Penjualan Mobil Baru Diprediksi Bisa Membaik di Awal 2026
13 Agustus 2025, 08:00 WIB
BYD sebut regulasi pendukung EV yang konsisten dalam jangka waktu panjang bakal lebih menarik investor
Oleh Serafina Ophelia
KatadataOTO – Era elektrifikasi membuat Indonesia jadi pasar potensial untuk banyak manufaktur asing khususnya dari Tiongkok.
Namun menurut BYD (Build Your Dreams) masih ada beberapa hal bisa jadi pertimbangan investor agar menanamkan modal di Indonesia.
“Kita didukung cukup baik oleh BKPM (Badan Koordinasi Penanaman Modal). Namun kita melihat jika dibandingkan negara lain terkesan lebih favorable (karena) konsistensi dari aturan,” kata Luther T. Panjaitan, Head of Public & Government Relations PT BYD Motor Indonesia di sela Energy Insight Forum di Jakarta, Senin (02/06).
Luther mengungkapkan, saat ini kebijakan dari pemerintah sudah cukup menguntungkan dan adil ke manufaktur.
Misalnya, mobil yang masih berstatus impor sudah bisa ikut dalam program subsidi asal memiliki komitmen investasi dan melakukan produksi, sesuai jumlah penjualan di dalam negeri.
Namun pemberlakuannya perlu konsisten dan dalam jangka waktu panjang, memberikan kepastian bagi investor dan terbukti membuat konsumen semakin tertarik.
“Saya ambil contoh Thailand dan Vietnam. Di mana kalau kita lihat, perkembangan Thailand lebih signifikan, 32 persen (market share) xEV, artinya EV (Electric Vehicle) dan hybrid,” kata Luther.
Persyaratan investasi yang fleksibel dinilai jadi daya tarik bagi investor untuk masuk ke negara tertentu.
Terlepas dari itu, Luther menegaskan perkembangan kebijakan pendukung EV di dalam negeri terus berkembang dan mendukung manufaktur dalam menghadirkan kendaraan ramah lingkungan.
“Di 2021 ada program import duty, TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri), sampai 2025 ada pemotongan VAT dan pajak barang mewah. BYD melihat ini adalah inisiasi baik dari pemerintah, karena merupakan fair starting point,” tegas Luther.
Sekadar informasi, saat ini BYD memanfaatkan program insentif impor yang dicanangkan pemerintah.
Lini mobil listrik dari BYD dijual dengan harga kompetitif mulai Rp 300 jutaan sampai Rp 700 jutaan meskipun masih diimpor utuh.
Fasilitas perakitan mereka masih dalam tahap pembangunan di Subang, Jawa Barat dengan kapasitas produksi 150.000 unit per tahun. Total investasinya disebut menyentuh Rp 11,7 triliun.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
13 Agustus 2025, 08:00 WIB
12 Agustus 2025, 22:00 WIB
12 Agustus 2025, 16:00 WIB
11 Agustus 2025, 22:30 WIB
11 Agustus 2025, 21:00 WIB
Terkini
13 Agustus 2025, 08:00 WIB
Kondisi penjualan mobil baru di Indonesia yang sedang melemah dipercaya dapat segera pulih atau membaik
13 Agustus 2025, 07:00 WIB
Kepolisian lakukan rekayasa lalu lintas di sekitar Istana untuk mendukung gladi upacara kemerdekaan Indonesia
13 Agustus 2025, 06:00 WIB
Pembatasan ganjil genap Jakarta kembali diterapkan untuk atasi kemacetan lalu lintas yang kerap terjadi
13 Agustus 2025, 06:00 WIB
Ubertos menjadi salah satu lokasi SIM keliling Bandung yang beroperasi hari ini dan melayani para pengendara
13 Agustus 2025, 06:00 WIB
Perpanjangan SIM A dan C bisa dilakukan dengan mudah di fasilitas SIM keliling Jakarta, simak informasinya
12 Agustus 2025, 22:00 WIB
Mobil listrik Cina mulai diterima konsumen Indonesia, pengamat sorot sejumlah strategi yang diterapkan
12 Agustus 2025, 21:00 WIB
Daihatsu Sigra masih memimpin lima mobil LCGC terlaris di Juli 2025 berkat wholesales sebanyak 2.951 unit
12 Agustus 2025, 20:00 WIB
Toyota recall Alphard, NAV1, Camry, Corolla, Vios dan Yaris lansiran 2001 hingga 2016 karena masalah airbag