery Tiggo 9 PHEV Disinyalir Masuk Indonesia Tahun Depan
04 Desember 2024, 09:00 WIB
Menurut Chery, PHEV dinilai jadi salah satu alternatif elektrifikasi yang bisa dipertimbangkan di RI
Oleh Serafina Ophelia
KatadataOTO – PHEV (Plug-in Hybrid Electric Vehicle) jadi salah satu jenis kendaraan ramah lingkungan yang cukup populer di China. Bersama dengan EREV (Extended Range Electric Vehicle), ternyata keduanya lebih disukai konsumen ketimbang BEV (Battery Electric Vehicle).
Chery sebagai salah satu manufaktur NEV (New Energy Vehicle) mengungkapkan bahwa di ada beberapa keunggulan ditawarkan oleh PHEV sehingga menarik minat konsumen.
Misalnya, PHEV bisa diisi bensin layaknya mobil konvensional tetapi dapat di-charge seperti mobil listrik murni. Pengguna dapat memilih sesuai kebutuhannya saat itu.
“Kalau di pasar China orang pikirnya mau satu mobil yang bisa Charging, jadi saat perjalanan dalam kota tidak usah pakai bensin. Tetapi ketika travelling luar kota tidak perlu khawatir range-nya,” kata Zeng Shuo, Assistant President Director PT CSI saat ditemui di ICE BSD, Tangerang beberapa waktu lalu.
Di pasar Tiongkok, Chery juga banyak menawarkan produk hybrid termasuk dari seri Tiggo. Contohnya adalah Tiggo 8 dan Tiggo 9 PHEV, keduanya punya peluang besar masuk pasar Indonesia.
Namun dia menegaskan pihaknya tetap percaya dengan pentingnya adopsi BEV di pasar otomotif. Karena tetap memiliki keunggulan yang tidak dapat ditemukan pada jenis kendaraan lain.
Seperti penyematan teknologi terkini yaitu Autonomous Driving dan AI guna menunjang fitur-fitur dan mode berkendara serta personalisasi kendaraan.
“(Penyematan Autonomous Driving) lebih mudah di BEV karena tidak ada Lagging, mudah responnya dan gampang untuk AI. BEV lebih instan,” kata dia.
Seri Tiggo sendiri tersedia dalam opsi hybrid biasa, tetapi PT CSI nampaknya lebih berminat membawa varian PHEV karena merupakan perpaduan mobil bensin dan mobil listrik murni.
Sehingga dinilai jadi satu alternatif yang cocok untuk transisi dari kendaraan konvensional, meskipun bakal ada sejumlah kendala karena banderolnya memang terbilang tinggi.
“Influence paling besar di industri otomotif tetap terletak di kebijakan pemerintah, ini paling penting,” ujar Zeng.
Di masa mendatang pihaknya berharap ada kemudahan buat pabrikan memperkenalkan model elektrifikasi PHEV, khususnya berupa insentif atau relaksasi pajak.
“Kalau pemerintah bisa ada kebijakan yang cocok untuk EREV dan PHEV saya rasa pasti akan membantu industri New Energy,” tegas dia.
Artikel Terpopuler
Artikel Terkait
04 Desember 2024, 09:00 WIB
03 Desember 2024, 14:00 WIB
03 Desember 2024, 13:00 WIB
02 Desember 2024, 12:00 WIB
30 November 2024, 19:00 WIB
Terkini
04 Desember 2024, 15:03 WIB
HMID mengaku bahwa Hyundai Ioniq 9 masuk ke dalam radar untuk diboyong buat konsumen-konsumen di Indonesia
04 Desember 2024, 14:00 WIB
Ada beberapa kandidat model mobil listrik murah BYD yang bakal masuk RI, salah satunya merupakan sedan
04 Desember 2024, 13:00 WIB
Tahun depan ada wacana kenaikan opsen dan PPN, Mazda menilai penjualan mobil masih akan merangkak di 2025
04 Desember 2024, 12:00 WIB
Menurut data Korlantas Polri, penerapan ETLE bisa mengurangi angka kecelakaan sampai 26,8 persen selama 2024
04 Desember 2024, 10:00 WIB
Honda menilai isu penerapan opsen pajak dan PPN 12 persen mendorong masyarakat beli mobil baru di GJAW 2024
04 Desember 2024, 09:00 WIB
Chery Tiggo 9 PHEV bakal menjadi salah satu mobil hybrid pertama PT CSI di RI, masuk meskipun tanpa insentif
04 Desember 2024, 08:00 WIB
AISI sangat berharap pemerintah mau menerapkan opsen pajak atau PPN 12 persen secara bertahan tahun depan
04 Desember 2024, 07:00 WIB
BYD kembangkan baterai buat motor listrik dengan menggandeng perusahaan kendaraan roda dua yaitu TAILG