Dihantam Robot, Pekerja Tesla Layangkan Gugatan Nyaris Rp 1 Triliun
26 September 2025, 17:00 WIB
BYD sebut regulasi pendukung EV yang konsisten dalam jangka waktu panjang bakal lebih menarik investor
Oleh Serafina Ophelia
KatadataOTO – Era elektrifikasi membuat Indonesia jadi pasar potensial untuk banyak manufaktur asing khususnya dari Tiongkok.
Namun menurut BYD (Build Your Dreams) masih ada beberapa hal bisa jadi pertimbangan investor agar menanamkan modal di Indonesia.
“Kita didukung cukup baik oleh BKPM (Badan Koordinasi Penanaman Modal). Namun kita melihat jika dibandingkan negara lain terkesan lebih favorable (karena) konsistensi dari aturan,” kata Luther T. Panjaitan, Head of Public & Government Relations PT BYD Motor Indonesia di sela Energy Insight Forum di Jakarta, Senin (02/06).
Luther mengungkapkan, saat ini kebijakan dari pemerintah sudah cukup menguntungkan dan adil ke manufaktur.
Misalnya, mobil yang masih berstatus impor sudah bisa ikut dalam program subsidi asal memiliki komitmen investasi dan melakukan produksi, sesuai jumlah penjualan di dalam negeri.
Namun pemberlakuannya perlu konsisten dan dalam jangka waktu panjang, memberikan kepastian bagi investor dan terbukti membuat konsumen semakin tertarik.
“Saya ambil contoh Thailand dan Vietnam. Di mana kalau kita lihat, perkembangan Thailand lebih signifikan, 32 persen (market share) xEV, artinya EV (Electric Vehicle) dan hybrid,” kata Luther.
Persyaratan investasi yang fleksibel dinilai jadi daya tarik bagi investor untuk masuk ke negara tertentu.
Terlepas dari itu, Luther menegaskan perkembangan kebijakan pendukung EV di dalam negeri terus berkembang dan mendukung manufaktur dalam menghadirkan kendaraan ramah lingkungan.
“Di 2021 ada program import duty, TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri), sampai 2025 ada pemotongan VAT dan pajak barang mewah. BYD melihat ini adalah inisiasi baik dari pemerintah, karena merupakan fair starting point,” tegas Luther.
Sekadar informasi, saat ini BYD memanfaatkan program insentif impor yang dicanangkan pemerintah.
Lini mobil listrik dari BYD dijual dengan harga kompetitif mulai Rp 300 jutaan sampai Rp 700 jutaan meskipun masih diimpor utuh.
Fasilitas perakitan mereka masih dalam tahap pembangunan di Subang, Jawa Barat dengan kapasitas produksi 150.000 unit per tahun. Total investasinya disebut menyentuh Rp 11,7 triliun.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
26 September 2025, 17:00 WIB
25 September 2025, 20:00 WIB
24 September 2025, 17:00 WIB
24 September 2025, 13:00 WIB
23 September 2025, 16:10 WIB
Terkini
30 September 2025, 11:00 WIB
Dua pembalap Gresini, yakni Alex Marquez dan Fermin Aldeguer mampu tampil gemilang di MotoGP Jepang 2025
30 September 2025, 10:00 WIB
Franco Morbidelli serta Fabio Di Giannantonio menyambangi Jakarta lebih dulu sebelum melakoni MotoGP Mandalika
30 September 2025, 09:00 WIB
Bagian dari program apresiasi konsumen, Federal Oil ajak sejumlah konsumen menonton MotoGP Jepang 2025
30 September 2025, 08:00 WIB
Sedikitnya ada enam gerbang tol Dalam Kota yang ditutup sementara untuk mendapat perbaikan setelah dirusak massa
30 September 2025, 07:00 WIB
BlackAuto Battle 2025 Surabaya berhasil menarik perhatian para penggelar modifikasi dari bebagai daerah
30 September 2025, 06:00 WIB
Lima tempat ini menyediakan fasilitas SIM keliling Jakarta, simak informasi lengkap jadwal dan lokasinya
30 September 2025, 06:00 WIB
Pada akhir bulan, kepolisian di Kota kembang mengoperasikan SIM keliling Bandung di dua lokasi berbeda
30 September 2025, 06:00 WIB
Ganjil genap Jakarta 30 September 2025 bakal diwarnai dengan aksi demo di depan gedung DPR RI sejak pagi